Advertorial

Perkuat Ekonomi Provinsi Bali, LPDB-KUMKM Salurkan Dana Bergulir untuk 5 Koperasi

Kompas.com - 10/08/2022, 21:53 WIB

KOMPAS.com – Sektor ekonomi di Provinsi Bali kembali menggeliat setelah sempat lesu selama pandemi Covid-19. Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan aktivitas pariwisata di Pulau Dewata.

Momentum apik tersebut dioptimalkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) untuk menyalurkan dana bergulir kepada lima koperasi.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, lima koperasi tersebut meliputi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sari Sedana Luwih dengan besaran dana bergulir sebesar Rp 3 miliar dan Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari Rp 3 miliar.

Kemudian, KSP Puskop Jagadhita Kabupaten Badung mendapat dana bergulir sebesar Rp 4,9 miliar, KSP Sari Sedana Bali Rp 4,950 miliar, dan KSP Werdhi Mekar Sari Sedana Rp 4 miliar.

Hal itu dipaparkan Supomo dalam acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) dengan Bidang Pendanaan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertajuk “Cerita Kriya” di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (9/8/2022).

"LPDB-KUMKM merupakan kepanjangan tangan pemerintah. Jadi, jika (ada) titik-titik yang mengangkat perekonomian masyarakat, terlebih yang terkena dampak pandemi, LPDB-KUMKM harus hadir," ujar Supomo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (10/8/2022).

Supomo menjelaskan, selama pandemi Covid-19, LPDB-KUMKM tidak menyalurkan dana bergulir di Bali. Hal itu disebabkan perekonomian di Bali sedang terpuruk, bahkan sempat minus.

Namun, setelah perekonomian Bali kembali terdongkrak, LPDB-KUMKM kembali menyalurkan dana bergulir untuk koperasi.

“Artinya, dalam penyaluran dana bergulir tersebut, tidak membutuhkan waktu yang lama. Kalau koperasinya benar dan sehat di saat kondisi buruk seperti pandemi yang lalu, pasti tidak berani mengajukan dana bergulir," terang Supomo.

Lantas, ketika pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali kembali menggeliat dan tumbuh, imbuh Supomo, pelaku koperasi kembali berani mengajukan pinjaman dana bergulir.

Sebagaimana disampaikan Gubernur Bali I Wayan Koster, lanjut Supomo, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali sempat minus 9 persen. Kini, perekonomian Pulau Dewata sudah kembali tumbuh positif 3 persen.

Ketua Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari I Made Sudiana mengatakan, koperasi yang ia kelola memiliki aset sebesar Rp 45 miliar dengan minimarket sebagai usaha utama. Sementara, unit usaha lainnya adalah jasa penjualan properti dan kendaraan bermotor, serta unit usaha simpan pinjam.Dok. LPDB Ketua Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari I Made Sudiana mengatakan, koperasi yang ia kelola memiliki aset sebesar Rp 45 miliar dengan minimarket sebagai usaha utama. Sementara, unit usaha lainnya adalah jasa penjualan properti dan kendaraan bermotor, serta unit usaha simpan pinjam.

“Kalau tidak didukung, kami khawatir ekonomi masyarakat Bali kembali loyo. Ini sesuai dengan arahan Menteri Koperasi dan UKM," tambahnya.

Supomo melanjutkan, Gubernur Bali pada beberapa waktu mencanangkan program strategis agar ekonomi masyarakat Bali tidak lagi bergantung sepenuhnya dari sektor pariwisata.

Karena itu, lanjut dia, LPDB-KUMKM turut serta dengan menyalurkan dana bergulir untuk koperasi di sektor-sektor lain, seperti pertanian, kreatif, kriya, dan ekonomi digital.

Pengembangan usaha

Pada kesempatan sama, Ketua Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari I Made Sudiana mengatakan, koperasi yang ia kelola memiliki aset sebesar Rp 45 miliar dengan minimarket sebagai usaha utama. Sementara, unit usaha lainnya adalah jasa penjualan properti dan kendaraan bermotor, serta unit usaha simpan pinjam.

Made Sudiana menjelaskan, dana bergulir dari LPDB-KUMKM akan dipergunakan untuk pengembangan usaha dagang milik anggota. Dari 290 anggota, lebih dari 40 persen di antaranya merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan.

“Mereka yang bergerak di sektor pariwisata belum (bisa mendapatkan pinjaman modal) karena kondisi belum stabil," kata Made Sudiana.

Ke depan, lanjut Sudiana, pihaknya akan melakukan edukasi terhadap anggota yang tadinya bergerak di sektor pariwisata untuk beralih ke sektor lain.

"Tujuannya, agar anggota tidak terlalu fokus di sektor pariwisata saja. Banyak sektor usaha lain bisa dikembangkan," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KSP Sari Sedana Bali (Karangasem) I Kadek Oka Astika mengatakan, sebagian besar dari 2.900 orang anggota koperasi bergerak di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan. Tidak sedikit pula anggota koperasi menggeluti sektor perdagangan.

"Dana bergulir akan kami gunakan untuk memperkuat modal usaha anggota," ungkap Oka.

Selain itu, lanjut dia, sektor kerajinan milik anggota juga mendapat pembiayaan dari KSP Sari Sedana Bali. Sektor ini tetap menjadi perhatian utama karena KSP Sari Sedana Bali pada awal rintisan bermula dari koperasi kerajinan.

Kini, setelah berubah menjadi KSP, koperasi tersebut fokus dalam pembiayaan dan penguatan modal usaha milik anggota. Ini berarti, koperasi bertugas menyiapkan modal dan akses pasarnya.

"Koperasi yang membeli produk dari anggota. Ke depan, KSP Sari Sedana Bali akan lebih memperkuat permodalan usaha milik anggota di sektor pertanian agar semakin kuat,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com