Advertorial

Cerita Yuita Kembangkan Bisnis Tenun Ulos hingga Ikut Berdayakan Masyarakat Sekitar

Kompas.com - 31/07/2022, 09:44 WIB

KOMPAS.com – Perjalanan bisnis akan selalu berhadapan dengan berbagai tantangan. Oleh karena itu, keyakinan kuat dan semangat belajar tinggi diperlukan untuk menghadapi segala tantangan dalam menjalankan bisnis.

Kedua prinsip tersebut diterapkan oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Kampung Sialanguan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut), Yuita. Ia memiliki usaha 3G Tenun yang memproduksi kain khas Sumut, yakni ulos.

Inspirasi bisnis tersebut berawal dari tetangganya. Saat itu, Yuita melihat tetangganya menenun kain ulos. Ia pun tertarik untuk belajar menenun dan menjadikannya bisnis rumahan.

“Saya melihat tetangga sedang bertenun, lalu kepikiran bagaimana caranya membuat ulos. Saya meminta diajarkan, tapi dia tidak berkenan untuk mengajarkan,” tutur Yuita dalam tayangan Petualangan BRIlian episode 8 di kanal Youtube Kompas TV.

Meski begitu, Yuita tidak menyerah. Ia dan suami kemudian belajar dengan mengikuti sejumlah pelatihan.

Di awal mencoba, keduanya mengalami sejumlah kegagalan, mulai dari benang terputus hingga hasil yang belum maksimal. Setelah terus belajar, mereka pun berhasil membuat 3 tenun ulos dan dijual ke Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumut.

Kini, 3G Tenun milik Yuita telah berjalan lebih kurang 6 tahun. Keuntungan hasil usaha tersebut tidak hanya bermanfaat bagi keluarga Yuita. Sebanyak 30 ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya juga turut mendapatkan manfaat karena ikut bekerja di 3G Tenun.

“Ibu-ibu di sini berladang, tapi penghasilannya kurang mencukupi. Jadi, saya ajak mereka dengan semangat. Bagi yang mau belajar sama saya, satu minggu bisa saya bayar Rp 500.000,” ujarnya.

Setelah bisa, Yuita memberi upah Rp 100.000 per kain yang dibuat pegawainya. Setiap pegawai bisa membuat satu sampai dengan dua kain per hari.

Untuk diketahui, pembuatan kain ulos memiliki jangka waktu beragam. Satu kain bisa saja selesai dibuat dalam satu hari. Bila motif ulos sulit, pembuatannya membutuhkan waktu dua hari.

Kunci mengembangkan UMKM

Yuita menjelaskan, salah satu kunci mengembangkan bisnis ulos adalah menjaga kepuasan konsumen. Hal ini bisa dilakukan dengan menjaga kualitas kain dan tepat waktu pengerjaannya.

“Misalnya, mereka pesan dengan jangka waktu satu bulan untuk 20 kain. Kami harus bisa siapkan. Kalau bisa, seminggu sebelum tanggal jadi sudah harus siap,” tuturnya.

Kunci kedua, ia dan suaminya giat melakukan promosi dan pemasaran melalui media sosial. Untuk melakukan kegiatan ini, ia dibimbing oleh Ambarita mantri Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Ambarita menjelaskan, dirinya sudah hampir satu tahun membimbing bisnis Yuita. Ia sendiri merasa salut dengan kerja keras Yuita. Pasalnya, bisnis ulos milik Yuita bisa memberdayakan masyarakat sekitar.

“(Yuita) sampai punya jargon lho, kerja rumahan tapi penghasilan besar,” ujar Ambarita.

Bimbingan yang diberikan BRI meliputi teknik promosi melalui media sosial, seperti Facebook dan Instagram. BRI juga selalu mengikutsertakan UMKM 3G Tenun dalam setiap event yang ada.

“Yuita selalu antusias untuk ikut (kegiatan). Makanya, setiap ada event dari mana saja, kami mengundang (beliau) untuk dibina,” ucapnya.

Ambarita menambahkan, Yuita tidak sekadar berwirausaha, tetapi juga mengedepankan profesionalitas. Hal ini menjadi kelebihan pemilik 3G Tenun itu.

“Kalau produknya belum bagus, ia sanggup membongkar produk sampai kualitasnya baik,” tutur Ambarita.

Penasaran dengan kisah lengkap geliat UMKM tenun ulos asal Sumut dan upaya BRI dalam membantu mengembangkannya? Simak cerita lengkapnya di Petualangan BRIlian episode 8 yang dapat ditonton melalui kanal Youtube Kompas TV dan Bank BRI.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com