KOMPAS.com - PT Pos Indonesia (Persero) menyalurkan bantuan langsung tunai bahan bakar minyak (BLT BBM) ke berbagai daerah yang masuk dalam kategori tertinggal, terpencil, dan terdepan (3T).
Adapun daerah 3T sarat akan tantangan terkait kondisi geografis dan topografinya yang berupa perairan dan pegunungan.
Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merupakan salah satu daerah 3T yang didatangi petugas juru bayar Pos Indonesia.
Camat Belakang Padang, Kota Batam, Yudi Admadjianto, mengatakan bahwa petugas Pos Indonesia mengunjungi rumah warga kategori keluarga penerima manfaat (KPM) untuk menyerahkan bantuan Rp 500.000. Rinciannya, BLT BBM sebesar Rp 300.000 dan bantuan sosial (bansos) sembako senilai Rp 200.000.
"BLT BBM diserahkan kepada 2.900 KPM yang berada di enam kelurahan. Kini, seluruh KPM sudah menerima BLT BBM yang didistribusikan oleh Pos Indonesia," ujar Yudi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (25/9/2022).
Selain disalurkan secara langsung, lanjut Yudi, petugas juru bayar juga menyalurkan melalui komunitas di tingkat kelurahan.
Ia menilai, penyaluran melalui komunitas dapat memudahkan masyarakat dalam menjemput bantuan tersebut.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Pos Indonesia karena (mampu) menyalurkan BLT BBM hingga ke kelurahan sehingga sangat memudahkan masyarakat. Sebab, jika masyarakat mengambil ke kantor pos di kecamatan, (mereka) harus mengeluarkan biaya tambahan. (Bayangkan, mereka harus) melintasi pulau-pulau membutuhkan biaya pulang-pergi sekitar Rp 100.000, " kata Yudi.
Yudi menambahkan, sebagai daerah 3T, Kecamatan Belakang Padang memiliki beberapa pulau dengan keunikan tersendiri.
Adapun pulau terluar yang masuk dalam wilayah Kecamatan Belakang Padang adalah Pulau Nipah, Pelampong, dan Batu Berhenti. Pulau tersebut tak berpenduduk dan hanya terdapat mercusuar.
“(Namun, kini) Pulau Pelampong terdiri dari tiga kepala keluarga (KK) dengan 11 jiwa. Alhamdulillah, meski cuma tiga KK, perhatian pemerintah tetap sampai," lanjutpnya.
Yudi menjelaskan, koordinasi lintas stakeholder merupakan kunci penting dalam menyukseskan penyaluran BLT. Hal itu mengingat keberadaan beberapa kelurahan di kecamatan tersebut berlokasi di pulau terdepan.
Pengamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang berjaga di perbatasan pun krusial.
“Kenaikan harga BBM memengaruhi kondisi perekonomian warga di Kecamatan Belakang Padang yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Terutama, mereka yang berprofesi sebagai nelayan tangkap yang bergantung pada alam,” katanya.
Alhasil, lanjut Yudi, pengeluaran warga untuk beli BBM bertambah. Di sisi lain, pendapatan harian yang diperoleh warga tak dapat diprediksi karena bergantung dengan hasil alam.
Yudi menilai, BLT BBM yang disalurkan pemerintah dapat meringankan beban masyarakat daerah 3T untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pemerintah, terutama Kementerian Sosial (Kemensos) telah memperhatikan masyarat yang bermukim di pulau perbatasan. Sejatinya, warga inilah yang menjaga perbatasan Indonesia antara Singapura dan Malaysia," jelasnya.
Penyaluran capai 95 persen
Sementara itu, Executive General Manager Pos Batam Elan menjelaskan, penyaluran BLT BBM di Kota Batam telah mencapai 95 persen, yakni untuk 29.059 KPM.
"Daerah kepulauan memiliki karakteristik khusus sehingga penyaluran BLT BBM kepada KPM harus dilakukan dengan cara tepat. Tim kami telah melakukan strategi percepatan penyaluran guna memudahkan KPM menerima bantuan BLT BBM. Hal ini dilakukan dengan cara mendekatkan diri (jemput bola) kepada masyarakat," ujar Elan.
Elan menjelaskan, tim yang dibentuk Pos Indonesia terdiri dari 20 petugas untuk melayani 10-12 pulau di tiga wilayah kecamatan.
Dalam menjalankan tugas tersebut, lanjut Elan, petugas menggunakan moda transportasi air untuk menyalurkan bantuan. Mekanisme penyaluran di wilayah terdepan mempunyai strategi khusus karena kerap terkendala sinyal.
"Kami melakukan mitigasi dengan mode offline tanpa mengurangi keabsahan validasi penerima bantuan," kata Elan.
Elan berharap, kerja sama dan koordinasi yang sudah terjalin baik dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Dinas Sosial (Dinsos), kecamatan, kelurahan, dan aparat keamanan TNI serta Polri terus terjalin.
“Kolaborasi dengan stakeholder tersebut memudahkan kami dalam menyalurkan bantuan kepada penerima," tambahnya.
Dampak bagi KPM
Sejumlah KPM penerima BLT BBM tersebut mengaku bersyukur karena tak luput dari perhatian pemerintah, meski mereka tinggal di kawasan 3T. Salah satunya adalah warga Pulau Kasu, Kota Batam, bernama Rusmiana.
"Alhamdulillah, saya mendapatkan BLM BBM sehingga tidak kesusahan (di tengah kenaikan harga BBM),” jelas Rusmiana.
Rusmiana mengungkapkan, uang BLT BBM senilai Rp 500.000 akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah anak.
Ia pun mengapresiasi upaya Pos Indonesia yang telah terjun langsung menemui warga di pulau terluar guna menyalurkan bantuan tersebut.
Pada penyaluran BLT sebelumnya, lanjut Rusmiani, ia dan warga pulau terluar harus pergi ke kecamatan. Biaya transportasi yang dibutuhkan pulang pergi mencapai Rp 80.000. Ongkos ini belum termasuk uang makan selama berada di kecamatan. Alhasil, uang BLT yang mereka terima berkurang lantaran digunakan untuk nombok biaya tambahan tersebut.
“Kalau sekarang, petugas Pos Indonesia datang langsung ke pulau. Kami tinggal datang dan antre. Alhamdulillah, uangnya diterima utuh sebesar Rp 500.000," sambung Rusmiana.
Ia pun berharap, harga sembako dan kebutuhan pokok lain tak mengalami kenaikan, dan bantuan disalurkan secara merata tepat guna kepada masyarakat.
Tak hanya Rusmiana, warga Pulau Pelampong, Kota Batam, Mazlan, juga mengaku bersyukur atas BLT BBM yang diterima pihaknya.
Mazlan mengatakan, BLT BBM tersebut digunakan untuk membeli sembako dan biaya transportasi saat membeli sembako. Ia pun berharap, Pulau Pelampong bisa mendapat pengecualian dari pemerintah terkait kenaikan harga BBM.
“(Kami berharap), harga BBM jangan Rp 10.000 per liter. Sebelumnya, saat harga BBM Rp 7.000, kami masih bisa bertahan. Sekarang, kami tidak bisa melaut jauh karena terkendala harga BBM," kata Mazlan.
Meski begitu, Mazlan tetap berterima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah melalui penyaluran BLT BBM dan bansos sembako.
"Terima kasih kepada pemerintah telah memberikan bantuan BLT BBM. Mudah-mudahan, bantuan tersebut dapat meringankan beban kami," tuturnya.
KPM dari Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Latipah, juga tak kalah bahagia menerima BLT BBM. Perempuan paruh baya ini sehari-hari mengajar les untuk siswa kelas 1-5 sekolah dasar (SD).
Ia mengatakan bahwa murid yang diajar les olehnya tak banyak, yakni lima orang. Bayaran yang diterimanya hanya Rp 400.000 per bulan.
“Saya hidup seorang diri karena suami sudah meninggal," kata Latipah.
Diakui olehnya, kondisi perekonomian terasa semakin sulit. Utamanya, pada masa pandemi Covid-19. Di sisi lain, kondisi fisik Latipah tidak normal karena ia tak dapat berjalan sejak 2022.
Keharuan Latipah makin bertambah ketika ia menerima bantuan dari pemerintah. Baginya, uang tersebut dapat meringankan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
"Saya sangat bersyukur menerima BLT dari pemerintah. Uang ini akan dipakai untuk membayar listrik dan makan sehari-hari.
Ia pun berharap, pemerintah terus memperhatikan rakyat kecil seperti dirinya, terutama masyarakat yang tinggal di daerah 3T.
"Saya berterima kasih kepada Pak Jokowi, Ibu Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, dan Pos Indonesia. Saya berharap dapat menerima bantuan seperti ini setiap bulan," katanya.