KOMPAS.com – Mendapat amanah menyediakan bahan bakar minyak (BBM) hingga ke pelosok negeri, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Pertamina Patra Niaga, terus berperan aktif mendukung program-program pemerintah. Utamanya, terkait peningkatan perekonomian dan pemerataan akses energi berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu dukungan tersebut tecermin dalam pembangunan lembaga penyalur BBM Satu Harga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang telah dimulai sejak 2017.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan, komitmen tersebut berlanjut pada 2022. Dari target 92 lokasi yang ditugaskan, 69 lembaga penyalur BBM Satu Harga sudah dibangun hingga awal November 2022.
Pertamina Patra Niaga berkomitmen dalam mewujudkan kehadiran 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga pada 2024.
“(Hingga saat ini), Pertamina telah membangun 390 lembaga penyalur BBM Satu Harga yang tersebar di 123 kabupaten di seluruh Indonesia. Dari 123 kabupaten tersebut, 54 kabupaten diantaranya termasuk daerah 3T,” ujar Alfian dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (2/11/2022).
Ia menambahkan, peresmian lembaga penyalur BBM Satu Harga ini adalah titik awal layanan Pertamina kepada masyarakat di daerah tersebut.
“Ke depan, Pertamina akan terus memastikan distribusi ke lembaga penyalur BBM Satu Harga berjalan dengan baik, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas dalam mewujudkan keadilan energi,” jelas Alfian.
Pertamina Patra Niaga bersama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) telah meresmikan 47 dari 69 lembaga penyalur BBM Satu Harga. Peresmian tahap pertama ini diselenggarakan pada Rabu.
Adapun wilayah lembaga penyalur BBM Satu Harga yang diresmikan, antara lain 2 di Nusa Tenggara Barat, 10 di Nusa Tenggara Timur, 1 di Sulawesi Barat, 2 di Sulawesi Utara, 8 di Sulawesi Tengah, 5 di Maluku, 6 di Maluku Utara, 10 di Papua, dan 3 di Papua Barat. Peresmian tahap kedua akan dilakukan pada akhir November.
“Pertama-tama, kami ucapkan apresiasi kepada gubernur dan para kepala daerah yang telah memfasilitasi kehadiran lembaga penyalur BBM Satu Harga. BBM Satu Harga ini adalah wujud keberhasilan memberikan kemudahan akses BBM dengan harga yang sama hingga ke wilayah 3T di seluruh Indonesia,” lanjut Alfian.
Meski memberikan manfaat besar kepada masyarakat, Alfian mengakui bahwa pihaknya menghadapi sejumlah tantangan besar dalam proses distribusi energi ke lembaga penyalur BBM Satu Harga. Utamanya, ke lembaga yang berlokasi di daerah.
Pertamina harus memanfaatkan berbagai moda transportasi, baik itu darat, air, dan udara, untuk mengantarkan BBM ke lembaga penyalur BBM Satu Harga.
“Dalam proses pendistribusian BBM Satu Harga cukup jamak terjadi pergantian moda transportasi hingga 4 sampai 5 kali untuk mengantarkan BBM sampai di lembaga penyalur dan kepada masyarakat,” tuturnya.
Bahkan, lanjut Alfian, di daerah tertentu, seperti Puncak Jaya Papua, bisa mencapai 6 bahkan 8 kali pergantian moda transportasi. Namun, upaya ini adalah komitmen Pertamina Patra Niaga untuk melaksanakan amanah memastikan akses energi bagi masyarakat.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan bahwa pihaknya mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memastikan serta menjamin penyaluran energi, terutama ketersediaan BBM yang terjangkau di seluruh pelosok negeri.
“Dari target 92 titik lembaga penyalur BBM Satu Harga pada 2022, saat ini, telah terealisasi 69 titik. Artinya, masih ada target yang perlu kita penuhi. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat telah mendukung pelaksanaan Program BBM Satu Harga,” imbuhnya.
Erika berharap, manfaat kehadiran BBM Satu Harga ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sehingga dapat menggerakan roda perekonomian di wilayah 3T, serta menjadi perwujudan energi berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.