Advertorial

Perkuat Inklusi Keuangan, Holding UMi Hadirkan Layanan Keuangan Lebih Dekat dan Lengkap

Kompas.com - 20/09/2022, 08:53 WIB

KOMPAS.com - Kehadiran Gerai Senyum di tengah masyarakat sebagai co-location holding Ultra Mikro (UMi) semakin memperkuat literasi dan inklusi layanan jasa keuangan formal.

Pasalnya, holding yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) itu memberikan akses layanan yang mudah, cepat, dan lengkap untuk masyarakat.

Penaksir Pegadaian di Gerai Senyum Unit Pembantu Cabang (UPC) BRI Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Irda Chairani (38), menceritakan efektivitas holding UMi dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan di daerah tempatnya bertugas.

Ibu tiga anak tersebut telah 12 tahun menjadi pegawai Pegadaian yang kini menjadi salah satu anak usaha dari BRI Group.

Awalnya, Irda bertugas sebagai pengelola unit di Pegadaian UPC Selayang, Cabang Pancur Batu, Medan. Satu bulan sejak holding UMi resmi beroperasi pada September 2021, Gerai Senyum hadir di daerah tersebut.

Irda menilai, sinergi ketiga entitas dalam Gerai Senyum semakin memudahkannya dalam mengedukasi layanan jasa keuangan secara lengkap sesuai kebutuhan nasabah.

“Masyarakat bisa datang ke satu kantor, tapi bisa menikmati lebih banyak produk. Jadi, kalau butuh layanan lain, (mereka) bisa selesai di satu tempat dalam waktu lebih cepat. Akses juga menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan nasabah terkait,” ujar Irda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/9/2022).

Irda menuturkan, bertugas sebagai kasir dan marketer di Gerai Senyum merupakan tantangan tersendiri baginya. Ia pun dituntut adaptif dengan tiga budaya kerja perusahaan yang berbeda. Meski begitu, hal tersebut tak lantas menjadi penghalang baginya untuk memberi layanan prima bagi nasabah.

“Sesama pegawai ketiga entitas dalam holding tersebut dapat saling membantu dan menjalin komunikasi secara efektif dengan tujuan sama, yaitu memasyarakatkan layanan holding UMi untuk memberdayakan segmen UMi di Tanah Air,” kata Irda.

-Dok. BRI -

Kontribusi bagi negeri

Di sisi lain, Irda juga memiliki harapan agar manfaat holding UMi kian dirasakan masyarakat. Ia ingin dampak baik dapat dirasakan masyarakat luas dalam penguatan ketahanan ekonomi nasional dari tataran grassroot economy.

Menurutnya, pihak holding UMi dapat menambah tenaga pemasar dengan visi cross-selling sehingga dapat menjangkau dan mengedukasi masyarakat terkait produk yang lengkap sesuai kebutuhan.

“Nasabah BRI dapat kami rangkul jadi nasabah Pegadaian dan sebaliknya. Seiring dengan pertambahan tenaga marketing, transaksi menjadi lebih banyak. Penggabungan ketiga entitas dalam holding tersebut pun makin dikenal masyarakat luas,” tambah Irda.

Ia berharap, jaringan internet di daerah juga semakin diperkuat sehingga digitalisasi layanan jasa keuangan semakin mumpuni dan efektif.

-Dok. BRI -

Akses layanan keuangan kian luas

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa holding UMi BRI terus membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Terlebih, saat ini, terdapat 45 juta nasabah UMi yang potensial untuk diberdayakan.

Dari angka tersebut, 15 juta nasabah di antaranya sudah mendapatkan akses lembaga pembiayaan formal.

“Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang (masih) mengakses pembiayaan informal, termasuk rentenir. Sementara, 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal ataupun informal. Di sinilah segmen UMi dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI Group,” ungkap Supari.

Supari menambahkan, melalui holding UMi, ketiga entitas perusahaan yang tergabung kini memiliki lebih dari 16.900 unit gerai layanan fisik di seluruh Indonesia.

Selain itu, terdapat 1.002 lokasi Gerai Senyum dan lebih dari 70.000 tenaga pemasar sudah dilengkapi platform Senyum Mobile yang siap melayani pelaku usaha UMi

Dalam prosesnya, lanjut Supari, BRI menyinergikan kinerja ketiga entitas dengan tiga tahapan. Pertama, proses empowering people. Hal ini dilakukan PNM dengan menyentuh kelompok usaha kaum perempuan lewat edukasi dan pendampingan.

Kedua, fase integrasi melalui perkembangan usaha. Adapun kebutuhan modal nasabah dapat dilayani oleh BRI dan Pegadaian. Pelaku usaha UMi dalam tahap ini memiliki pilihan dalam memperoleh pinjaman.

Ketiga, fase upgrade. Tahapan ini merupakan salah satu proses agar skala usaha dapat mengalami peningkatan. Sebagai contoh, segmen UMi naik kelas menjadi segmen mikro, mikro ke kecil, atau usaha kecil jadi menengah.


“Dengan begitu, holding UMi dapat terus mendorong pelaku usaha meningkatkan skala bisnisnya agar berkembang lebih besar dan semakin tangguh,” kata Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com