Advertorial

ITAP 2022 Jadi Simulasi Industri Manufaktur Global di Masa Depan

Kompas.com - 21/10/2022, 15:41 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Gedung konvensi terbesar di Singapura, Singapore EXPO, tepatnya di Hall 1 dan 2, disulap dengan tampilan industri futuristik yang begitu kental sepanjang Selasa (18/10/2022) hingga Kamis (20/10/2022).

Kesan itu hadir berkat gelaran Industrial Transformation Asia-Pacific (ITAP) 2022 besutan Constellar dan Deutsche Messe. Ajang tahunan ini merupakan bagian dari pameran industri terbesar dunia, Hannover Messe.

Setelah digelar secara daring selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, ITAP akhirnya kembali digelar secara luring pada 2022. Momentum ini pun menjadi ajang reuni tatap muka bagi para pemangku kepentingan industri, khususnya sektor manufaktur. Tak heran, mereka tampak begitu antusias sepanjang gelaran ini.

Kesan futuristik dapat dirasakan pengunjung mulai dari bagian registrasi. Di sana, pengunjung disambut dengan lorong berliku yang dirancang oleh perusahaan global di bidang pengujian, inspeksi, sertifikasi, dan pelatihan, TÜV SÜD.

Lorong itu menghadirkan presentasi terkurasi seputar perjalanan transformasi industri modern, mulai dari kecerdasan buatan (AI), industri 4.0, hingga keberlanjutan dalam dunia industri.

Setelah melewati “pintu masuk” rancangan TÜV SÜD, pengunjung disambut dengan lebih dari 200 stan peserta pameran.

Perlu diketahui, sebagian besar peserta pameran merupakan pelaku industri manufaktur serta asosiasi terkait dari berbagai belahan dunia dengan berbagai spesialisasi, mulai dari pabrik digital, manufaktur aditif, automasi industri, hingga intralogistik.

Salah satu robot pintar yang turut meramaikan ajang ITAP 2022 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan Salah satu robot pintar yang turut meramaikan ajang ITAP 2022

Ada pula sejumlah lembaga pendidikan Singapura yang memamerkan sejumlah inovasi industri manufaktur. Sebut saja, Singapore Polytechnic, Temasek Polytechnic, dan Ngee Ann Polytechnic.

Semakin ramai, gelaran ITAP 2022 juga “dihadiri” oleh sejumlah robot pintar yang berlalu-lalang di lorong-lorong pameran. Ada banyak pula stan yang memamerkan mesin-mesin canggih, seperti tangan robotik dan pesawat nirawak. Mesin-mesin ini dapat diimplementasikan untuk berbagai keperluan industri.

Pengalaman tersebut pun membuat para pengunjung seakan berada dalam simulasi dunia industri masa depan.

Kunci resiliensi industri manufaktur

Selain nuansa futuristik, gelaran ITAP 2022 juga menekankan prinsip keberlanjutan yang kini telah menjadi bagian industri manufaktur.

Pada kegiatan opening ceremony, ITAP 2022 menghadirkan Green Drumming yang menampilkan performa musik menggunakan perangkat drum dari bahan-bahan daur ulang.

Grup yang dibentuk pada 2019 tersebut merupakan inisiatif anak-anak muda Singapura yang mencintai musik sekaligus peduli pada isu lingkungan.

Penampilan energetik Green Drumming yang menggunakan perangkat drum dari bahan-bahan daur ulang 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan Penampilan energetik Green Drumming yang menggunakan perangkat drum dari bahan-bahan daur ulang

Kehadiran Green Drumming pun menjadi representasi dari salah satu visi ITAP 2022, yakni keberlanjutan industri, khususnya di sektor manufaktur.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Senior Vice President (SVP) Constellar James Boey, SVP Deutsche Messe Arno Reich, dan Duta Besar Jerman untuk Singapura Dr Norbert Riedel.

Turut hadir pula Deputi Perdana Menteri (PM) sekaligus Menteri Koordinator Kebijakan Ekonomi Singapura Heng Swee Keat memberikan pidato kunci sekaligus meresmikan Peta Transformasi Industri (ITM) Singapura.

Arno Reich mengatakan bahwa industri manufaktur menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, kenaikan harga bahan baku akibat konflik Rusia-Ukraina.

“Pada saat bersamaan, kami yang hidup di negara industri maju juga memiliki tanggung jawab khusus dalam mengatasi masalah perubahan iklim global,” ujar Arno dalam pidato pembukaannya.

Selain itu, sambungnya, perkembangan teknologi, seperti AI dan big data, juga mengubah proses manufaktur, fasilitas desain dan produksi, sistem distribusi, serta rantai pasok global.

“Pelaku bisnis manufaktur, mulai dari perusahaan multinasional hingga industri kecil menengah (IKM), telah menyadari bahwa model bisnis yang dijalani selama ini tak lagi relevan. Mereka harus beradaptasi (dengan kebutuhan saat ini),” kata Arno.

(Ki-ka) Senior Vice President (SVP) Constellar James Boey, Deputi Perdana Menteri (PM) sekaligus Menteri Koordinator Kebijakan Ekonomi Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Jerman untuk Singapura Dr Norbert Riedel, dan SVP Deutsche Messe Arno Reich dalam Opening Ceremony ITAP 2022 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan (Ki-ka) Senior Vice President (SVP) Constellar James Boey, Deputi Perdana Menteri (PM) sekaligus Menteri Koordinator Kebijakan Ekonomi Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Jerman untuk Singapura Dr Norbert Riedel, dan SVP Deutsche Messe Arno Reich dalam Opening Ceremony ITAP 2022

Meski demikian, lanjutnya, tantangan tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi dan solusi industri inovatif secara konsisten, serta kerja sama erat lintas negara.

“Platform tersebut disediakan oleh ITAP 2022. Di sini, peserta pameran dan pengunjung dapat mempelajari cara untuk meningkatkan resiliensi rantai pasok, khususnya di industri manufaktur. Hal ini dapat diwujudkan dengan menemukan partner bisnis baru sekaligus memanfaatkan digitalisasi,” imbuh Arno.

Pada kesempatan sama, James Boey mengatakan bahwa ITAP 2022 mengusung tiga pilar utama, yakni digitalisasi, pengembangan talenta dan tenaga kerja, serta keberlanjutan.

Ia memaparkan, ITAP 2022 menghadirkan sekitar 18.000 pengunjung dari 70 negara. Sekitar 30 persen pengunjung merupakan profesional level-C dan pengambil keputusan dari berbagai perusahaan global.

“Kami juga menghadirkan 800 delegasi yang merupakan perwakilan 23 IKM dari 9 negara Asia. Lewat ajang ini, mereka dapat berkomunikasi dengan para penyedia solusi untuk membantu proses transformasi bisnis,” tutur James.

Unjuk gigi perwakilan Indonesia

Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri manufaktur yang menjanjikan di region Asia-Pasifik, Indonesia turut menunjukkan eksistensinya di ajang ITAP 2022.

Berada di tengah Hall 2, tepatnya di stan Indonesian Pavilion, Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memboyong sejumlah jagoan industri pesawat nirawak (drone) dan alat kesehatan (alkes).

Stan Indonesia Pavilion di ajang ITAP 2022 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan Stan Indonesia Pavilion di ajang ITAP 2022

Adapun perusahaan Tanah Air yang tampil di ITAP 2022 adalah PT Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (FROGS Indonesia), PT Terra Drone Indonesia, PT Bentara Tabang Nusantara (BETA), CV AMX UAV Technologies (AMX UAV), dan PT Oneject Indonesia.

Tak hanya itu, Ditjen ILMATE Kemenperin juga memamerkan salah satu ventilator karya anak bangsa, yakni Ventilator Indonesia (Venindo) R-03.

Sebagai informasi, ventilator tersebut merupakan hasil kolaborasi Kemenperin bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Riset dan Teknologi (BRIN), PT Swayasa Prakarsa, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI), PT Stechoq Robotika Indonesia, CV Rajawali 3D, dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito.

Ventilator Indonesia (Venindo) R-03 yang turut dipamerkan di ITAP 2022 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan Ventilator Indonesia (Venindo) R-03 yang turut dipamerkan di ITAP 2022

Koordinator Program Ditjen ILMATE Kemenperin Solehan yang mewakili Direktur Jenderal ILMATE Kemenperin Taufiek Bawazier menyampaikan, kehadiran Indonesia di ITAP 2022 merupakan sinyal positif dari pemulihan industri nasional pascapandemi Covid-19.

“Semoga, acara ini dapat menarik para investor, khususnya di sektor manufaktur, demi meningkatkan perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam Indonesian Investment and Business Forum di Live Stage ITAP 2022, Rabu (19/10/2022).

Pada kesempatan terpisah, Chief Executive Officer (CEO) FROGS Indonesia sekaligus salah satu pendiri Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) Asha Wadya Saelan menilai, ajang ekshibisi, seperti ITAP, penting karena dapat menjadi wadah unjuk gigi bagi perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia kepada dunia internasional.

“Ajang seperti ini menguntungkan negara (Indonesia) juga. Kita bisa menunjukkan ke dunia bahwa Indonesia juga memiliki kapabilitas (untuk menciptakan produk manufaktur yang relevan dengan kebutuhan pasar terkini),” tuturnya saat ditemui Kompas.com di stan Indonesian Pavilion.

Suasana stan Indonesian Pavilion kian meriah berkat kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo pada hari kedua gelaran ITAP 2022.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo membuka Indonesian Investment and Business Forum di Live Stage ITAP 2022 bersama Koordinator Program Ditjen ILMATE Kemenperin Solehan, Ketua II ASPAKI Febie Yuriza, Ketua Umum ASTTA Dian Rusdiana Hakim, dan perwakilan PT Stechoq Robotika Fajri 

Dok. KOMPAS.com/Aditya Mulyawan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo membuka Indonesian Investment and Business Forum di Live Stage ITAP 2022 bersama Koordinator Program Ditjen ILMATE Kemenperin Solehan, Ketua II ASPAKI Febie Yuriza, Ketua Umum ASTTA Dian Rusdiana Hakim, dan perwakilan PT Stechoq Robotika Fajri

Ia pun menyempatkan diri untuk berbincang dengan para perwakilan industri Indonesia sekaligus meninjau sejumlah produk yang dipamerkan di ajang tersebut, termasuk alat suntik inovatif besutan Oneject Indonesia.

Suryopratomo menyampaikan bahwa selama dua tahun terakhir, ITAP telah membantu meningkatkan daya saing sektor industri Indonesia lewat inovasi dan teknologi.

“Saya percaya, delegasi Indonesia akan sukses menunjukkan wajah industri 4.0 Indonesia di ajang (ITAP) tahun ini,” sambungnya.

Ia juga meyakini bahwa kehadiran Indonesia di ITAP 2022 dapat memaksimalkan potensi dan melebarkan sayap industri manufaktur nasional, baik dalam skala regional maupun internasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com