Advertorial

Hadiri Konferensi COP 27 di Mesir, PLN Tegaskan Komitmen Transisi Energi dari Early Retirement, Co-Firing PLTU dan Percepatan Pembangkit EBT

Kompas.com - 07/11/2022, 19:46 WIB

KOMPAS.com - Jajaran direksi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menegaskan komitmen perusahaan terkait isu transisi energi pada Konferensi Perubahan Iklim (COP 27) di Sharm El-Sheikh, Mesir, mulai Minggu (6/11/2022) hingga Sabtu (12/11/2022).

Pada pertemuan internasional tingkat tinggi tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bersama delegasi lain memaparkan sejumlah capaian PLN dalam dua tahun terakhir.

Darmawan menegaskan bahwa posisi PLN kini termasuk salah satu garda terdepan dalam menjalankan agenda transisi energi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

"Kami memiliki delapan inisiatif dalam transisi energi yang sudah banyak progresnya selama dua tahun terakhir. Sebagai tuan rumah presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), Indonesia juga mengakselerasi beragam proyek energi bersih sebagai wujud komitmen dalam mengurangi emisi karbon," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Adapun salah satu isu penting yang dibawa PLN dalam gelaran COP 27 adalah early retirement atau pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Demi merealisasikan rencana ini sekaligus mewujudkan pencapaian target net zero emission (NZE) pada 2060, PLN membutuhkan dukungan global.

"Pengurangan emisi karbon di Indonesia sama jumlahnya dengan emisi karbon di global. Oleh karena itu, kami membuka ruang kerja sama seluas-luasnya kepada seluruh delegasi COP 27, baik dari sisi investasi maupun pengembangan teknologi ramah lingkungan," tegas Darmawan.

Selain memensiunkan PLTU untuk mengurangi emisi karbon, sambungnya, PLN juga menerapkan teknologi co-firing untuk menurunkan penggunaan batu bara pada pembangkit. Hal ini diwujudkan lewat penggantian sebagian batu bara dengan biomassa.

"Skema ini telah kami implementasikan di 33 PLTU dari total 48 pembangkit yang kami targetkan untuk diuji coba," ujar Darmawan.

Darmawan juga menjelaskan, PLN akan mempercepat pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam Rencana Upaya Pembagian Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2021-2030, tambahan pembangkit EBT mencapai 20,9 gigawatt (GW) atau setara dengan 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit baru.

PLN pun terus berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Salah satunya, dengan mengembangkan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Menurut Darmawan, franchise SPKLU yang merupakan hasil kolaborasi terbuka dari PLN dengan berbagai pihak sangat diminati. Bahkan, kini, puluhan badan usaha sudah mendaftar untuk menjadi kolaborator. Ke depan, pihaknya yakin bahwa ekosistem kendaraan listrik akan makin lengkap tersebar di seluruh Indonesia.

"Kerja keras yang dilakukan PLN tidak hanya dilakukan untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi anak cucu ke depan. Maka dari itu, kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam transisi energi bersih ini," tutur Darmawan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com