Advertorial

Dunia Dibayangi Inflasi Tinggi, Nilai Tukar dollar AS Justru Menguat

Kompas.com - 04/11/2022, 21:15 WIB

KOMPAS.com - Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengumumkan data penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian atau nonfarm payrolls (NFP) Oktober 2022 pada Jumat (4/11/2022).

Federal Reserve Bank of St Louis mendeskripsikan bahwa lapangan kerja NFP di AS setiap bulan jumlahnya sekitar 80 persen dari total pekerja yang berkontribusi terhadap perekonomian AS.

NFP 2022Dok. Federal Reserve Bank of St. Louis NFP 2022

Adapun sejak Januari hingga September 2022, Biro Statistik Tenaga Kerja AS sudah sembilan kali merilis data NFP. Hasilnya, sebanyak tujuh kali NFP berada di atas konsensus, sementara sisanya berada di bawah konsensus seperti pada gambar berikut.

Rilis data NFP di Tahun 2022 dan KonsensusDok. Trading Central Rilis data NFP di Tahun 2022 dan Konsensus

Rilis data NFP 2022 yang berada di atas ekspektasi, dapat meningkatkan laju perekonomian AS, sehingga nilai tukar dollar AS pun cenderung menguat. Hal ini juga yang mendorong fenomena “super dollar” pada 2022. Indeks pergerakannya dapat dilihat pada gambar berikut.

Pergerakan Dolar Indeks di Tahun 2022Dok. Yahoo Finance Pergerakan Dolar Indeks di Tahun 2022

Peningkatan nilai tukar tersebut tentunya berpeluang meningkatkan daya beli terhadap dollar AS. Contoh, nilai tukar euro terhadap dollar AS (EUR-USD) dan poundsterling terhadap dollar AS (GBP-USD).

Respons EURUSD Terhadap Rilis Data NFP di Tahun 2022Dok. Trading Central Respons EURUSD Terhadap Rilis Data NFP di Tahun 2022

Sebagai informasi, rilisan data NFP 2022 memberikan angin segar terhadap perekonomian AS yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Saat ini, kondisi pasar lapangan kerja di AS relatif membaik sehingga tingkat pengangguran pun turun sekitar 3 persen.

Tingkat Pengangguran AS dalam 5 Tahun TerakhirDok. Trading Economics Tingkat Pengangguran AS dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun begitu, data NFP yang berada di atas ekspektasi dapat mempersulit keadaan bank sentral AS, The Fed. Sebab, AS dalam beberapa tahun terakhir tengah menghadapi inflasi level tinggi.

Tingkat Inflasi ASDok. Trading Economics Tingkat Inflasi AS

Inflasi, rupanya tidak hanya dirasakan AS, tetapi seluruh negara di dunia yang disebut cost-push inflation. Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah dan gas bumi, serta imbas dari invasi Rusia ke Ukraina.

Parahnya lagi, cost-push inflation melanda ekonomi global di masa pemulihan pasca pandemi Covid-19. Berdasarkan perhitungan pada 2019 hingga 2021, perekonomian global hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,9 persen. Padahal, setiap tahun, rata-rata pertumbuhan perekonomian global sekitar 3,7 persen.

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Global 2019-2021Dok. MIFX’s Calculation Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Global 2019-2021

Kondisi ekonomi global tersebut menjadi situasi sulit bagi bank sentral di seluruh dunia yang terpaksa menaikkan tingkat suku bunga acuan untuk mematikan daya beli masyarakat. Dengan demikian, diharapkan permintaan akan turun dan inflasi pun berangsur-angsur turun.

Pada 2022, pertumbuhan ekonomi AS sendiri sangat lambat jika dibandingkan dengan 2021, sehingga wajar apabila AS diproyeksikan akan kembali mengalami resesi.

Pertumbuhan Ekonomi AS Secara Tahunan Dok. Trading Economics Pertumbuhan Ekonomi AS Secara Tahunan

Merespons hal itu, The Fed mengesahkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada Kamis (3/11/2022). Kemudian, jika tren data NFP terus berada di atas konsensus, dikhawatirkan The Fed mengurungkan niatnya untuk mengerem laju pengetatan moneter.

Hal tersebut dapat membuat fenomena “super dollar” terus berlanjut, terlepas dari posisi dollar AS yang menguat terhadap mata uang negara lain dan juga komoditas sepanjang 2022.

Oleh karena itu, untuk strategi jangka panjang, yakni enam bulan hingga satu tahun ke depan, berinvestasi terhadap dollar AS dinilai bisa jadi opsi terbaik.

Pergerakan Indeks Dolar ASDok. Yahoo Finance Pergerakan Indeks Dolar AS

Informasi lengkap terkait riset dan analisis bisa Anda baca di sini.

DISCLAIMER

Tulisan ini adalah hasil analisis PT Monex Investindo Futures (MIFX). Sebagai perusahaan pialang berjangka yang memfasilitasi perdagangan foreign exchange (forex), komoditas, dan indeks saham, MIFX telah teregulasi oleh Bappebti. Materi dapat digunakan sebagai referensi saja dan bukan rekomendasi untuk melakukan transaksi. Seluruh transaksi yang dilakukan sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab nasabah. Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) memiliki risiko kerugian serta memiliki potensi keuntungan yang sama besar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com