Advertorial

Wayang Jogja Night Carnival Sukses Jadi Acara Puncak Peringatan HUT ke-266 Kota Yogyakarta

Kompas.com - 09/10/2022, 15:46 WIB

KOMPAS.com – Ribuan orang memadati kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, menyaksikan Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 7, Jumat (7/10/2022). Hujan yang sempat mengguyur kawasan ini rupanya tidak menyurutkan antusiasme warga untuk menghadiri puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-266 kota itu.

Acara yang dimulai pada pukul 18.30 WIB tersebut dibuka dengan penampilan penyanyi Hudson. Acara dilanjutkan dengan karnaval berupa kendaraan hias dan tarian dengan kostum menarik dari 14 kemantren.

Penanggung Jawab Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan, sebagai puncak perayaan HUT Yogyakarta, WJNC 7 merupakan perwujudan rasa syukur Kota Yogya yang telah dianugerahi kesejahteraan dan kemajuan pembangunan yang dinikmati oleh seluruh warga.

“Perayaan itu juga merupakan bentuk rasa handarbeni, rasa memiliki dalam kebersamaan, guyub rukun, dan kegotong-royongan untuk memberi sumbangsih karya sebagai bukti cinta kepada Yogyakarta yang Istimewa," ujar Sumadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Sebagai informasi, perayaan HUT ke-266 Yogyakarta mengangkat tema “Sulih, Pulih dan Luwih”. Dalam bahasa Jawa, sulih berarti kemauan untuk bergerak dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Sementara itu, pulih bermakna tekad untuk bangkit menjawab tantangan di depan. Kemudian, luwih berarti keinginan untuk selalu menjadi lebih baik di masa mendatang.

Sulih, pulih, luwih serta semangat gotong-royong agawe majuning Ngayogyokarto (segoro amarto) menjadi semangat warga Yogyakarta untuk menyongsong harapan ke depan serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, makmur, aman, nyaman dan, istimewa,” jelas Sumadi.

Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 7 digelar di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Jumat (7/10/2022). Dok. Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 7 digelar di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Jumat (7/10/2022).

Tema tersebut, lanjut dia, juga merupakan wujud rasa syukur masyarakat Kota Yogyakarta yang telah berhasil melewati masa pandemi Covid-19.

“Kami juga bersyukur karena gamelan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Unesco,” kata Sumadi.

Untuk diketahui, WJNC menyuguhkan berbagai penampilan, seperti seni koreografi, busana, musik kontemporer, dan permainan lighting yang mengusung konsep karnaval jalanan (art on the street) dengan tema pewayangan. 

Karnaval WJNC 7 memiliki rute sepanjang 1,2 kilometer (km) melewati Jalan Jenderal Sudirman, Tugu Yogyakarta, dan Jalan Margoutomo. Karnaval ini diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

Adapun WJNC 7 mengusung tema “Lokananta Arjuna Anugraha”. Tema ini terinspirasi dari lokananta atau seperangkat gamelan dari Suralaya, istana dewa-dewa di kahyangan. 

Di dalam cerita pewayangan, gamelan lokananta ditabuh secara khusus sebanyak dua kali, yakni dalam acara pernikahan Baladewa dengan Erawati dan pernikahan Arjuna dengan Sembadra.

Peserta karnaval menampilkan berbagai penokohan wayang berbeda yang terlibat dalam lakon Arjuna Anugraha.

Sumadi mengatakan, WJNC 7 yang digelar secara hybrid diharapkan dapat menjadi wadah bagi seniman-seniman lokal untuk berekspresi pada acara berskala nasional sekaligus menghidupkan ekonomi di sekitar Kawasan Tugu Yogyakarta.

“Semoga WJNC juga dapat menjadi bagian dari program Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf),” ujar Sumadi.

WJNC 7 ditutup dengan pesta kembang api dan penampilan dari Omwawes di panggung utama.

Gelaran tersebut dapat disaksikan melalui kanal Youtube Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com