Advertorial

LPDB-KUMKM Dukung Indonesia Jadi Kiblat Ekonomi Syariah Global

Kompas.com - 04/11/2022, 13:13 WIB

KOMPAS.com – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) melakukan sejumlah langkah strategis dalam penyaluran dana bergulir di sektor ekonomi syariah. Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi serta keuangan syariah global pada 2024.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, salah satu langkah yang diambil adalah memberikan akses pembiayaan atau permodalan yang mudah, murah, serta cepat di sektor syariah bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Hal itu ia sampaikan dalam acara Bimbingan Teknis Penyaluran Dana Bergulir Syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (3/11/2022).

LPDB-KUMKM, sambung Supomo, berfokus memberikan modal kerja kepada koperasi.

“Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung penguatan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” ujar Supomo dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (4/11/2022).

Supomo menjelaskan, hingga akhir Oktober 2022, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 1,4 triliun. Sebanyak Rp 7 miliar di antaranya disalurkan kepada koperasi syariah.

Sesuai arahan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki, lanjut Supomo, pembiayaan yang diberikan LPDB-KUMKM dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan ekosistem-ekosistem baru di sektor keuangan syariah.

“Kami meyakini, pertumbuhan ekonomi syariah yang sudah dicanangkan pemerintah akan menjadi kiblat bagi ekonomi syariah dunia,” jelas Supomo.

Untuk diketahui, kegiatan Bimbingan Teknis Pembiayaan Dana Bergulir Syariah dihadiri oleh Menkop dan UKM Teten Masduki serta 36 koperasi syariah yang berasal dari berbagai wilayah, seperti Sumatera, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lombok, dan Sulawesi.

Menkop dan UKM Teten Masduki mengatakan, pembiayaan yang diberikan LPDB-KUMKM dirancang untuk menumbuhkan ekosistem-ekosistem baru di sektor keuangan syariah. Dok. LPDB Menkop dan UKM Teten Masduki mengatakan, pembiayaan yang diberikan LPDB-KUMKM dirancang untuk menumbuhkan ekosistem-ekosistem baru di sektor keuangan syariah.

Supomo berharap, kegiatan tersebut dapat memperbanyak koperasi syariah yang mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM.

“Semoga LPDB-KUMKM dapat memberikan layanan serta manfaat kepada para pelaku UMKM sehingga mereka mendapatkan permodalan yang terjangkau, fleksibel, dan cepat,” kata Supomo.

Tantangan ekonomi syariah

Pada kesempatan itu, Teten menjelaskan bahwa menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syariah global merupakan target yang ambisius. Meski demikian, hal tersebut bukan tak mungkin dicapai.

Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar yang bisa digali, yakni 207 juta penduduk muslim dan industri halal yang kuat.

Akan tetapi, Teten melanjutkan, dengan potensi sebesar itu, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah masih memiliki tantangan yang kompleks. Pertama, lembaga keuangan syariah masih menghadapi masalah permodalan yang menghambat perluasan jangkauan pemberian pembiayaan dan pendanaan bagi pelaku usaha.

Kedua, percepatan pengembangan inovasi produk syariah. Produk syariah perlu lebih variatif dan market-friendly,” kata Teten.

Ketiga, pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor ekonomi syariah. Menurut Teten, pengelolaan dana umat yang besar memerlukan SDM yang mumpuni.

Guna mendukung koperasi go digital, Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong LPDB-KUMKM untuk memberikan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi syariah secara intensif. 

Dok. LPDB Guna mendukung koperasi go digital, Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong LPDB-KUMKM untuk memberikan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi syariah secara intensif.

Keempat, keterbatasan infrastruktur pada sektor ekonomi dan keuangan syariah juga perlu diatasi sehingga layanan keuangan syariah, termasuk pemanfaatan teknologi, bisa diperluas.

“Masih banyak koperasi, termasuk koperasi syariah, yang belum go digital. Sementara, sektor lain dengan target pasar sama mulai mengembangkan layanan financial technology (fintech) dengan pendekatan credit scoring, bukan sebatas agunan atau jaminan lagi,” jelas Teten.

Guna mendukung koperasi go digital, Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong LPDB-KUMKM untuk memberikan pembiayaan dana bergulir kepada koperasi syariah secara intensif.

Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pemimpin global ekonomi syariah pada 2024 mendatang. Terlebih, Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah pada subsektor beragam, mulai dari wisata halal, kuliner, fesyen, produk kecantikan, hingga farmasi.

“Kami berharap, dalam penyaluran dana bergulir, LPDB-KUMKM dapat mendukung koperasi untuk melakukan tata kelola secara lebih baik dan menghadirkan model bisnis yang inovatif,” imbuh Teten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com