Advertorial

Mengenal Istilah Two Income Trap, Jebakan Finansial yang Kerap Menimpa Keluarga Milenial

Kompas.com - 28/09/2022, 17:00 WIB

KOMPAS.com – Bagi pasangan yang baru menikah dan sama-sama memiliki penghasilan cukup, mereka kerap tergoda untuk mengambil kredit mobil selama lima tahun atau kredit kepemilikan rumah (KPR).

Keputusan tersebut diambil karena merasa bahwa penghasilan gabungan bisa mencukupi pembayaran cicilan bulanan. Namun, saat anak pertama lahir pada tahun pertama atau kedua, beban pekerjaan rumah tangga dan finansial bertambah.

Karena beban rumah tangga bertambah, sang istri biasanya memutuskan untuk keluar pekerjaan dan fokus untuk mengurus anak. Alhasil, pendapatan menjadi berkurang dan memaksa kepala rumah tangga untuk memilih meneruskan kredit mobil atau KPR.

Itulah gambaran two-income trap atau jebakan dua pendapatan. Istilah ini dapat ditemukan dalam buku berjudul The Two-Income Trap yang ditulis oleh Elizabeth Warren dan putrinya, Amelia Warren Tyagi.

Buku yang terbit pada 2004 itu menuliskan hasil penelitian tentang sebab-musabab peningkatan kebangkrutan pribadi. Buku ini juga menggambarkan kerentanan kondisi ekonomi suami-istri di Amerika Serikat (AS) yang juga banyak terjadi di mancanegara.

Hal tersebut juga menjadi ancaman bagi kaum milenial yang masih kurang memiliki literasi keuangan. Terlebih, bagi orang-orang yang menganut gaya hidup hedonis, serta selalu ingin tampil keren untuk membuat orang terkesan. Jangan sampai kesalahan keputusan finansial menjadi bumerang bagi Anda dan pasangan pada masa mendatang.

Mencegah masalah keuangan rumah tangga

Keuangan rumah tangga harus direncanakan secara matang, termasuk saat hendak berencana memiliki anak, membeli mobil, atau mengajukan KPR. Berikut adalah tiga cara mencegah masuk dalam jebakan penghasilan ganda.

  1. Fokus pada satu pendapatan

Ketika suami dan istri sama-sama bekerja, sebaiknya Anda mengandalkan satu pendapatan saja untuk memenuhi kebutuhan. Bahkan, disarankan untuk menggunakan pendapatan yang lebih kecil. Hal ini dilakukan dengan harapan Anda dan pasangan bisa bersikap hati-hati dalam berbelanja.

Jika terjadi kondisi darurat, Anda bisa mengandalkan aplikasi financial technology (fintech), seperti Kredivo, untuk melancarkan arus keuangan. Penyedia layanan kredit uang digital ini menyediakan layanan cicilan dana bulanan dengan bunga 0 persen untuk paylater 30 hari dan cicilan 3 bulan serta bunga ringan 2,6 persen untuk tenor 6 dan 12 bulan.

Meski Kredivo memudahkan mengakses kredit, jangan gunakan layanan tersebut untuk memenuhi keinginan belanja tanpa tahu kemampuan diri sendiri, ya!

  1. Ketahui batas kemampuan finansial

Sebenarnya, sah-sah saja bila suami-istri menggabungkan pendapatan untuk mengambil cicilan atau kredit kebutuhan. Akan tetapi, Anda juga harus mengetahui kemampuan diri sendiri dan tidak melupakan tabungan.

Contohnya, Anda memiliki gaji Rp 6 juta dan pasangan memiliki gaji Rp 4 juta. Bila digabungkan, Anda memiliki pendapatan Rp 10 juta per bulan. Jika ingin mengambil kredit kebutuhan, Anda disarankan tidak mengeluarkan uang melebihi 30 persen dari total pendapatan, yaitu Rp 3 juta per bulan.

Jangan sampai karena memiliki pendapatan gabungan Rp 10 juta per bulan, Anda memutuskan untuk memiliki tagihan cicilan mobil Rp 3 juta dan KPR Rp 4 juta per bulan. Hal ini bisa membuat keuangan keluarga terseok-seok pada masa mendatang.

  1. Persiapkan dana darurat

Layaknya membawa ban serep ketika perjalanan jauh, dana darurat memiliki peran penting ketika Anda dan keluarga menghadapi situasi genting. Misalnya, saat Anda terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau keluarga jatuh sakit yang memaksa Anda harus mengeluarkan dana dadakan.

Agar di kemudian hari keadaan finansial tidak carut-marut, Anda disarankan memisahkan 10 persen hingga 20 persen dari total pendapatan bulanan untuk dana darurat. Sebenarnya, tidak ada ketentuan pasti soal jumlah pendapatan yang harus dianggarkan untuk dana darurat. Besarannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda setiap bulan.

Dengan persiapan dana darurat, melakukan keputusan finansial dengan hati-hati, serta mengetahui kemampuan bayar tagihan, Anda bisa bebas dari jebakan two-income trap yang merugikan keluarga Anda.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com