Advertorial

Urgensi Kemampuan Manajemen Keuangan dalam Pengelolaan Bisnis UMKM

Kompas.com - 13/10/2022, 18:17 WIB

KOMPAS.com – Manajemen keuangan merupakan Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh para pelaku bisnis, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, tidak sedikit UMKM yang gulung tikar karena tidak dapat mengelola keuangan dengan tepat.

Hal tersebut disampaikan oleh personal finance enthusiast Dani Rahmat dalam workshop “Makin Jago Jualan di Tokopedia”. Kegiatan ini diadakan oleh Bank Jago dan Tokopedia yang bekerja sama dengan Harian Kompas di Holiday Inn Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).

Menurut Dani, pemasukan ratusan juta bisa tidak bersisa karena ketidakdispilinan pelaku usaha dalam pengelolaan keuangan. Salah satu hambatan yang kerap dialami pelaku UMKM adalah ketidakmampuan dalam mengatur keuangan, termasuk menggunakan uang usaha untuk keperluan pribadi.

“Ketika memulai usaha, putuskan sejak awal cara pembagian omzet pembayaran ke pribadi dan pembagian gaji dari keuntungan bersih, serta tentukan persentasenya,” ujar Dani dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Selain itu, lanjutnya, hal yang penting disoroti adalah pencatatan usaha serta kategorisasi pencatatan secara rinci dan detail. Sebab, catatan keuangan merupakan elemen penting untuk menentukan nilai dan potensi sebuah usaha.

Sementara itu, Head of Merchant Business Bank Jago Vincent Soegijanto mengatakan, merchant atau seller marketplace di Indonesia memerlukan perlu pemahaman mengenai cara memisahkan keuangan pribadi dan bisnis secara rapi.

“Isu utama yang dihadapi banyak merchant di Indonesia adalah arus kas dan biaya admin bank. Maka dari itu, Bank Jago hadir secara utuh untuk membantu mengelola keuangan lebih baik,” kata Vincent.

Ia pun menjelaskan, pihaknya juga memberikan sejumlah edukasi literasi keuangan agar UMKM dapat berkembang dan maju bersama.

Perlu diketahui, Bank Jago merupakan bank digital yang mengusung konsep life-centric finance solution. Bank Jago pun memberikan kontribusi positif pada inklusi dan literasi keuangan, mendorong produktivitas usaha, serta memperkuat fondasi ekonomi digital di Indonesia.

Salah satu fitur pada Bank Jago yang dapat digunakan pelaku UMKM adalah Kantong Jago. Selain dapat mempersonalisasikan kantong penjual, fitur ini juga dapat digunakan untuk mengatur dan memisahkan berbagai kebutuhan dengan mudah sesuai keinginan.

Tak hanya itu, Bank Jago juga memberikan kesempatan tumbuh kepada berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Melalui platform konvensional dan syariah, bank digital ini memenuhi kebutuhan segmen ritel atau konsumen dan mass market, individu, serta UMKM.

Pada kesempatan sama, Product Manager Senior Lead Tokopedia Hatta Bagus Himawan mengatakan bahwa Tokopedia turut mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan UMKM.

Hatta mengungkapkan, Tokopedia memiliki berbagai program dan langkah Tokopedia untuk membantu UMKM naik kelas serta memiliki literasi keuangan dan digital.

“Sejalan dengan visinya, Tokopedia memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada setiap individu, toko kecil, dan brand untuk membuka, mengelola, serta mengembangkan bisnis online secara mudah dan gratis,” ujarnya

Tidak hanya di kota besar, kata Hatta, kesempatan tersebut juga diberikan kepada mereka yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Masyarakat di daerah ini pun masih memiliki sejumlah tantangan, seperti keterbatasan koneksi internet dan gawai yang berkapasitas rendah.

“Tokopedia merangkul seluruh masyarakat hingga saat ini sudah mencapai 12 juta seller. Hal itu menjadi spirit Tokopedia hingga saat ini,” kata Hatta.

Selain itu, Tokopedia juga rutin memberikan seller education, mulai dari transaksi yang transparan dan terbuka melalui laporan keuangan yang ada di dalam platform hingga membantu memberikan permodalan sesuai dengan preferensi seller.

Acara yang diikuti oleh sekitar 100 seller dan merchant tersebut juga menghadirkan pemilik Sakha Coffee Teuku Andi untuk berbagi kisah sukses. Ia pun bercerita bahwa salah satu kendala yang dialaminya adalah kesulitan masuk ke pasar yang lebih luas.

Meski demikian, dengan pemahaman literasi keuangan dan riset, Andi dapat meningkatkan revenue bisnisnya menjadi sepuluh kali lipat dari Rp 30 juta per bulan pada 2021.

“Awalnya, (hanya roasting) 100 kilogram kopi. Kini, (kami) bisa roasting 4 ton kopi per bulan. Mindset positif serta mental seller harus kuat. Selain itu, senantiasa (melakukan) riset lapangan serta memahami algoritma penjualan di platform online,” ujarnya.

Andi juga memberikan berbagai tips kepada para peserta agar dapat mencapai mandiri secara finansiaol dalam mengelola bisnis menggunakan platform digital.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com