Advertorial

Holding Ultra Mikro Bawa Misi Bebaskan Pelaku Usaha dari Jerat Rentenir

Kompas.com - 23/10/2022, 13:46 WIB

KOMPAS.com – Akses layanan keuangan formal yang merata menjadi isu prioritas dan diupayakan oleh berbagai pihak. Hal ini juga menjadi perhatian bahasan diskusi negara-negara yang tergabung dalam Group of Twenty (G20).

Menjelang Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar Trade, Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G-20 SOE International Conference di Bali pada Senin (17/10/2022) hingga Selasa (18/10/2022). 

Pada kegiatan tersebut, perusahaan BUMN menunjukkan perannya dalam pemulihan ekonomi serta isu-isu prioritas KTT G20, termasuk dalam implementasi inklusi keuangan.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan, inisiatif holding Ultra Mikro (UMi) menjadi inovasi perseroan untuk menyasar kalangan masyarakat unbankable dan meningkatkan inklusi keuangan. Pihaknya ingin masyarakat yang terbiasa menanggung beban bunga besar karena meminjam dana ke rentenir beralih menjadi nasabah ultra mikro.

Sebagai informasi, holding UMi merupakan sinergi BRI bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk mewujudkan layanan keuangan yang lengkap, terintegrasi, dan memenuhi kebutuhan pelaku usaha.

Holding UMi juga menargetkan nasabah yang terbiasa meminjam uang di rentenir dengan bunga 500 persen setahun.

“Oleh karena itu, kami akan memudahkan akses mereka masuk ke lembaga keuangan formal supaya dapat meminjam uang tanpa bunga sebesar di rentenir. Dengan demikian, mereka dapat meminjam uang lebih besar,” ujar Supari dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (23/10/2022).

Berdasarkan riset yang dilakukan BRI, lanjut Supari, masih terdapat 5 juta pelaku usaha mikro yang meminjam uang di rentenir dengan bunga tinggi.

Selanjutnya, terdapat 7 juta pelaku UMKM yang meminjam uang ke keluarga dan kerabat serta 18 juta pelaku UMKM lain yang belum tersentuh keuangan formal.

“Sebanyak total 30 juta pelaku ini yang akan menjadi target nasabah dari holding UMi. Pada tahap selanjutnya, holding UMi diproyeksikan akan mampu melayani total 45 juta nasabah,” tuturnya.

Supari menambahkan, terdapat tiga strategi quick wins untuk menyukseskan target nasabah holding UMi.

Pertama, integrasi layanan antara BRI, Pegadaian, dan PNM melalui co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (SENYUM). Hingga Agustus 2022, integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi.

Angka tersebut lebih besar dari target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum. Tidak hanya itu, nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang kini bergabung sebagai AgenBRILink sudah mencapai lebih dari 44.000.

Kedua, tenaga pemasar yang aktif mendampingi dan mendorong pelaku usaha ultra mikro untuk meningkatkan skala bisnisnya. Saat ini, BRI memiliki 66.000 yang dilengkapi dengan proses bisnis digital.

Mereka selalu ada di wilayah kerjanya serta terintegrasi dengan bisnis proses tiga entitas Bernama Senyum Mobile.

“Senyum Mobile merupakan platform yang berisi produk dan layanan tiga entitas. Produk ini dapat dijual oleh 66.000 tenaga pemasar tiga entitas,” ujar Supari.

Terakhir, lanjut Supari, BRI memiliki data yang besar dari tiga entitas sebesar 25 juta. Data ini bisa digunakan untuk meningkatkan kebutuhan literasi pemberdayaan mereka.

“Dengan solidnya pemberdayaan di ultra mikro, semoga BRI bisa mendorong akselerasi pelaku usaha untuk naik kelas,” kata Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com