Advertorial

Agar Bisnis Tak Kolaps, Simak 5 Langkah Antisipasi Resesi

Kompas.com - 25/10/2022, 11:24 WIB

KOMPAS.com - Seperti musim yang terus berganti, ekonomi pun memiliki siklus tersendiri. Ketika Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga, banyak ekonom merasa cemas melihat kondisi ekonomi global yang kian merosot. Bahkan, beberapa di antara mereka telah menyatakan bahwa masyarakat dihadapkan pada resesi.

Kondisi resesi menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi pemilik bisnis. Kondisi ini mendorong mereka untuk menyiapkan sejumlah langkah tepat agar usahanya tak kolaps.

Sementara itu, calon pengusaha (entrepreneur) juga mempertimbangkan masak-masak waktu tepat memulai bisnis, antara memulai segera atau menunggu resesi berakhir.

Sayangnya, penyebab dan kapan resesi berakhir tidak dapat diprediksi. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, pelaku usaha sebaiknya mulai melakukan sejumlah persiapan sedini mungkin untuk mengantisipasi resesi.

Lantas, apa yang harus dilakukan pelaku usaha untuk mempertahankan bisnis di tengah resesi? Simak lima langkah antisipasi berikut.

  1. Memeriksa kesehatan bisnis

Setiap bisnis memiliki kesulitan atau tantangan yang berbeda saat menghadapi resesi. Akibat resesi, pengeluaran konsumen dan modal yang tersedia pun dapat menurun. Alhasil, dari segi anggaran, bisnis seolah terjepit.

Di sisi lain, sejumlah keputusan harus segera diambil agar bisnis bisa terus berjalan, seperti penetapan harga produk, pemasaran, perekrutan karyawan, tunjangan, dan peluncuran produk baru.

Untuk menghadapi kondisi demikian, Anda bisa melakukan antisipasi dari sekarang dengan mengevaluasi operasional. Dengan begitu, posisi kas tetap kuat saat memasuki resesi berikutnya. Anda pun tidak perlu terlalu khawatir karena perusahaan sudah merampingkan sisi operasional.

Selain itu, sebagai pebisnis, Anda juga perlu memahami seluruh metrik operasional sehari-hari. Bahkan, ketika metrik tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi sulit.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yaitu menyelaraskan staf atau merestrukturisasi bagan organisasi, serta mengevaluasi setiap produk dan layanan perusahaan untuk memastikan permintaan pasar tetap terpenuhi.

Hal tak kalah penting yang juga harus dilakukan pelaku usaha adalah menyesuaikan kembali tolok ukur dan proyeksi target pertumbuhan bisnis.

  1. Mengelola arus kas

Seperti diketahui, kondisi arus kas merupakan cerminan kondisi perusahaan. Dari perputaran arus kas, pebisnis dapat melihat perusahaan sedang mengalami kemajuan atau sebaliknya. Ketika masa sulit datang, pengelolaan arus kas perusahaan menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha.

Sebab, kondisi tersebut bisa saja memengaruhi pendapatan perusahaan menjadi lebih rendah ketimbang kondisi normal. Tak hanya itu, pelaku usaha juga harus bersiap untuk terbebani dengan pengeluaran lebih tinggi karena harga bahan baku yang berpotensi naik.

Tak hanya itu, dana tunai yang dimiliki pun harus dikelola secara cermat dan ketat agar perusahaan tetap dapat beroperasi.

Untuk mengetahui arus kas perusahaan, Anda harus melihat laporannya setiap hari. Dari sini, mulailah membuat perhitungan dengan mengikuti grafik perkiraan cash flow.

Pola grafik tersebut dapat membantu Anda mengantisipasi keadaan ketika uang tunai berkurang. Dengan begitu, Anda dapat mengantisipasi berbagai risiko kondisi perekonomian.

Anda juga dapat menyusun skenario anggaran untuk berbagai kemungkinan. Hal ini dinilai efektif membantu Anda lebih siap menghadapi ketidakpastian.

  1. Melindungi pendapatan perusahaan

Upaya berikutnya adalah mengidentifikasi sumber pendapatan perusahaan. Setelah melakukan evaluasi pendataan terhadap sumber-sumber keuntungan perusahaan, selanjutnya ambil langkah melindungi seluruh sumber pendapatan tersebut.

Caranya, Anda menyesuaikan model bisnis dan mengoptimalkan struktur harga.

Selain itu, Anda juga dapat membuat pilihan untuk mengurangi produk, layanan, atau klien yang tidak menghasilkan margin keuntungan besar demi keberlangsungan bisnis.

  1. Memperkuat cadangan kas

Selain melindungi pendapatan perusahaan, fokuslah pada cadangan kas perusahaan. Pasalnya, tabungan yang dimiliki perusahaan adalah modal penting agar bisnis tetap bertahan dan mampu melalui situasi sulit.

Adapun langkah tepat yang dapat Anda lakukan adalah tidak menginvestasikan kembali keuntungan dalam bisnis atau membayarnya dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.

Upaya lain yang dapat ditempuh adalah membuat cadangan kelebihan keuntungan yang dapat dipergunakan dalam kondisi mendesak.

  1. Cerdas dalam mengelola utang dan pembiayaan

Untuk mengantisipasi resesi, Anda perlu cerdas dalam mengelola utang perusahaan dan pembiayaan. Anda tidak bisa melunasi utang sekaligus dalam masa sulit. Lebih baik, fokus pada utang dengan nominal tertinggi.

Kemudian, jika cadangan kas perusahaan mulai menipis, langkah berikutnya adalah mencari sumber pembiayaan lain yang potensial untuk mendukung keberlanjutan usaha Anda.

Meski demikian, opsi tersebut perlu dipertimbangkan pelaku usaha agar terhindar dari risiko stres saat di tengah masa-masa sulit. Karena itu, sebelum mengambil utang baru, pastikan untuk menilai biaya tambahan dan jumlah pembayaran agar tidak menyebabkan masalah serius di kemudian hari.

Itulah lima langkah antisipasi yang dapat pebisnis terapkan guna menghadapi situasi ekonomi yang tak menentu akibat resesi.

Perlu diketahui, resesi bukanlah satu-satunya kondisi yang dapat memengaruhi keberlangsungan suatu bisnis. Ada sejumlah variabel lain yang tidak dapat Anda kendalikan dan memiliki efek buruk pada perusahaan jika tidak siap menghadapinya.

Untuk itu, arahkan perhatian Anda pada hal yang dapat dikendalikan, yaitu bisnis Anda sendiri. Jadi, Anda perlu mempelajari cara melindungi perusahaan dari segala situasi.

Salah satu upaya yang dapat Anda pertimbangkan agar dapat menghemat pengeluaran operasional perusahaan adalah menyewa perangkat kerja untuk karyawan, salah satunya laptop.

Dengan menyewa laptop, Anda tidak hanya menekan biaya pengeluaran perangkat operasional, tetapi juga gaji tim support setiap bulan, biaya perbaikan, penggantian spare part, serta penggantian saat kehilangan perangkat.

Adapun platform all-in-one yang dapat mendukung perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perangkat teknologi dan informasi (TI) adalah ASANI.

Untuk diketahui, salah satu layanan yang ditawarkan Asani adalah penyewaan perangkat TI berbasis subscription atau langganan.

Pelaku usaha akan mendapatkan sejumlah benefit ketika menggunakan layanan Asani, antara lain dashboard asset management, same-day support, dan self-ticketing system.

Selain itu, harga yang ditawarkan tidak berubah selama masa sewa. Adapun harga tersebut sudah termasuk asuransi sehingga dapat mengurangi beban perusahaan hingga 50 persen.

Dengan keuntungan tersebut, menggunakan jasa Asani merupakan salah satu langkah tepat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perangkat TI. Dengan begitu, perusahaan juga dapat fokus pada pengembangan dan keberlanjutan bisnis.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Tim Asani di pada nomor 081311442228 atau kunjungi situs web Asani.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com