Advertorial

Cegah Pernikahan di Usia Remaja Jadi Kunci Percepatan Penurunan Stunting

Kompas.com - 13/08/2022, 18:18 WIB

KOMPAS.com – Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta mengatakan bahwa dalam menyambut bonus demografi pada 2030, Indonesia memerlukan generasi unggul untuk meningkatkan produktivitas nasional.

Oleh karena itu, penurunan prevalensi stunting menjadi perhatian serius pemerintah. Pasalnya, generasi unggul di masa depan akan tercipta jika mereka bebas dari stunting.

Hal tersebut disampaikan Wiryanta dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk “Kepoin GenBest: Anak Muda Masa Kini, Wajib Paham Gizi, Anti Nikah Dini” di Karangasem, Bali, Jumat (12/8/2022).

“Pada 2030 Indonesia akan mendapatkan berkah bonus demografi. Pada saat itu, penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang masuk ke dalam angkatan kerja,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/8/2022).

Data sensus penduduk 2020, lanjutnya, menunjukkan bahwa penduduk didominasi oleh generasi Z. Jumlah penduduk dari generasi tersebut mencapai 27,9 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia. Kemudian, disusul dengan generasi milenial sebesar 25,8 persen.

 “Tentu kita harus menyiapkan generasi remaja saat ini. Dengan demikian, pada tahun tersebut, tingkat produktivitas nasional juga turut meningkat,” kata Wiryanta.

Ia menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting Indonesia menjadi 14 persen pada 2024, bahkan lebih.

“Penurunan prevalensi stunting merupakan modal dasar. Modal sosial dalam rangka mencapai cita-cita bersama pada 2045 menuju Indonesia Emas,” ujarnya.

Untuk mencapai hal tersebut, remaja yang akan melahirkan generasi unggul didorong untuk memahami pencegahan stunting. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan gizi dan tidak menikah di usia dini. 

Koordinator Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (ADPIN) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Desak Nyoman Triarsini yang menjadi narasumber dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa remaja harus menyiapkan kehidupannya sebelum memasuki jenjang pernikahan.

Menurutnya, kesiapan remaja untuk menikah, baik secara reproduksi maupun mental, idealnya berada di usia 20 tahun untuk perempuan dan usia 25 tahun untuk laki-laki.

“Dipastikan (calon pengantin) semuanya sehat sehingga siap untuk melahirkan anak-anak yang sehat tanpa stunting,” jelasnya.

Dokter Gia Pratama yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa keputusan besar untuk menikah akan baik hasilnya bila direncanakan dengan tepat.

Dari sisi medis, ia menjelaskan, organ reproduksi perempuan berada pada fase baik untuk berproduksi saat berusia 20 sampai 35 tahun. Sementara itu, organ reproduksi perempuan di usia muda masih belum siap. Risiko infeksi juga akan lebih tinggi.

“Untuk stunting lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebab, terapinya lebih panjang dibanding mencegah untuk tidak terjadi stunting,” ujarnya.

Dalam acara tersebut, Koordinator Komunikasi Kesehatan IKPMK Kemenkominfo Marroli J Indarto mengatakan bahwa Kemenkominfo terus mendukung upaya pencegahan stunting melalui berbagai strategi komunikasi publik guna mencapai target stunting. Salah satunya, fokus pada kalangan remaja.

Lebih lanjut, Marroli mengatakan, melalui kegiatan tersebut ada dua harapan besar terhadap remaja. Pertama, remaja belajar lebih cepat mengenai stunting sehingga memiliki pengetahuan akan hal tersebut untuk bekal di masa depan. Kedua, remaja dapat menjadi agen penyebar informasi pencegahan stunting.

Forum Kepoin Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) yang diadakan tersebut merupakan bagian dari kampanye GenBest. Adapun kampanye tersebut merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, dan reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografis, serta videografis.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com