Advertorial

Cegah Stunting di Kabupaten Klungkung Bali, Pemerintah Ajak Masyarakat Konsumsi Gizi Seimbang

Kompas.com - 29/10/2022, 16:47 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, di Kabupaten Klungkung, Bali, untuk melakukan pencegahan stunting sejak dini. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi makanan yang mengandung nilai gizi seimbang.

Seperti diketahui, memenuhi kebutuhan gizi dan menjaga pola makan yang seimbang dapat mencegah terjadinya stunting pada calon anak.

Pemenuhan gizi seimbang dapat dilakukan dengan merujuk pada pedoman Isi Piringku yang menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring. Porsi makan tersebut terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein.

Pedoman Isi Piringku juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting.

Acara bertajuk “Kepoin GenBest: Cegah Stunting dengan Gizi Seimbang, untuk Generasi yang Cemerlang” tersebut sukses terselenggara di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (27/10/2022).

“Angka prevalensi stunting di Kabupaten Klungkung masih berada pada angka 19,4 persen. Untuk itu, mari kita bersama-sama mendukung percepatan penurunan stunting ini,” kata Wiryanta melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Menurut dia, angka prevalensi stunting di Kabupaten Klungkung masih berada di atas target pemerintah, yaitu 14 persen. Oleh sebab itu, ia berharap angka stunting di Kabupaten Klungkung dapat mencapai target pemerintah pada 2024.

“Stunting harus dicegah karena berpotensi memperlambat perkembangan otak. Dampak jangka panjangnya berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, serta risiko serangan penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas,” lanjut Wiryanta.

Di sisi lain, data Studi Status Gizi Indonesia 2021 menyatakan, angka prevalensi stunting Provinsi Bali merupakan yang terendah di Indonesia, yakni sebesar 10,9 persen. Sementara itu, angka prevalensi stunting rata-rata nasional sebesar 24,4 persen.

Target pemerintah untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 14 persen sejalan dengan persiapan Indonesia dalam menghadapi era bonus demografi pada 2030. Pada era tersebut, generasi produktif, seperti milenial dan generasi Z, akan mendominasi komposisi penduduk Indonesia.

Artinya, pada era tersebut, jumlah angkatan kerja usia produktif di Indonesia akan meningkat hingga di atas 50 persen.

“Golongan usia sangat produktif ini bisa meningkatkan produktivitas nasional. Kunci dari kemajuan bangsa sebetulnya terletak pada produktivitas,” imbuh Wiryanta.

Pentingnya asupan nutrisi bagi tubuh

Dalam kesempatan yang sama, dr Gia Pratama Putra juga menyoroti pentingnya mengonsumsi makanan bernutrisi untuk mengoptimalkan kinerja sel-sel tubuh.

Menurut dr Gia, tubuh terdiri dari triliunan sel dengan berbagai macam fungsi. Sel-sel tersebut berperan menjalankan fungsi dalam satu sistem atau organ dalam tubuh.

“Tubuh mendapatkan bahan baku untuk regenerasi sel yang baru hanya dari konsumsi makanan. Oleh karena itu, apa pun yang dikonsumsi manusia sangat krusial karena akan menjadi bahan baku regenerasi sel berikutnya,” kata dr Gia yang juga kerap membagikan edukasi seputar kesehatan di media sosial.

Menanggapi pernyataan dr Gia, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan bahwa selain asupan nutrisi, ada faktor lain yang menyebabkan stunting di Bali.

“Meski Provinsi Bali memiliki angka stunting yang paling rendah di Indonesia, masih ada kesenjangan di antara setiap kabupaten atau kota. Apalagi jika kita masuk ke daerah pedesaan, masih ada angka stunting di atas 25 persen,” papar Ni Luh.

Ni Luh juga menegaskan, faktor sosial ekonomi, seperti kemiskinan, kesulitan mendapat makanan, dan sanitasi yang buruk, turut menjadi faktor penyebab stunting di Bali. Selain itu, ada pula faktor lain, seperti penyakit atau infeksi kronis.

“Oleh karena itu kita tidak boleh berbangga dan lalai. Tetap harus menjaga, mempertahankan, bahkan menurunkan angka stunting ini,” ujarnya.

Sebagai informasi, forum Kepoin GenBest yang diadakan di Kabupaten Klungkung adalah bagian dari kampanye Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Forum tersebut bertujuan untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas stunting. GenBest juga mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com