Advertorial

Kejar Target Bebas Emisi Karbon, Kementerian BUMN Kembangkan 5 Inisiatif Strategis

Kompas.com - 18/10/2022, 12:18 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengembangkan lima inisiatif strategis untuk mendorong BUMN agar membangun portofolio dan ekosistem dalam rangka mendukung dekarbonisasi dan mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.

Pada Panel III State-Owned Enterprises (SOE) International Conference, Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury menjelaskan bahwa salah satu fokus besar Kementerian BUMN adalah mendorong BUMN agar tidak hanya memberikan nilai dan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga berinovasi dan mengubah model bisnisnya.

“Kami melihat perubahan dekarbonisasi sebagai peluang bagi BUMN Indonesia untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi Indonesia,” kata Pahala dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (18/10/2022).

Pada konferensi bertema “Energy Transition and Green Development for Sustainable Growth” itu, Pahala menguraikan bahwa dalam jangka pendek, perubahan akan mengalami percepatan sebagai dampak krisis Rusia-Ukraina.

Selanjutnya, pada tren jangka menengah, Kementerian BUMN menawarkan lima inisiatif utama. Pertama, membentuk ekosistem pasar karbon antar-BUMN untuk mempercepat agenda dekarbonisasi. Kementerian BUMN akan menetapkan role model bagi pembentukan pasar karbon nasional serta menjalankan solusi berdasarkan alam atau nature-based solution (NBS).

Kedua, mengembangkan kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT), di antaranya geotermal, biomassa, serta biofuel.

Ketiga, membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, serta mengurangi impor dan subsidi BBM.

Keempat, menjalankan mekanisme transisi energi dengan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batu bara. Kelima, mengembangkan kluster industri hijau.

Pemerintah, lanjut Pahala, telah menetapkan bahwa Indonesia dapat mencapai NZE pada 2060 dan mengurangi emisi sekitar 32 persen pada 2030.

Oleh karena itu, BUMN harus mampu mengembangkan portofolio inisiatif, baik dengan masing-masing BUMN, ekosistem BUMN, maupun pihak lain untuk membantu mencapai National Determined Contribution (NDC).

“Sejak 2021, Kementerian BUMN sudah menetapkan kebijakan dan memiliki key performance indicator (KPI) berkaitan dengan NZE di lingkungan BUMN. Kami telah menetapkan target pengurangan emisi. Selain itu, kami juga melakukan inisiatif pengurangan emisi serta analisis untuk membangun peluang bisnis dari kebijakan ini,” tuturnya.

Pada kesempatan sama, President of Schlumberger Asia Amy Chua membagikan tiga strategi dari perusahaan minyak dan gas (migas) yang dipimpinnya untuk dekarbonisasi, yakni mengurangi emisi sendiri, membantu klien dalam pengurangan emisi, serta mulai berinvestasi dalam energi baru.

“Saya pikir, portofolio yang akan datang akan menjadi bagian dari transisi energi kami,” kata Amy Chua.

Menurutnya, regulasi pemerintah memainkan peran besar. Ia mencontohkan, pada 2005, Komisi Uni Eropa menciptakan sistem transisi. Kebijakan ini membuat Eropa mengalami kemajuan pesat dalam 15-17 tahun kemudian.

Pengurangan emisi yang dilakukan UE, kata Amy, sangat fenomenal karena mampu mengurangi emisi hampir 43 persen dan melakukan penelusuran hingga 42,8 persen. Ia menilai, tanpa kebijakan yang jelas, pengurangan emisi akan memakan waktu lebih lama.

“Kolaborasi dan kemitraan menjadi penting. Tidak ada satu entitas pun yang dapat melakukannya sendiri. Kami terbiasa melakukan kolaborasi. Hal ini membuat kami memiliki banyak kemitraan dan kolaborasi di seluruh dunia,” ujarnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com