KOMPAS.com – Generasi muda harus sadar dan memahami bahaya dan pencegahan stunting. Pasalnya, stunting tidak hanya menimbulkan masalah pertumbuhan tinggi badan anak atau kekerdilan, tetapi juga pertumbuhan otak.
Koordinator Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto menjelaskan, anak yang mengalami stunting rentan memiliki daya intelektual dan nalar yang rendah sehingga sulit bersaing di masa depan.
Selain itu, mereka juga rentan terhadap risiko obesitas dan penyakit komorbid, seperti darah tinggi, pada usia tua.
Hal tersebut disampaikan Marroli dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk “Kepoin GenBest: Gizi Optimal untuk Generasi Millenial” yang diselenggarakan secara luring dan daring di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (6/10/2022).
Menurut Marroli, pemahaman dan pencegahan stunting kian menjadi urgensi sehingga perlu diajarkan kepada generasi muda sejak dini mengingat Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030. Dengan demikian, mereka dapat melahirkan anak yang sehat.
“Investasi terbesar negara adalah sumber daya manusia (SDM). Generasi muda merupakan harapan masa depan bangsa. Oleh karena itu, mereka harus memahami stunting yang mengakibatkan pertumbuhan otak anak tidak maksimal,” ujar Marroli dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (7/10/2022).
Marroli menjelaskan bahwa salah satu pencegahan stunting yang dapat dilakukan adalah menerapkan pola makan gizi seimbang. Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan porsi makan agar tidak ada makanan yang terbuang atau food waste.
“Apabila memanfaatkan makanan dengan baik, kita sudah berperan untuk menutup kebutuhan makan masyarakat yang lain,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Utara Dianto Tino Tandaju pun menekankan pentingnya generasi muda untuk melakukan pencegahan stunting dengan pola hidup sehat.
Menurutnya, makanan bukan hanya pemenuhan rasa lapar, melainkan juga berpengaruh terhadap setiap organ di dalam tubuh.
Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui informasi kadar gizi seimbang. Sebagai contoh, jumlah asupan garam dan gula yang boleh dikonsumsi sehari-hari sejak masih kanak-kanak.
Akibatnya, setelah tumbuh dewasa, banyak anak muda sudah terjangkit berbagai penyakit, seperti diabetes dan hipertensi. Hal ini disebabkan pola makan yang tidak sesuai.
“Banyak informasi gizi seimbang yang tidak sampai kepada masyarakat luas. Bahkan, di universitas tidak banyak informasi tentang makanan bergizi,” ujar Tino.
Sementara itu, Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association Rita Ramayulis mengatakan bahwa salah satu cara mudah untuk mengetahui kondisi kadar gizi dalam tubuh adalah menimbang berat badan dan menyesuaikan dengan tinggi badan.
Berat badan yang kurang ataupun berlebih dapat memengaruhi kondisi kesehatan, seperti mengakibatkan kehamilan yang berisiko, diabetes, serta hipertensi.
Hal tersebut juga berlaku pada ibu hamil. Rita mengatakan, kekurangan atau kelebihan berat badan saat hamil dapat memengaruhi kondisi janin sehingga anak berisiko terlahir stunting.
Karena itu, ia mengimbau agar calon ibu jangan sungkan untuk mengukur berat badan. Selain itu, calon ibu juga harus menerapkan pola makan dan hidup sehat sedini mungkin.
“Calon ibu harus menerapkan gaya hidup sehat dari sekarang. Lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.
Sebagai informasi, Forum Kepoin GenBest yang diadakan di Kota Manado merupakan bagian dari kampanye Generasi Bersih dan Sehat (GenBest). Acara ini merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, serta reproduksi remaja. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk artikel, infografik, serta video grafis.