Advertorial

Gandeng Perajin Batik Asal Pekalongan, Lakon Indonesia Siap Bawa Koleksi “Lorong Waktu” Mendunia

Kompas.com - 20/09/2022, 15:29 WIB

KOMPAS.com – Memasuki tahun kelima, retail fesyen Lakon Indonesia konsisten bekerja sama dengan perajin tradisional Tanah Air.

Melalui upaya tersebut, karya yang dihasilkan oleh Lakon Indonesia diharapkan dapat menggerakan roda perekonomian perusahaan. Hal ini membuahkan pandangan dan ilmu baru yang berguna bagi kelangsungan perusahaan di masa depan.

Setelah sukses dengan koleksi “Pakaiankoe”, “Aradhana”, dan “Gantari”, Lakon Indonesia mengumumkan koleksi baru, yakni Lorong Waktu. Seperti ketiga presentasi sebelumnya, Lorong Waktu ditujukan untuk merepresentasikan arti bagi usaha pelestarian budaya, dunia fesyen, dan industri kreatif Indonesia.

Dalam membuat koleksi Lorong Waktu, Lakon Indonesia menggandeng salah satu maestro seniman batik Indonesia asal Kota Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Cahyo. Ia dikenal dengan desain batik motif flora dan fauna yang luwes serta halus dengan teknik pewarnaan yang istimewa.

Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta mengatakan, perkenalan Lakon Indonesia dengan Cahyo telah dimulai jauh sebelum koleksi Pakaiankoe dibuat pada 2020. Saat itu, Thresia melihat jiwa dan rasa yang dituangkan dalam batik buatan Cahyo.

“Cahyo memberikan identitas, kedetailan, dan keunggulan dalam teknik pewarnaan sehingga menciptakan ciri khas serta kematangan yang menggambarkan kekokohan yang hanya dimiliki oleh dirinya,” ujar Thresia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/9/2022).

Untuk diketahui, pada 2022, Lakon Indonesia mulai mengangkat para seniman Indonesia yang selama ini tersimpan di belakang layar. Pertimbangan ini didasari oleh pengalaman Thresia saat bertemu, menikmati karya, dan bekerja sama dengan banyak seniman.

Hal tersebut membuat Thresia memiliki standar penilaian tersendiri terhadap karya, prinsip, dan teknik sehingga sangat berhati-hati dalam memilih seniman yang akan bekerja sama dalam setiap presentasi Lakon Indonesia.

Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta pada JF3 2022 Dok. JF3 Founder Lakon Indonesia Thresia Mareta pada JF3 2022

Lebih lanjut, Thresia memaparkan upaya kerja sama yang dilakukan oleh pihaknya dengan perajin tradisional. Kerja sama dilakukan guna mengingatkan kembali prinsip-prinsip dasar budaya dan tradisi yang sudah diwariskan oleh perajin tradisional daerah secara turun-temurun.

“Sebab, dasar budaya tersebut merupakan kekuatan karya mereka,” jelas Thresia.

Dalam bekerja sama, sambung Thresia, Lakon Indonesia membantu mengarahkan para perajin tradisional untuk mengeksplorasi berbagai macam material, seperti katun, denim, kanvas, pual, tafeta, dan sifon. Alhasil, teknik para perajin semakin terasah dalam menghasilkan kerajinan.

“Kami mengajarkan (para perajin) cara kerja dan cara pembuatan yang lebih efisien sehingga kematangan karya mereka dapat berkembang dengan lebih baik. Hal ini kami lakukan untuk mencapai kelangsungan hidup dan budaya dalam jangka panjang,” tuturnya.

Thresia mengatakan, dalam persiapan pembuatan koleksi, Lakon Indonesia telah merancang dan memikirkan keseluruhan rangkaian secara detail. Ia memastikan bahwa seluruh kontributor belakang layar, para perajin, seniman, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pelaku industri kreatif bisa memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat luas seperti presentasi sebelumnya.

“Tim kami bekerja dengan sepenuh hati dalam mengeksekusi pagelaran Lorong Waktu untuk mencapai hasil yang maksimal dari segala eksplorasi yang telah kami lakukan bersama. Hal ini dilakukan agar koleksi yang dihasilkan tidak hanya menjadi pakaian hasil produk lokal, tetapi juga dapat mengangkat hasil karya tangan Cahyo serta artisan lain agar memiliki nilai dan standar yang dapat diterima di kancah internasional,” ujar Thresia.

Dengan demikian, lanjutnya, Lorong Waktu juga dapat mengangkat nama Indonesia serta Jakarta sebagai jendela seni dan budaya Indonesia.

“Kami berharap, semua kerja dan usaha yang dilakukan dapat menjadi suatu titik balik dalam membuat perubahan yang diperlukan guna membangun budaya dan tradisi yang dapat menguatkan Indonesia untuk terus maju dan berkembang,” tutur Thresia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com