Advertorial

Melesat dengan Transformasi, BRI Terus Garap Pertumbuhan Baru UMKM

Kompas.com - 09/10/2022, 14:13 WIB

KOMPAS.com – Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus bertransformasi untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Sejalan dengan hal itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menetapkan langkah penguatan yang ditempuh dalam Transformasi BRIvolution 2.0. Adapun transformasi tersebut merupakan strategic response dari kondisi pandemi.

Sehingga dalam rencana jangka panjang yang dituangkan pada BRIvolution 1.0 telah disesuaikan dengan situasi pasar terkini.

Pada transformasi tersebut, BRI Group telah menetapkan visi The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion tahun 2025.

Bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini sekaligus mempertegas komitmen untuk mempertajam fokus menumbuhkembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan sinergi bersama anak usaha atau secara BRI Group.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengatakan, BRI telah memiliki sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan. Oleh karena itu, BRI akan terus konsisten dalam melakukan perluasan fungsi anak usaha untuk diversifikasi income, spreading risk, dan memperkuat customer base BRI.

“BRI Group harus menjangkau masyarakat sebanyak mungkin. Kemudian dengan proses bisnis yang kita digitalisasikan, diharapkan biayanya bisa menjadi lebih seefisien mungkin,” ungkap Sunarso dalam keterangan persnya, Minggu (9/10/2022).

Dalam membentuk sumber pertumbuhan baru, lanjut Sunarso, BRI akan memberikan contoh dalam pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang merupakan wujud komitmen BRI untuk go smaller.

“Sejak resmi dibentuk satu tahun lalu, UMi setidaknya telah melayani kebutuhan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp 183,9 triliun per Agustus 2022,” jelas Sunarso.

BRI bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mewujudkan komitmen BRI untuk go smaller dengan pembentukan holding Ultra Mikro (UMi). Dok. BRI BRI bersama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mewujudkan komitmen BRI untuk go smaller dengan pembentukan holding Ultra Mikro (UMi).

Tak hanya itu, hingga Agustus 2022, integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi.

Adapun bentuk integritas layanan lainnya dapat tercermin dari PNM Mekaar yang bergabung sebagai agen BRILink yang sudah mencapai 40.121. Sedangkan pada 2022, nasabah tabungan baru UMi telah mencapai 6,85 juta nasabah atau melampaui target awal sebanyak 3,3 juta nasabah.

Menurut Sunarso, strategi pertumbuhan BRI terbagi menjadi dua, yakni mengikuti nasabah yang ada atau existing di BRI tapi dibantu untuk naik kelas serta BRI harus mampu untuk menjangkau yang lebih kecil lagi atau go smaller.

“Karena kita memiliki strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada, lalu untuk ke bawah kita cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru menjadi go smaller. Maka dari situ kita membuat konsep membentuk holding UMi bersama dengan PNM dan Pegadaian,” ujar Sunarso.

BRI bantu pemulihan ekonomi

Perjalanan BRI Group dalam mencapai visi tersebut tentu banyak dihadapkan dengan tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 hingga gejolak ekonomi global.

Oleh karena itu, selama pandemi, BRI telah melakukan strategic response dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.

Agar stimulus berjalan efektif, sebut Sunarso, BRI telah menyiapkan empat syarat. Pertama, harus memiliki dana, yaitu memastikan untuk anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia.

Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Lalu, keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” sebut Sunarso.

Menanggapi tantangan bisnis dari gejolak ekonomi global, Sunarso mengatakan, BRI jauh dari epicentrum gejolak ekonomi global dikarenakan backbone bisnis BRI, yakni UMKM, relatif telah tahan banting terhadap dampak dari konflik global tersebut.

Di sisi lain, BRI melihat bahwa UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia perlu dieskalasi pertumbuhannya. Tidak heran apabila BRI sebagai lembaga keuangan mengambil peran dengan mengucurkan 83,27 persen dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022.

“Pelaku usaha di Indonesia sebanyak 98,7 persen adalah skala UMKM. Itu baru jumlah pelakunya, tapi kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 68 persen. Artinya PDB kita itu mayoritas dikontribusi oleh bisnis yang skalanya UMKM,” jelasnya.

Selain itu, dari sisi penyerapan, tenaga kerja yang berjumlah 97,22 persen di Indonesia itu adalah pekerja di segmen UMKM. Jadi, hal tersebut menjadi penting dan strategik dalam konteks negara.

“Karena tugas utama negara adalah mensejahterakan rakyatnya dan cara yang paling baik dalam mensejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan,” katanya.

Sebagai informasi, fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi menjadi penggerak kinerja keuangan BRI. Hingga akhir kuartal II-2022M BRI secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun atau tumbuh 98,38 persen year-on-year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37 persen yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun.

Teaser: BRI terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui UMKM dengan mengeluarkan transformasi BRIvolution 2.0.

Tags: BRI, transformasi, UMKM, BUMN, BRIvolution 2.0, UMi, nasabah, BRILink

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com