Advertorial

Perkuat UMKM, LPDB-KUMKM Salurkan Dana Bergulir ke Koperasi Radha Krisna Bali

Kompas.com - 02/11/2022, 13:37 WIB

KOMPAS.com – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 4,9 miliar untuk penguatan permodalan kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Radha Krisna, Bali, koperasi yang menaungi pusat oleh-oleh terbesar di Bali.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of 20 (G20), Bali, menjadi perhatian besar dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop-UKM) termasuk LPDB-KUMKM yang fokus kepada permodalan koperasi. Pasalnya, perhelatan internasional tersebut diikuti negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Oleh karena itu, kata Supomo, LPDB-KUMKM melakukan penguatan modal kepada koperasi yang menaungi banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali, mulai dari sektor kuliner, fesyen, kecantikan, hingga kerajinan tangan, seperti Krisna Bali.

“Pusat oleh-oleh Bali ini menjadi contoh bahwa ekosistem antara UMKM dan Krisna Bali dapat dikolaborasikan dengan Koperasi Radha Krisna dan LPDB-KUMKM melalui penyaluran dana bergulir," ujar Supomo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM, sambungnya, Koperasi Radha Krisna dapat semakin kuat dalam melayani anggotanya yang merupakan pelaku UMKM sekaligus pemasok produk Krisna Oleh-oleh Bali.

"Kami, Krisna Bali, dan KSP Radha Krisna akan saling membagi tugas dalam mengembangkan UMKM ke depan. Kami juga akan melakukan riset dan pengembangan demi menciptakan inovasi untuk UMKM. Jadi, fokus para pelaku UMKM hanya pada produksi, peran off-taker akan ditangani oleh Krisna, dan permodalan ditanggung LPDB-KUMKM melalui koperasi," jelas Supomo.

Menurut Supomo, ekosistem bisnis yang dijalankan oleh Krisna Bali sudah sangat baik. Dengan ditambah optimalisasi koperasi sebagai wadah, pengembangan, dan akses permodalan bagi UMKM, kerja sama bisnis antara seluruh pihak akan saling menguntungkan.

Perkuat bisnis UMKM

Pusat oleh-oleh Krisna Bali. Dok. LPDB-KUMKM Pusat oleh-oleh Krisna Bali.

Pemilik pusat oleh-oleh Krisna Bali Gusti Ngurah Anom atau biasa yang disapa Ajik Krisna mengapresiasi komitmen pemerintah, khususnya Kemenkop-UKM melalui LPDB-KUMKM, dalam mengembangkan UMKM.

Ajik mengaku, pihaknya telah melakukan kerja sama pengembangan UMKM dengan LPDB-KUMKM dan koperasi menjelang gelaran KTT G20.

“Setelah bermitra dengan LPDB-KUMKM, kami merasa bahwa pengembangan dan akses permodalan kepada UMKM semakin meningkat. Terlebih, saat ini, Krisna Bali telah menaungi 365 UMKM dengan 5.000 produk yang dipasok kepada Krisna Bali,” ujar Ajik.

Kemitraan itu, menurutnya, juga akan semakin memperkuat UMKM, baik dari sisi akses permodalan, maupun pendampingan. Sebab, pemerintah pun membantu memperbaiki tata kelola koperasi.

“Ini merupakan etape pertama. Tahun depan, mungkin (dana bergulir yang disalurkan) akan lebih besar lagi sehingga akan berimbas lebih baik lagi kepada UMKM,” ujar Ajik.

Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto mengatakan, pemberian pinjaman kepada KSP Radha Krisna dapat memberikan dukungan kepada koperasi untuk lebih intens dalam melayani para anggotanya.

Melalui penyaluran dana tersebut, pihaknya ingin mendukung KSP Radha Krisna dalam memperbesar skala usahanya lewat bantuan modal kerja. Dengan modal kerja yang murah dan fleksibel, koperasi dapat terbantu untuk berkolaborasi dengan Krisna Bali dalam membantu para pelaku UMKM.

“Dengan demikian, UMKM dapat memproduksi lebih banyak produk dan mendapat kepastian pembayaran yang cepat dengan bunga yang ringan," ujar Krisdianto.

Dari sisi skala usaha koperasi, lanjutnya, LPDB-KUMKM akan mendorong KSP Radha Krisna untuk meningkatkan ekosistemnya agar lebih baik dari sebelumnya. Utamanya, pada sisi riset, pengembangan, dan pemasaran.

"Kami akan mendorong melalui wadah inkubasi atau inkubator yang akan didukung penuh oleh LPDB-KUMKM. Sebab, ini merupakan fungsi dari LPDB-KUMKM, selain memberikan permodalan," jelas Krisdianto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com