Advertorial

G20 SOE Conference: Professor Harvard Jelaskan Peran BRI Sebagai Bank yang Kuat di UMKM

Kompas.com - 22/10/2022, 16:33 WIB

KOMPAS.com – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang perlu terus dioptimalisasi berbagai pihak, termasuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Optimalisasi UMKM dan transformasi BUMN sebagai agent of development menjadi sorotan dalam talkshow Securing Strong and Sustainable Growth Through MSME Segment di acara Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali, Selasa, (18/10/2022).

Talkshow tersebut menghadirkan pakar kebijakan publik dari Harvard Kennedy School Jay K Rosengard dan Division Head of Small and Medium Business Development BRI Arie Sus Miyanti sebagai pembicara.

Jay mengungkapkan, BUMN merupakan salah satu lokomotif perekonomian Indonesia, terutama di segmen UMKM.

Terkait BUMN, Jays mengatakan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berperan sebagai pemain utama yang mampu memberdayakan UMKM Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, Jay menilai, tidak ada satu pun perusahaan perbankan di dunia yang mampu menandingi kinerja BRI dalam hal pemberdayaan UMKM, khususnya di segmen mikro.

“BRI dengan jaringannya di Indonesia merupakan bank yang paling unggul di sektor mikro. Berbagai lembaga lain di dunia pernah mencoba untuk memfokuskan di sektor tersebut, tapi tidak ada yang sesukses BRI,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (22/10/2022).

Jay menilai, peran BRI yang menjangkau nasabah hingga segmen mikro dan ultra mikro menjadi salah satu kunci utama meningkatkan inklusi keuangan.

“Apabila inklusi keuangan tidak tercapai, maka pertumbuhan ekonomi tidak akan diikuti peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Jay melihat BRI mampu terus mengembangkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Hal ini tercermin dari inisiatif holding ultra mikro (UMi) yang menjadi wujud komitmen BRI untuk go smaller, go faster, dan go shorter.

Meski baru beranjak satu tahun, Jay menyebutkan, kinerja UMi dalam mengangkat potensi pelaku usaha ultra mikro sangat mengesankan.

Holding yang terdiri dari BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mampu mengintegrasikan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 183,9 triliun per Agustus 2022.

Penabung baru UMi pun telah mencapai 6,85 juta atau melebihi target awal sebanyak 3,3 juta.

Disamping itu, BRI berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ke Komersial pada 2021. Pada 2022, nasabah yang berhasil dinaikkelaskan diproyeksikan mencapai 2,2 juta nasabah.

Sentuhan digitalisasi dalam busnis proses di holding ultra mikro tersebut pun semakin meyakinkan Jay bahwa BRI Group mampu mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.

Holding ultra mikro merupakan terobosan yang inovatif dalam mendorong perekonomian masyarakat. Teknologi tidak dapat menggantikan manusia, tetapi melengkapi keberadaan human touch dalam kaitannya inklusi keuangan,” jelasnya.

Transformasi digital

Sementara itu, Arie menyebutkan, BRI senantiasa melakukan transformasi digital untuk menjawab tantangan pada era saat ini.

“BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi bagi BRI untuk melakukan digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” ungkap Arie.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menyampaikan, BRI senantiasa merespons tantangan ekonomi untuk menjaga keberlangsungan usaha pelaku UMKM.

Melihat ke belakang, strategi yang ditempuh BRI selama pandemi berhasil mengawal proses restrukturisasi kredit pelaku UMKM dengan nilai mencapai Rp 249,33 triliun.

Di saat yang bersamaan, BRI menerapkan langkah business follow stimulus untuk mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah.

Bank dengan jaringan terluas di Indonesia itu juga terus mendorong penguatan digitalisasi agar tercipta efisiensi bisnis dan akses layanan yang mudah dijangkau masyarakat di mana saja dan kapan saja.

“BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi, seperti digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem, dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” kata Amam.

Perjalanan BRI dalam memberdayakan UMKM pun tidak berhenti di situ saja. BRI terus mendampingi pelaku UMKM untuk mendorong produktivitasnya sehingga ‘naik kelas’.

Berbagai inisiatif dilakukan sehingga upaya-upaya tersebut dapat menjadi katalisator bagi pelaku UMKM untuk semakin memperluas pangsa pasar.

"Sebagai agent of development, BRI tidak hanya berkomitmen menciptakan economic value, tetapi juga social value,” ungkapnya.

Melalui pemberdayaan UMKM, kata Amam, BRI terus berupaya mendorong UMKM naik kelas, di antaranya dengan program Rumah BUMN, LinkUMKM, Pengusaha Muda Brilian, hingga UMKM Expo(rt) Brilianpreneur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com