Advertorial

Catatkan Perdagangan Perdana di BEI, PT JAR Tbk Resmi Go Public

Kompas.com - 04/08/2022, 18:26 WIB

KOMPAS.com - PT Jhonlin Argo Raya (Persero) atau PT JAR melaksanakan Pencatatan dan Perdagangan Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten JARR, Kamis (4/8/2022). Dengan demikian, PT JAR tercatat sebagai perusahaan Indonesia ke-33 yang go public pada 2022 dan perusahaan ke-799 yang terdaftar di BEI. 

Direktur Utama PT JAR Zafrinal mengatakan, masa penawaran umum perdana saham (offering period) yang dibuka pada Jumat (29/7/2022) hingga Selasa (2/8/2022) meraih dana sebanyak Rp 366,8 miliar. PT JAR melepas lebih dari 1,22 miliar lembar saham. 

Sebanyak 15,29 persen saham dari modal disetor dan ditempatkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp 300 per saham.

“Pencatatan saham ini merupakan realisasi dari komitmen manajemen untuk go public melalui mekanisme perdagangan di BEI. Mulai hari ini, PT JAR Tbk resmi menjadi perusahaan publik,” kata Zafrinal dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.

Zafrinal menjelaskan, setelah dikurangi untuk biaya emisi, sekitar 12 persen dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) akan digunakan untuk pembayaran sebagian pembangunan pabrik kelapa sawit, sementara 79 persen lainnya untuk modal kerja.

“Dalam aksi korporasi ini, emiten menunjuk PT Investindo Nusantara Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek serta tiga penjamin emisi efek, yaitu PT Panca Global Sekuritas, PT Bina Artha Sekuritas, dan PT Lotus Andalan Sekuritas,” imbuh Zafrinal.

Sementara itu, Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas Anshy ML Mawuntu mengatakan, pada penawaran umum dengan sistem penawaran elektronik, terdapat sekitar 27.000 pemesanan saham JARR dengan nilai Rp 2,4 triliun.

“Dari total pemesanan saham yang masuk, setidaknya 7 miliar lembar saham merupakan permintaan dari pooling allotment. Artinya, terjadi oversubscribed sebesar 58 kali dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7 kali dari total saham yang ditawarkan,” kata Anshy.

Merespons hal tersebut, Direktur Keuangan PT JAR Temmy Iskandar menjelaskan bahwa fundamental perseroan telah berjalan dengan baik.

“Perseroan membuka penjualan dalam periode 3 bulan yang berakhir pada 31 Maret 2022 sebesar Rp 1.303 miliar atau naik 12.433 persen ketimbang penjualan tahun lalu,” imbuh Temmy.

Lebih lanjut, Temmy menjelaskan, peningkatan tersebut disebabkan adanya peningkatan volume penjualan produk utama perseroan, yakni fatty acid methyl ester (FAME). Produk baru perseroan lainnya, seperti palm fatty acid distillate (PFAD), refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO), glycerin, dan fatty matter juga meningkat seiring beroperasinya pabrik biodiesel PT JAR pada September 2021.

“Dengan pencapaian positif tersebut, perseroan berencana membagikan dividen setelah IPO. Besaran dividen sebanyak-banyaknya 15 persen dari laba bersih tahun buku 2023 dan dibayarkan pada 2024. Sementara, untuk (dividen) Rp 50-100 miliar dan di atas Rp 100 miliar sebanyak-banyaknya 20 persen,” ujar Temmy.

Temmy menambahkan, perseroan memiliki total aset sebesar Rp 3.321 miliar pada 31 Maret 2021 dengan total liabilitas sebesar Rp 2.487 miliar dan total ekuitas sebesar Rp 834 miliar.

Figure 1atau PT JAR melaksanakan Pencatatan dan Perdagangan Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten JARR. 

Dok. PT JAR Figure 1atau PT JAR melaksanakan Pencatatan dan Perdagangan Perdana Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten JARR.

Sekilas tentang PT JAR

Berdasarkan data Prospektus, PT JAR didirikan dengan tiga komposisi pemegang saham, yaitu PT Eshan Agro Sentosa (84,64 persen), PT Sinar Bintang Mulia (0,08 persen), dan masyarakat (15,29 persen) pada 2014.

Kegiatan utama PT JAR adalah industri perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu. Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 17.020 hektare (ha) dengan izin hak guna usaha (HGU) di Kotabaru dan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

PT JAR juga memiliki pabrik refinery dan biodiesel dengan kapasitas 1.500 ton per day (TPD). Saat ini, PT JAR sedang melakukan tahap penyelesaian pembangunan pabrik minyak goreng dengan kapasitas 250 PTD yang ditargetkan selesai pada akhir 2022.

Selain itu, PT JAR juga sedang memproses persiapan dan pematangan lahan pembangunan pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 60 tempat pengumpulan hasil (TPH).

Produk yang dihasilkan PT JAR adalah bahan campuran biodiesel, FAME, PFAD, RBDPO, glycerin, dan fatty matter. Kelima produk tersebut merupakan bahan baku industri makanan dan oleo kimia serta bahan baku consumer goods yang dikonsumsi masyarakat sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari.

Kegiatan usaha PT JAR menjadi hilirisasi usaha yang terintegrasi dan terpadu. PT JAR memiliki komitmen dalam menjalankan usaha secara optimal dan berkelanjutan.

PT JAR tengah berupaya agar dapat berpartisipasi dalam program biodiesel B30 yang ditetapkan pemerintah sebagai langkah penghematan devisa negara dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com