Advertorial

Sinergi Pertamina Grup Inisiasi Perdagangan Karbon

Kompas.com - 19/10/2022, 10:54 WIB

KOMPAS.com - Pertamina menginisiasi pilot project perdagangan karbon antar-subholding yang terdiri dari Pertamina NRE, Subholding Upstream (Pertamina Hulu Energi/PHE), dan Subholding Refinery and Petrochemical (Kilang Pertamina Internasional/KPI).

Kolaborasi ketiganya ditandai melalui penandatanganan heads of agreement (HoA) pada acara G20 State-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).

Penandatanganan kesepakatan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, dan Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE Dannif Danusaputro. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala N Mansury serta Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha A Salyadi Saputra ikut menyaksikan penandatangan.

Melalui inisiasi tersebut, Pertamina memiliki komitmen besar dalam pengimplementasian prinsip environmental, social, and good governance (ESG) dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Adapun inisiatif perdagangan karbon merupakan bagian dari roadmap net zero emission (NZE) untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.

Wiko mengatakan, prinsip ESG adalah peluang baru bagi PHE agar lebih banyak memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat.

"Strategi dekarbonisasi merupakan bagian yang tidak bisa lepas dari ESG. Komitmen PHE terhadap ESG juga sudah dibuktikan melalui perolehan rating ESG yang berhasil mendapatkan peringkat ke-24 dari 254 perusahaan penghasil minyak global," ujar Wiko dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Sebagai informasi, PHE selaku Subholding Upstream merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang mengelola bisnis hulu minyak dan gas (migas) di wilayah kerja domestik dan internasional.

PHE telah terdaftar sebagai anggota dalam United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022. Sebagai anggota, PHE berkomitmen menjalankan Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC pada operasional bisnisnya. Hal ini juga menjadi bagian dari penerapan aspek ESG.

Wiko menjelaskan, PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible, dan good governance.

Hal sama juga diutarakan Taufik. Dekarbonisasi, kata dia, juga merupakan implementasi dari penerapan ESG PT KPI dalam pengurangan emisi karbon.

Penerapan tersebut dilakukan KPI untuk mendukung SDGs pada poin 13 mengenai penanganan perubahan iklim. Dalam hal ini, perusahaan diharuskan untuk mengambil tindakan cepat demi mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

Lebih lanjut Taufik mengatakan, saat ini, perdagangan karbon di internal Pertamina telah menjadi bagian dari upaya dekarbonisasi Pertamina Grup sekaligus bagian dari NZE.

“Dalam inisiatif ini, PHE dan KPI sebagai perusahaan yang menghasilkan karbon akan membeli kredit karbon dari Pertamina NRE sebagai kompensasinya. KPI juga menerapkan prinsip-prinsip operation excellent yang mencakup efisiensi energi dan proses produksi untuk mendukung dekarbonisasi,” ucap Taufik.

penandatanganan heads of agreement (HoA) pada acara G20 State-Owned Enterprises (SOE) International Conference. 

Dok. Pertamina penandatanganan heads of agreement (HoA) pada acara G20 State-Owned Enterprises (SOE) International Conference.

Sebagai Subholding Refining and Petrochemical PT Pertamina (Persero) yang mengelola kilang minyak dan petrokimia milik perseroan secara profesional, KPI telah menargetkan bisa mereduksi emisi karbon secara bertahap hingga mencapai net zero carbon pada 2060.

Langkah tersebut merupakan bagian salah satu inisiatif implementasi ESG perusahaan melalui proyek transisi energi kilang dari basis fosil menuju energi hijau ramah lingkungan.

Dengan begitu, keberlangsungan lingkungan di masa mendatang dapat segera tercapai.

Pada kesempatan sama, Dannif menyatakan bahwa selaku ujung tombak Pertamina dalam transisi energi, Pertamina NRE siap mengawal upaya dekarbonisasi di internal Pertamina Group.

“Penandatanganan HoA ini merupakan awal yang baik untuk kolaborasi perdagangan karbon di Pertamina Grup ke depan. Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan subholding lain (di Pertamina Group) demi mendukung NZE," terang Dannif.

Untuk diketahui, dalam kerja sama tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 ditunjuk sebagai sumber yang mengompensasi emisi karbon.

PLTP tersebut terletak di Sulawesi Utara dan masuk ke dalam area geotermal yang dikelola oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE.

Sementara itu, PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 adalah salah satu proyek clean development mechanism (CDM) dari PGE yang telah memegang Verified Carbon Standard (VCS) sejak 2018.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com