Kabar pos

Meski Hadapi Tantangan Geografi, Penyaluran BLT BBM Regional I Capai 97 Persen

Kompas.com - 28/09/2022, 10:34 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) secara serentak melalui PT Pos Indonesia (Persero) kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh penjuru Tanah Air.

Per Senin (27/9/2022) pukul 20.30 WIB, realisasi penyaluran sudah mencapai 19.866.038 KPM atau 96,23 persen dari total keseluruhan.

Penyaluran BLT BBM hingga ke pelosok negeri bukan perkara mudah. Banyak tantangan terkait kondisi geografi dan topografi dihadapi petugas juru bayar, terutama saat menjangkau daerah tertinggal, terdepan, terpencil (3T). Bahkan, pada kondisi tertentu, penyaluran berpotensi mengancam jiwa.

Kepala Regional 1 PT Pos Indonesia (Persero) Dino Ariyadi mengatakan, penyaluran PLT BBM di Regional 1 telah mencapai 97 persen. Adapun lingkup Regional 1 Pos Indonesia meliputi wilayah Sumatera Utara hingga Aceh yang memiliki titik area 3T.

"Masih ada 122.000 KPM yang harus diselesaikan dalam satu hingga dua hari. Tersisa 5.800 KPM gagal bayar karena kendala KPM atau Kartu Keluarga (KK) tunggal," kata Dino dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/9/2022).

Kepala Regional 1 Pos Indonesia Dino AryadiDok. Pos Indonesia Kepala Regional 1 Pos Indonesia Dino Aryadi

Dino mengaku optimistis mampu menyelesaikan target penyaluran BLT BBM. Apalagi, selama ini Regional 1 selalu mencatat rekor penyaluran bantuan sosial (bansos) terbaik.

"Regional 1 menjadi salah satu yang terbaik setelah Regional 3 Jawa Barat. Akan tetapi, regional 1 lebih menantang dan dinamika lebih tinggi secara geografis. Kami punya sejarah penyaluran 99,2 persen. Jadi, kami optimistis bisa menyelesaikan dalam seminggu ke depan dengan kinerja 99,2 persen," tuturnya.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Dino, penyaluran BLT BBM harus dilakukan dengan cepat. Dengan demikian, bantuan dapat segera diterima KPM sehingga bisa membantu meningkatkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, Pos Indonesia diberi target menyelesaikan penyaluran BLT BBM dalam rentang dua minggu.

Ia menambahkan, untuk bisa mencapai target percepatan, pihaknya melakukan perencanaan, mulai dari penetapan waktu, koordinasi dengan pemerintah setempat, hingga jumlah orang yang diturunkan.

“Kami monitoring dengan pihak aparat desa setempat karena sering terjadi perubahan cuaca. Kami juga berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat. Setiap penyaluran bantuan di daerah 3T, kami selalu melibatkan tiga unsur, yaitu kepolisian, TNI, dan Satpol PP," ujar Dino.

Dino berharap, seluruh rangkaian penyaluran bisa berjalan lancar dan berdaya serap tinggi.

BLT BBM door-to-door di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.Dok. Pos Indonesia BLT BBM door-to-door di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Untuk diketahui, dalam menyalurkan BLT BBM, Pos Indonesia menerapkan tiga metode, yaitu diserahkan di Kantor Pos, melalui komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah KPM atau door-to-door. Pemberian langsung dilakukan khusus untuk KPM disabilitas, lanjut usia (lansia), dan menderita sakit.

Saat melakukan penyaluran bantuan di lapangan, petugas juru bayar kerap menyaksikan sejumlah masyarakat yang sebenarnya layak menerima bantuan, tetapi tidak terdaftar sebagai penerima. Dino menyebutkan, timnya mencatat keluhan tersebut dan menyampaikan kepada pihak terkait.

"Kami melihat sendiri bahwa ada masyarakat yang menurut informasi tetangga sekitarnya layak dapat bantuan. Hal itu kami coba komunikasikan dengan pemerintah kabupaten atau kota dan provinsi. Respons pemerintah positif. Program serupa di beberapa pemerintah kabupaten atau kota atau provinsi dilakukan dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) masing-masing," katanya.

Terkait digitalisasi keuangan yang sedang masif disosialisasikan pemerintah, Dino berharap masyarakat cepat teredukasi dengan baik sehingga penyaluran bantuan dapat lebih mudah dan efisien.

"Saat para penerima sudah mulai familiar dengan teknologi digital, mereka bisa belajar tentang keuangan digital sehingga ke depan penyaluran bantuan bisa dilakukan secara digital. Untuk pencairan giral menjadi uang kartal, kami akan tetap hadir di tengah mereka," ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau