Advertorial

Investor China di Indonesia Berkontribusi Mendanai Pembangunan Jembatan Longyue di Kabupaten Morowali Utara

Kompas.com - 12/09/2022, 19:13 WIB

KOMPAS.com – Investor kawasan industri smelter dari China milik PT Virtue Dragon Nikel Industrial Park (VDNIP), Kawasan Industri Virtue Dragon, menuntaskan pembangunan Jembatan Longyue yang menjadi akses untuk melintasi Sungai Laa di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (10/9/2022).

Untuk diketahui, Kawasan Industri Virtue Dragon menggelontorkan dana sebesar 15 juta yuan atau sekitar Rp 32,09 miliar untuk pembangunan fasilitas itu. 

Berkat dukungan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat sekitar, pembangunan Jembatan Longyue rampung dalam waktu empat bulan tanpa memungut biaya dari masyarakat sekitar.

Masyarakat pun terbantu dengan kehadiran jembatan tersebut. Sebelum jembatan tersebut dibangun, masyarakat menghabiskan waktu satu hingga dua jam setiap harinya untuk pergi bekerja dan ke sekolah. Mereka harus memutar dan menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu feri.

Selain memakan waktu, perjalanan tersebut juga berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat, terlebih bila cuaca sedang tidak bersahabat.

Oleh karena itu, Kawasan Industri Virtue Dragon berinisiatif membangun Jembatan Longyue untuk mempermudah sekaligus mempercepat akses mobilitas masyarakat.

Penyelesaian pembangunan jembatan tersebut pun bertepatan dengan hari perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur yang merupakan festival tradisional di China.

Peresmian jembatan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat serta masyarakat sekitar. Salah satu penduduk desa setempat, Salim, mengungkapkan kegembiraannya akan keberadaan jembatan lintas sungai itu. Pasalnya, ia jadi memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

Pasalnya, sejak adanya Jembatan Longyue, perjalanan Salim menuju tempat kerja hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Dengan begitu, ia bisa memiliki lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga.

“Penduduk desa setempat memaknai keberadaan jembatan ini sebagai ‘Jembatan Berkumpul’,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/9/2022).

Proyek pembangunan Kawasan Industri Virtue Dragon

Untuk diketahui, pembangunan Jembatan Longyue merupakan bagian dari proyek kunci The Belt and Road Initiative (BRI) yang dibangun VDNIP bersama Pemerintah China. Proyek ini pun juga melibatkan Pemerintah Indonesia dan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sejak 2014, Kawasan Industri Virtue Dragon telah menyelesaikan tiga proyek yang berlokasi di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulteng.

Upacara peresmian Jembatan Longyue. 

DOK. Xu Jie Upacara peresmian Jembatan Longyue.

Adapun proyek pertama Kawasan Industri Virtue Dragon adalah pembangunan pabrik peleburan feronikel dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 600.000 ton per tahun. Pabrik ini merupakan kolaborasi investasi antara Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd dan China First Heavy Group yang nilai totalnya mencapai sekitar 6 miliar yuan atau sekitar Rp 12,83 triliun.

Proyek kedua adalah pabrik terintegrasi peleburan feronikel dan baja tahan karat dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton per tahun.

Pabrik tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Xiamen Xiangyu Group. Nilai investasinya sebesar 18 miliar yuan atau sekitar Rp 38,5 triliun. Kedua proyek tersebut telah beroperasi secara komersial pada 2017 dan 2020.

Proyek ketiga adalah pabrik peleburan feronikel dengan rencana kapasitas produksi tahunan sebesar 1,8 juta ton. Pabrik ini sepenuhnya diinvestasikan oleh Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd dengan nilai investasi sebesar 11 miliar yuan atau sekitar Rp 23,53 triliun.

Saat ini, sebanyak 55 lini produksi feronikel telah beroperasi pada proyek tahap pertama, kedua, dan ketiga.

Pada Desember 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi sekaligus meresmikan salah satu pabrik di Kawasan Industri Virtue Dragon. Jokowi mengapresiasi kontribusi yang diberikan perusahaan penanaman modal asing asal Tiongkok tersebut.

Pasalnya, Kawasan Industri Virtue Dragon telah menciptakan lebih dari 30.000 lapangan kerja sekaligus memberikan lebih banyak peluang usaha bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Keberadaan kawasan industri tersebut berperan penting dalam mendukung program hilirisasi industri pemerintah dan mengembangkan perekonomian negara, baik secara mikro maupun makro.

Selama beberapa tahun terakhir, Kawasan Industri Virtue Dragon juga secara aktif melaksanakan program tanggung jawab sosialnya (CSR). Beberapa program CSR tersebut di antaranya adalah pembangunan lebih dari 15 kilometer (km) jalan semen dan 20 jembatan di beberapa desa dan kota di sekitar kawasan industri.

Salah satu area kawasan industri Virtue Dragon 

DOK. Xu Jie Salah satu area kawasan industri Virtue Dragon

Selain itu, melalui Yayasan Zhu Mingdong dan Zhou Yuan, Kawasan Industri Virtue Dragon berkontribusi memberikan sumbangan untuk korban bencana banjir di Kendari tahun 2018, bencana gempa 7,4 skala Richter di Palu pada 2018, serta bantuan pandemi Covid-19. Adapun total sumbangan yang diberikan yayasan ini mencapai lebih dari 30 juta yuan atau sekitar Rp 64,18 miliar.

Kawasan Industri Virtue Dragon juga bekerja sama dengan universitas negeri setempat dalam mendirikan Politeknik Tridaya Virtu Morosi.

Keberadaan universitas tersebut diharapkan dapat berkontribusi mendidik dan mencetak putra-putri daerah supaya menjadi tenaga profesional yang terampil.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com