Advertorial

Canggih, Pusat Digitalisasi dan Inovasi PHR Dukung Peningkatan Produksi Blok Rokan

Kompas.com - 08/08/2022, 20:53 WIB

KOMPAS.com – Kinerja unggul dan keberhasilan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam menaikkan produksi wilayah kerja (WK) Rokan merupakan hasil penerapan berbagai inovasi teknologi digital.

Inovasi PHR dalam menaikkan produksi WK Rokan terwujud dalam pembangunan fasilitas pusat kendali operasional dan big data bernama Digital and Innovation Center (DICE).

Adapun fasilitas yang berlokasi di Kompleks PHR Rumbai, Pekanbaru, tersebut diresmikan secara langsung oleh Kepala Satuan Kerja Khusus (SKK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pada Senin (8/8/2022).

Nicke mengatakan, pembangunan DICE merupakan salah satu langkah strategis Pertamina dalam mewujudkan operasi yang andal melalui inisiatif go digital. Pasalnya, teknologi yang ada dalam bangunan ini dapat memantau kegiatan di lapangan secara real-time.

“Oleh karena itu, DICE sangat penting dalam mendukung pengambilan keputusan (perusahaan) secara cepat dan tepat sehingga (dapat) mendukung pencapaian target produksi,” ujar Nicke dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin.

Pada kesempatan sama, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip mengatakan, industri migas juga harus terus berinovasi melalui penerapan teknologi digital, terutama di era industri 4.0 seperti saat ini.

“Efisiensi dan produktivitas kegiatan operasi dapat dicapai dengan pemanfaatan dan pengolahan big data,” tutur Budiman.

Untuk diketahui, DICE merupakan hasil pengintegrasian dua fasilitas digital PHR, yakni War Room dan Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC). Fasilitas ini dilengkapi dengan 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard

Adapun informasi yang ditampilkan meliputi pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran terintegrasi (integrated drilling schedule), serta penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak. Informasi mengenai pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatan pun dimuat dalam layar.

Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin mengatakan, melalui fasilitas DICE, kendala yang ada di lapangan dapat langsung ditangani oleh tim-tim terkait sehingga diperoleh solusi terbaik. Hal ini merupakan salah satu wujud semangat Go Collaborative Pertamina untuk mencapai operasi hulu migas yang produktif dan efisien.

“Fasilitas tersebut juga mendukung rencana kerja masif dan agresif di WK Rokan, termasuk program pengeboran 400 hingga 500 sumur pada 2022,” ujar Jaffee.

Selain itu, PHR juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk sejumlah operasional. Adapun fungsi tersebut, antara lain pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur otomatis, perencanaan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, dan identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal.

Lalu, teknologi AI juga digunakan untuk membantu menganalisis dan mengukur aliran minyak agar produksi optimal serta pemantauan jarak jauh yang saling terintegrasi untuk memeriksa kondisi tekanan fluida dalam sumur minyak.

Sebagai informasi, tepat pada Selasa (9/8/2022), WK Rokan genap dikelola oleh PHR selama satu tahun. Sejak dikelola oleh unit usaha Pertamina tersebut, tingkat produksi WK migas terbesar kedua di Tanah Air itu mencapai sekitar 161.000 barel minyak per hari (BOPD). Jumlah ini lebih baik ketimbang prediksi awal yang berada di kisaran 142.000 BOPD.

Sejak hari pertama alih kelola, PHR langsung mengeksekusi operasional dengan rencana kerja yang masif dan agresif.

Karena rencana kerja tersebut, jumlah rig pengeboran saat ini meningkat dari 9 rig menjadi 21 rig. Jumlah ini akan terus meningkat hingga 27 rig pada akhir 2022. Sama halnya dengan pengeboran, rig pengerjaan ulang dan perbaikan sumur pun meningkat dari 25 rig menjadi 32 rig.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com