Advertorial

Lestarikan Tradisi Maritim Suku Mandar, Pemprov Sulbar Gelar Festival Sandeq 2022

Kompas.com - 31/08/2022, 15:34 WIB

KOMPAS.com - Setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) kembali menggelar Festival Sandeq di Pantai Tanjung Silopo, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar, Selasa (30/8/2022).

Untuk diketahui, Festival Sandeq merupakan lomba perahu layar tradisional khas masyarakat suku Mandar, yakni perahu sandeq yang dipadukan dengan atraksi perahu.

Pada festival tersebut, peserta berlayar menggunakan perahu Sandeq dengan rute Sulbar ke Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Rute ini dipilih sebagai bentuk dukungan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Penjabat (Pj) Gubernur Sulbar Akmal Malik mengatakan, Festival Sandeq adalah salah satu mahakarya dunia maritim di Nusantara.

"Kami berharap, Festival Sandeq 2022 dapat menjadi titik kebangkitan pembangunan di Provinsi Sulbar pascapandemi Covid-19," ujar Akmal dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (31/8/2022).

Pria asal Sumatera Barat (Sumbar) yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu menambahkan, peresmian gelaran festival tersebut ditandai dengan ritual mangisi walasuji dan pelepasan 1.000 lampion di Pantai Tanjung Silopo.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pelepasan passandeq–sebutan untuk nelayan kapal sandeq–dengan rute Pantai Banggae, Palipi, Deking, dan Pantai Manakarra. Selanjutnya, kapal layar tersebut transit di Pulau Ambo dan Pulau Salissingan hingga finish di Pantai Manggar pada Jumat (9/9/2022).

Akmal pun mengapresiasi seluruh stakeholder yang turut mendukung Festival Sandeq sehingga dapat terselenggara tanpa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

"Festival Sandeq merupakan wujud kolaborasi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) di Provinsi Sulbar. Saya bangga terhadap Festival Sandeq sebagai (pelestarian) mahakarya maritim Indonesia," terangnya.

-Dok. Humas Pemprov Sulbar -

Melestarikan tradisi maritim

Akmal menjelaskan, perahu sandeq merupakan salah satu mahakarya Indonesia sebagai negara maritim terbesar dunia.

Sandeq adalah jenis perahu layar bercadik yang telah lama digunakan oleh nelayan Mandar untuk melaut. Pada masa lampau, perahu ini juga difungsikan sebagai sarana transportasi antarpulau sehingga patut dilestarikan.

“Saya kagum. Ini mahakarya yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Tanah Air,” kata Akmal.

Pada kesempatan sama, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar menyampaikan terima kasih atas dukungan Pj Gubernur Sulbar terhadap Festival Sandeq.

Ia menilai, dukungan tersebut menjadi pendorong sekaligus pemantik semangat untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi maritim masyarakat suku Mandar.

"Gelaran Festival Sandeq tak hanya untuk Provinsi Sulbar, tapi juga milik bangsa Indonesia. Festival ini juga menjadi pelajaran bagi orang Mandar. Pasalnya, Pak Akmal yang notabene berasal dari Sumbar pun turut mengembangkan budaya Mandar. Terima kasih Pak Akmal,” ujar Andi.

Ibrahim menambahkan, perlombaan perahu sandeq selama tiga tahun terakhir vakum akibat pandemi. Festival Sandeq tahun ini pun menjadi obat rindu bagi masyarakat Sulbar.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tak menganggap Festival Sandeq hanya sebatas ajang perlombaan. Lebih dari itu, festival ini harus dijadikan sebagai ruang untuk menjalin tali silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi maritim.

“Seluruh peserta berlomba dengan penuh rasa cinta terhadap Provinsi Sulbar dengan penuh sportivitas,” katanya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com