Advertorial

Dorong Penggunaan EBT, Pertamina Latih Kelompok Tani Produksi Biogas untuk Rumah Tangga

Kompas.com - 11/08/2022, 16:33 WIB

KOMPAS.com - Pertamina berupaya menghadirkan energi bersih dan ramah lingkungan. Selain proses bisnis, energi baru terbarukan (EBT) juga dihadirkan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) atau corporate social responsibility (CSR). 

Salah satu implementasi CSR Pertamina terkait EBT adalah program Desa Energi Berdikari. Program tersebut memberi pelatihan kepada Kelompok Tani Ternak JSN Cengkir Gading di Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (9/8/2022).

Area Manager Communication, Relations, and CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho menjelaskan, program tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar lokasi operasi Pertamina. Utamanya, masyarakat di sekitar Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sumarmo, Kabupaten Boyolali.

“Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kami ingin menunjukkan kepedulian kepada masyarakat di sekitar lokasi operasi Pertamina. Tujuannya, agar dapat meningkatkan taraf kehidupan dan ekonomi masyarakat. Salah satunya kepada kelompok tani ternak yang kami bina melalui program CSR,” kata Brasto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (11/8/2022). 

Brasto menjelaskan, Pertamina bersama kelompok ternak sapi di Desa Sawahan sebelumnya telah mengembangkan inovasi EBT dengan memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas untuk bahan bakar memasak. Namun, penggunaannya terbatas di lokasi ternak saja.

“Saat ini, kami memberikan pelatihan agar biogas yang dihasilkan dapat dimasukkan ke dalam suatu wadah agar bisa digunakan di rumah masing-masing untuk memasak, yaitu dengan memanfaatkan bekas ban mobil truk yang tidak terpakai,” ujar Brasto. 

Selain memperbaiki kualitas lingkungan, lanjut Brasto, pemanfaatan bahan bakar biogas tersebut juga mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.

“Biogas juga mendorong penghematan biaya kebutuhan rumah tangga yang semula digunakan untuk membeli bahan bakar untuk memasak,” tambah Brasto. 

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani JSN Cengkir Gading Suranto menjelaskan bahwa Desa Energi Berdikari telah membantu Kelompok Tani Ternak JSN Cengkir Gading menghemat biaya operasional peternakan hingga Rp 144.000 tiap bulan dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Penghematan didapat dari penggunaan biogas.

“Ke depan, setidaknya 42 anggota kelompok akan mulai memanfaatkan biogas untuk kebutuhan di rumah tangga masing-masing,” jelas Suranto.

Ia juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pertamina dalam mengembangkan inovasi biogas di peternakannya.

“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada Pertamina atas pelatihan dan bantuannya. Dengan program ini, kami dapat menerima tambahan pendapatan melalui penghematan bahan bakar. (Kini biogas) tidak hanya (digunakan) untuk operasional peternakan, tapi juga untuk rumah tangga kami masing-masing,” tutur Suranto.

Wujud komitmen ESG dan kontribusi terhadap SDGs

Brasto kembali menjelaskan, upaya yang dijalankan dalam program Desa Energi Berdikari merupakan wujud dari penerapan komitmen environment, social, and governance (ESG) yang dijalankan Pertamina.

“Selain itu, program itu juga ikut berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs),” imbuh Brasto.

Lebih lanjut, Brasto menjelaskan bahwa program Desa Energi Berdikari sesuai dengan poin-poin yang tertuang dalam SGDs.

“Utamanya, pada poin 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, poin 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, poin 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, poin 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta poin 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim,” jelas Brasto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com