Advertorial

PLN Sukses Reduksi 32 Juta Metrik Ton Emisi Karbon pada 2022

Kompas.com - 09/11/2022, 10:34 WIB

KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca (GRK) sepanjang 2022.

Capaian tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam agenda Decarbonizing Energy Sector for Net Zero Indonesia Pavillion di COP 27 yang digelar di Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (7/11/2022).

"Saya dengan bangga mengatakan bahwa tahun ini kami sukses mereduksi 32 juta metrik ton emisi karbon dioksida (CO2). (Capaian ini) melampaui target Nationally Determined Contributions (NDC) kami," terang Darmawan dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

Ia menjelaskan, untuk mencapai hal tersebut, PLN melakukan pendekatan holistik, yakni menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, menggunakan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan co-firing biomassa.

"Kami melakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang dapat dilakukan. Tahun lalu, 13 gigawatt (GW) pembangkit batu bara yang masih dalam perencanaan kami hapus. Dengan begitu, kami dapat mengurangi 1,8 miliar metrik ton emisi CO2 selama 25 tahun ke depan," ungkapnya.

Darmawan mengakui bahwa berbagai usaha tersebut masih belum cukup. Karenanya, PLN perlu menambahkan ruang yang lebih besar untuk menambah porsi pembangkit EBT.

Saat ini, lanjutnya, PLN terus meningkatkan pemanfaatan pembangkit EBT yang berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.

"Kami secara agresif meningkatkan pemanfaatan EBT. Setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan. Bersamaan dengan itu, kami perlu meningkatkan kapasitas teknologi guna mengakomodasi fluktuasi supply-demand untuk sistem baru tersebut," tambahnya.

Demi mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060, PLN melakukan pendekatan holistik melalui 8 inisiatif.

Inisiatif tersebut terdiri dari pensiun dini pembangkit fosil, proyek pilot co-firing hidrogen dan amonia, menambah pembangkit EBT, layanan energi hijau, co-firing biomassa, inisiasi carbon capture storage, peluncuran smart grid control system, serta membangun ekosistem kendaraan listrik.

Selain itu, Darmawan juga menegaskan bahwa pemanasan global adalah tantangan bersama. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan kolaborasi bersama dari seluruh dunia baik dari teknologi, inovasi, maupun investasi.

"Paradigma kita mesti berubah. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan kolaborasi," jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com