Advertorial

Gandeng Dekranas, LPDB Dukung Pelaku Sektor Kriya dan UMKM Disabilitas melalui Dana Bergulir Koperasi

Kompas.com - 09/09/2022, 12:45 WIB

KOMPAS.com - Pemulihan perekonomian Bali pascapandemi Covid-19 gencar dilakukan berbagai pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), serta Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM).

Ketiga lembaga itu berkolaborasi dengan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) dalam sebuah gelaran bertajuk "Cerita Kriya". Dalam kegiatan tersebut, LPDB-KUMKM berperan sebagai penggagas pilar program Cerita Kriya dengan menguatkan ekosistem melalui koperasi.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, Bali merupakan destinasi wisata internasional dan domestik yang memerlukan dukungan dari pemerintah untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

Menurutnya, hal tersebut wajar karena Bali mampu memberikan kontribusi nyata dalam perekonomian nasional dan sumbangan devisa terhadap negara melalui sektor pariwisata.

Dekranas dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali juga terus melakukan penguatan dan peningkatan kualitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kriya sebagai salah satu penunjang roda perekonomian pariwisata di Bali.

“Sebagai dukungan pemulihan ekonomi di Bali, LPDB-KUMKM melakukan penguatan permodalan kepada koperasi-koperasi yang juga mengayomi subsektor kriya di Bali. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari mendukung program pemerintah untuk pemulihan perekonomian Bali dan membangkitkan sektor pariwisata serta ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia,” kata Supomo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Lebih lanjut Supomo menjelaskan, dukungan tersebut diimplementasikan melalui penyaluran dana bergulir kepada koperasi. Terdapat lima koperasi di Bali yang mendapatkan pinjaman dana bergulir dari LPDB-KUMKM.

Adapun kelima koperasi tersebut yaitu, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sari Sedana Luwih yang mendapatkan dana bergulir sebesar Rp 3 miliar, Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari sebesar Rp 3 miliar, KSP Puskop Jagadhita Kabupaten Badung sebesar Rp 4,9 miliar, KSP Sari Sedana Bali sebesar Rp 4,950 miliar, dan KSP Werdhi Mekar Sari Sedana sebesar Rp 4 miliar.

"Dana bergulir yang kami salurkan melalui koperasi di Bali akan bermanfaat secara ekonomi bagi para anggota koperasi yang merupakan pelaku UMKM di Bali dari sektor kuliner, fesyen, kriya, dan jasa pariwisata. Hal ini dilakukan seiring dengan pertumbuhan perekonomian Bali yang sudah mulai pulih," kata Supomo.

Sebagai informasi, LPDB-KUMKM telah mendukung program penguatan bersama Kemenkop UKM yang berkolaborasi dengan Dekranas yang bertema “Cerita Wastra” sejak 2020. Pada 2022, kegiatan “Cerita Kriya” dibentuk sebagai program berkelanjutan untuk terus memperkuat ekosistem pembiayaan untuk UMKM.

Ekonomi kreatif Bali tumbuh pesat

Data menunjukkan nilai tambah yang tercipta dari aktivitas ekraf semakin meningkat selama periode 2010 hingga 2016.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali pada 2017, nilai tambah yang tercipta dari ekraf tercatat sebesar 13,10 persen dari total produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Bali. Ekraf juga tercatat memberikan sumbangan atau kontribusi sebesar 13,94 persen.

Rata-rata PDRB ekraf selama 2010 hingga 2016 tercatat sebesar Rp 18.148,76 miliar dengan rerata kontribusi sebesar 13,10 persen.

Berdasarkan jumlah pelaku usaha, sektor ekraf juga memiliki potensi yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari data BPS yang dihimpun pada 2017. Hasilnya, terdapat sebanyak 196.999 pelaku usaha tersebar di 9 kabupaten atau kota di Provinsi Bali.

Supomo menilai bahwa kerja sama Kemenkop UKM bersama Dekranas dan LPDB-KUMKM untuk terus mendorong peningkatan perekonomian Bali pasca-hantaman pandemi Covid-19 dengan intensif adalah keputusan yang tepat.Dok. LPDB Supomo menilai bahwa kerja sama Kemenkop UKM bersama Dekranas dan LPDB-KUMKM untuk terus mendorong peningkatan perekonomian Bali pasca-hantaman pandemi Covid-19 dengan intensif adalah keputusan yang tepat.

“Ketergantungan perekonomian Bali terhadap sektor pariwisata menjadikan industri ekraf diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang semakin tinggi hingga saat ini. Apalagi, Bali dikenal sebagai wilayah yang memiliki potensi tinggi dalam pengembangan produk kreatif,” ucap Supomo.

Pengakuan tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga secara internasional yang menilai sebagai Bali wilayah yang mampu menghasilkan produk kreatif, bernilai tinggi, memiliki estetika, dan mempertahankan kearifan lokal.

Lebih lanjut, Supomo menjelaskan bahwa berdasarkan data BPS Provinsi Bali yang dihimpun pada 2022, penduduk Bali didominasi masyarakat usia produktif, yakni 15 hingga 64 tahun. Persentasenya mencapai 70,12 persen. Ini berarti, Bali memiliki keuntungan demografi karena penduduk usia produktif lebih besar ketimbang penduduk lanjut usia (lansia) dan balita.

“Dominasi usia produktif dalam komposisi penduduk Bali berpotensi menjadi kekuatan utama dalam pengembangan ekraf," jelas Supomo.

Menurutnya, sangat tepat jika Kemenkop UKM bersama dengan Dekranas dan LPDB-KUMKM terus mendorong peningkatan perekonomian Bali pasca-hantaman pandemi Covid-19 dengan intensif.

Sementara itu, untuk mendorong perekonomian dari pelaku UMKM disabilitas, Supomo mengatakan bahwa pihaknya juga siap memberikan dukungan, termasuk kolaborasi program bagi para pelaku UMKM disabilitas di Bali.

"Sangat penting bagi kami untuk mendukung teman-teman pelaku ekonomi disabilitas untuk tumbuh dan berkembang serta berkontribusi terhadap perekonomian. Kami siap berkolaborasi dan mendukung pembiayaan melalui badan hukum koperasi sesuai dengan persyaratan serta regulasi yang ada," kata Supomo.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com