Advertorial

Efisien, Biaya Operasional Kilang Pertamina Lebih Rendah dari Singapura

Kompas.com - 09/09/2022, 18:14 WIB

KOMPAS.com – Seiring dengan pembangunan dan perbaikan kilang yang dilakukan PT Pertamina (Persero), biaya operasional kilang yang dikelola perseroan kini lebih hemat dan mampu bersaing dengan milik perusahaan energi dunia di kawasan Asia Pasifik.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan bahwa biaya operasional kilang Pertamina kini sekitar 3,67 dollar AS per barrel. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai 7,81 dollar AS per barrel.

Adapun biaya operasional kilang terendah telah dicapai di dua kilang, yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, dengan 2,83 dollar AS per barrel dan RU III Plaju, Sumatera Selatan, dengan 2,92 dollar AS per barrel. 

“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina. Hasilnya, kami mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan minyak dan gas (migas) lainnya di Asia Pasifik,” kata Taufik dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Taufik menjelaskan, penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, terutama dalam pengadaan minyak mentah. 

Saat ini, untuk pengadaan minyak mentah, Pertamina mampu bersaing di pasar global, yaitu senilai 69,246 dollar AS per barrel lebih rendah ketimbang perusahaan lain yang berada di angka 69,46 dollar AS per barrel.

“Bahkan, biaya operasional sebuah perusahaan migas lainnya justru jauh di atas penghematan yang dilakukan Pertamina, yakni 71,80 dollar AS per barrel,” imbuhnya. 

Taufik menambahkan bahwa dengan program refinery development master plan (RDMP) yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksibel dalam mengolah berbagai jenis minyak mentah.

Berkat upaya tersebut, lanjutnya, rata-rata net cash margin (NCM) Pertamina sangat positif, yakni sebesar 4,88 dollar AS per barrel. Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Petronas yang mencapai 1,56 dollar AS per barrel.

“Upaya menekan biaya operasi terus kami lakukan. Salah satunya dengan penurunan biaya pembelian crude karena porsi terbesar dalam produksi bahan bakar minyak (BBM) adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92 persen dari biaya pokok produksi,” ucapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com