Advertorial

Semakin Dekat dengan Titel Juara Asia, PIS Teken Kesepakatan Kerja Sama dengan NYK

Kompas.com - 19/10/2022, 11:04 WIB

KOMPAS.com — Subholding Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kolaborasi bisnis atau basic agreement dengan perusahaan perkapalan Jepang, Nippon Yusen Kaisha (NYK).

Perjanjian tersebut mencakup poin-poin penting shareholders agreement (SHA) dan strategic alliance agreement (SAA) terkait potensi investasi.

Kesepakatan kolaborasi kedua belah pihak ditandatangani oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A Salyadi Saputra, Direktur Utama Pertamina Pedeve Indonesia Rahmi Amini, CEO PT PIS Yoki Firnandi, dan Executive Officer NYK Yuji Nishijima. Penandatanganan disaksikan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Mansury.

Kerja sama tersebut akan menjadikan NYK sebagai mitra strategis PIS dengan potensi kolaborasi bisnis untuk mengangkut liquefied natural gas (LNG), baik di rute domestik maupun internasional.

Salyadi mengatakan, kesepakatan itu sejalan dengan aspirasi PIS untuk menjadi Asian leading integrated marine logistics company.

“Untuk mendukung aspirasi tersebut, pada 2022, PIS menargetkan bisa menjalin kerja sama dengan mitra reputable untuk membantu pengembangan usaha PIS,” ujar Salyadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Penandatanganan perjanjian kolaborasi oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A Salyadi Saputra, Direktur Utama Pertamina Pedeve Indonesia Rahmi Amini, CEO PT PIS Yoki Firnandi, dan Executive Officer NYK Yuji Nishijima, disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.Dok. Pertamina Penandatanganan perjanjian kolaborasi oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A Salyadi Saputra, Direktur Utama Pertamina Pedeve Indonesia Rahmi Amini, CEO PT PIS Yoki Firnandi, dan Executive Officer NYK Yuji Nishijima, disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.

Pada kesempatan sama, Yoki mengatakan bahwa kerja sama pihaknya dengan perusahaan kelas dunia, seperti NYK, bisa memperluas ekspansi bisnis di pasar global. Hal ini sekaligus dapat mengembangkan kapabilitas PIS untuk menjadi perusahaan integrated marine logistics terbesar di Asia.

Adapun NYK dipilih sebagai mitra, sambung Yoki, berdasarkan pertimbangan nama besar perusahaan itu sebagai top 2 gas carrier owner di dunia.

“NYK memiliki keahlian dan pengalaman panjang dalam bidang angkutan LNG. Kelebihan tersebut sejalan dengan kebutuhan PIS dalam mengembangkan lini bisnis baru yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

Sejalan dengan kebijakan transisi energi yang ditetapkan oleh pemerintah, kata Yoki, PIS telah menyusun peta jalan bisnis. Dalam peta jalan itu, PIS menargetkan sebanyak 20 persen pendapatan perusahaan dikontribusikan dari green cargoes pada 2030.

Dengan kerja sama tersebut, PIS diharapkan mendapat manfaat bisnis yang positif, terutama dalam angkutan LNG. Hal ini untuk mendukung peta jalan PIS menuju green integrated marine logistics company.

Pihak NYK pun menyambut baik kerja sama dengan PIS yang diharapkan bisa mencakup banyak sektor bisnis energi. Adapun sektor ini mencakup kapal very large crude carrier (VLCC), very large gas carrier (VLGC), dan bisnis lepas pantai atau offshore seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU).

Sektor tersebut juga meliputi energi dan bahan bakar baru dan terbarukan, serta pemanfaatan teknologi untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan penerapan carbon dioxide capture and sequestration (CCS) atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).

Seperti diketahui, NYK merupakan perusahaan perkapalan terkemuka di Jepang. Saat ini, NYK memiliki 826 kapal dan 80 di antaranya merupakan kapal pengangkut LNG.

Rekam jejak NYK sebagai perusahaan perkapalan pun tak perlu diragukan. Hal ini mengingat sebaran bisnis perusahaan tersebut telah tersebar di berbagai belahan dunia. Saat ini, NYK mengoperasikan 21 pelabuhan dan beroperasi di 607 logistics center di seluruh dunia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com