Advertorial

SOE International Conference Tunjukkan Komitmen BUMN untuk Transisi Energi dan Bantu Stabilkan Ekonomi

Kompas.com - 18/10/2022, 10:03 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar State-Owned Enterprise (SOE) International Conference: Driving Sustainable and Inclusive Growth di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Kegiatan tersebut merupakan penegasan komitmen BUMN Indonesia dalam mendukung dan menerapkan transisi energi.

Sebagai informasi, SOE International Conference digelar dengan tujuan untuk menjalankan prinsip keberlangsungan energi bagi masa depan dan sebagai upaya menstabilkan perekonomian.

Adapun kegiatan SOE International Conference turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Kemaritiman) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir bersama jajaran direksi sebagai perwakilan dari berbagai BUMN.

Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma'ruf Amin juga ikut menyampaikan pesan melalui video.

Pada kesempatan tersebut, Luhut menyampaikan apresiasi atas peran besar BUMN bagi Indonesia. Ia menilai, BUMN memiliki banyak andil dalam berbagai aspek di Tanah Air, mulai bidang penyediaan energi, perekonomian, hingga sektor kesehatan, terutama di masa pandemi Covid-19.

Ia sadar betul, transformasi di Indonesia membutuhkan dukungan BUMN. Luhut memaparkan bahwa pada dasarnya, BUMN memiliki dua peran utama, yakni sebagai pencipta nilai (value creator) dan agent of development.

Luhut pun berharap, BUMN mampu menyediakan barang dan jasa yang diperlukan bagi seluruh masyarakat sampai ke seluruh pelosok negeri.

“Saya kira, peran BUMN di era ini memang sangat besar. Mereka memainkan peran yang sangat vital, terutama saat krisis (akibat pandemi Covid-19). Jadi, pada tiga tahun terakhir, peran BUMN berkontribusi besar dalam menstabilkan perekonomian kita,” ujar Luhut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (18/10/2022).

Luhut menambahkan, transformasi yang dilakukan dengan mengubah konsep dari superholding menjadi subholding mampu membuat perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN menjadi lebih efisien dan tangguh. Tercatat, hingga Desember 2021, jumlah BUMN telah dipangkas dari 108 menjadi 92.

“Perbaikan kinerja BUMN menjadi salah satu pendorong peningkatan penerimaan negara bukan pajak dengan pertumbuhan hingga 36 persen sepanjang 2022. Angka tersebut naik hingga 105 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah. Pada acara ini, kami hadir untuk menyaksikan peran dan tonggak BUMN dalam memperkuat perekonomian bangsa,” terang Luhut.

Sementara itu, Erick menjelaskan bahwa hasil transformasi yang dilakukan Kementerian BUMN telah berada pada jalur yang benar dan berkelanjutan. Erick yakin, BUMN bisa memberikan manfaat yang nyata bagi bangsa dan masyarakat.

Terkait Gelaran SOE International Conference, Erick memaparkan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menginformasikan tentang transformasi yang telah terjadi dan peran penting BUMN bagi masyarakat Indonesia pada khalayak mancanegara.

Oleh karena itu, Erick pun berterima kasih kepada sejumlah pihak yang telah membantu kesuksesan kegiatan tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kemenko Maritim dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) karena telah mendukung konferensi internasional BUMN yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to G20 di Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG),” ucapnya.

Adapun rangkaian konferensi internasional BUMN, lanjut Erick, hadir dengan bahasan yang mendukung fokus pemerintah pada Presidensi G20 2022, seperti digitalisasi, transisi energi, inklusi keuangan, dan transformasi kesehatan.

“Pada acara ini, kami turut melibatkan pembicara internasional, mulai dari praktisi, akademisi, konsultan, perwakilan pemerintah, hingga lembaga multilateral,” jelas Erick.

Pembahasan transisi energi

Sebagai informasi, isu mengenai transisi energi menjadi salah satu bahasan utama yang ada pada SOE International Conference.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, sebagai bagian BUMN, Pertamina memiliki komitmen tinggi terkait penerapan transisi energi. Hal tersebut telah dibuktikan melalui sejumlah langkah yang telah diambil Pertamina untuk mendukung transisi energi.

Menko Marves Luhut B Panjaitan bersama menteri BUMN dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada kegiatan SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Dok. Pertamina Menko Marves Luhut B Panjaitan bersama menteri BUMN dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada kegiatan SOE International Conference di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10/2022).

Bahkan, Pertamina juga berambisi untuk menjadi perusahaan energi global terkemuka dengan reputasi baik serta diakui sebagai environmentally friendly company, socially responsible company, dan good governance company.

“Ini telah menjadi komitmen Pertamina untuk menerapkan kerangka environment, sustainability, dan governance (ESG) di semua lini bisnis perusahaan. Kami melakukannya untuk mendorong keberlanjutan bisnis di masa depan,” kata Nicke.

Sebagai perusahaan energi, lanjut Nicke, Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi pilar pencapaian net zero emission (NZE) di Indonesia. Hal ini mendasari prinsip keterjangkauan dan kewajaran, serta affordability and fairness dari Pertamina.

Untuk mencapai aspirasi NZE, Pertamina telah mengembangkan strategi holistik yang melalui dua pilar, yakni melalui upaya dekarbonisasi dalam aktivitas bisnisnya dan pengembangan bisnis hijau yang baru.

Selain kedua pilar tersebut, Pertamina juga telah menyediakan tiga enabler (pendukung).

Pertama, meliputi pengembangan standar perhitungan karbon berdasarkan persetujuan nasional dan internasional serta penerapan carbon pricing. Upaya ini dimulai dari internal Pertamina.

Kedua, membangun organisasi keberlanjutan yang akan mengawasi bisnis Pertamina agar selalu berada di jalur yang benar untuk tujuan net zero roadmap.

Ketiga, keterlibatan pemangku kepentingan untuk mendukung secara penuh target dan komitmen NZEI nasional.

“Melalui strategi holistik ini, Pertamina berhasil mencapai pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2021 yang sebenarnya menjadi target pada 2030,” tutur Nicke.

Untuk diketahui, rangkaian SOE International Conference dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta dari negara-negara G20, seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, Korea Selatan, China, Jepang, dan Rusia.

Acara tersebut juga dihadiri perwakilan negara-negara non-G20, seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura, dan Belanda.

Adapun mayoritas peserta adalah para pimpinan dengan berbagai latar belakang, mulai dari kementerian atau lembaga, BUMN, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, kedutaan besar sesama negara, organisasi internasional, akademisi, peneliti, hingga investor dalam dan luar negeri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com