Advertorial

Techbros Pamerkan Teknologi Pertanian ke Petani di Food Estate Humbahas

Kompas.com - 09/11/2022, 12:44 WIB

KOMPAS.com - Perusahaan inovasi teknologi asal Indonesia, Techbros, bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menggelar pameran Smart Agriculture Solutions Showcase pada Rabu (26/10/2022).

Pameran tersebut diadakan di Gedung Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut).

Selain pameran, ada juga sesi diskusi bersama para petani di kawasan food estate Humbahas yang didukung oleh Telecom Infra Project (TIP), Telkom University, dan Fortuna Argatech.

Project Manager Techbros Yosua Hutapea mengatakan, diskusi tersebut bertujuan untuk menemukan permasalahan dan mendengar masukan langsung dari petani. Dengan begitu, pihaknya dapat mengembangkan produk smart agriculture sesuai kebutuhan mereka.

 “Kami ingin berperan aktif dalam mendukung program Food Estate Humbahas yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kemenko Marves. Bentuk dukungan Techbros adalah dengan menghadirkan solusi berupa smart agriculture melalui inovasi teknologi yang dapat diakses menggunakan internet. Kami ingin melakukan uji coba langsung di lapangan,” ujar Yosua dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

Yosua menambahkan, teknologi yang dikembangkan oleh pihaknya terdiri dari dua alat utama, yakni Elang AI Aitelmoo dan Plant Desease Classifier.

Para peserta diskusi di Smart Agriculture Solutions Showcase. 

Dok. Techbros Para peserta diskusi di Smart Agriculture Solutions Showcase.

Elang AI Aitelmoo adalah alat dengan computer vision yang berfungsi untuk mendeteksi pertumbuhan berat badan, kesehatan, dan mengendalikan konsumsi makanan sapi.

Sementara itu, Plant Desease Classifier adalah alat untuk mendeteksi jenis dan penyakit yang ada pada tanaman.

Cara kerja alat tersebut adalah membaca kondisi tanaman melalui daun yang diletakan pada alat tersebut. Dari situ, Plant Desease Classifier akan merekomendasikan penanganan yang tepat ke petani secara cepat.

Lewat uji coba kedua teknologi tersebut, Yosua berharap, konsep smart agriculture dapat semakin mempermudah aktivitas petani di masa depan.

Selain dari Techbros, ada juga dua teknologi lainnya yang dikembangkan oleh Advanced Creative Networks Research Center (AdCNet) dan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.

Staf Telkom University Galih Prihartanto mengatakan, salah satu teknologi tersebut adalah alat pendeteksi nutrisi berbasis internet of things (IoT). Seperti diketahui, nutrisi adalah zat anorganik yang penting untuk pertumbuhan tanaman.

Alat tersebut, kata Galih, dapat mendeteksi nutrisi dan mengambil data unsur hara dalam tanah yang ada pada tanaman melalui sensor nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) serta sensor kelembaban.

Adapun data yang diambil dari alat tersebut akan akan diproses oleh mikrokontroler. Setelah berhasil diproses, hasil data akan ditampilkan di layar dan dikirimkan ke pengguna menggunakan IoT. Dengan begitu, petani dapat menentukan jenis perawatan terbaik untuk tanamannya.

“Alat lain yang kami kembangkan adalah Auto Switching pembangkit listrik tenaga hibrida (PLTH). Sumber energinya berasal dari tenaga surya dan angin. Alat ini dilengkapi dengan sensor dan sakelar yang mampu mengatur input pengisian baterai berdasarkan nilai energi listrik terbesar yang dihasilkan turbin angin atau surya,” jelas Galih.

Sejumlah teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat mempermudah aktivitas petani Humabahas. 

Dok. Techbros Sejumlah teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat mempermudah aktivitas petani Humabahas.

Galih menambahkan, untuk memonitor dan merekam data tegangan, PLTH tersebut juga dapat terhubung ke aplikasi monitoring berbasis web.

Tak ketinggalan, ada juga teknologi Landslide Monitoring System dan Weather Station sebagai solusi pertanian cerdas yang diperkenalkan oleh Fortuna Argatech.

Perwakilan Fortuna Argatech Arifin Ardi menuturkan bahwa Landslide Monitoring System adalah alat pendeteksi longsor (kestabilan lereng) yang dapat memantau kondisi tanah secara real-time.

Alat tersebut juga dapat merekam dan memberikan notifikasi berupa peringatan dini (early warning systems) akan bahaya longsor melalui bunyi sirine, lampu tanda bahaya, serta pemberitahuan via pesan WhatsApp,” kata Arifin.

Sementara itu, Weather Station berfungsi untuk mengumpulkan data aktual terkait cuaca di lokasi.

“Semua data tersebut nantinya akan digabungkan dengan portal data terpusat untuk menghasilkan prakiraan cuaca yang akurat,” ucapnya.

Adapun untuk membantu para petani agar dapat mengakses solusi smart agriculture yang dibawa oleh Techbros, Telkom University, dan Fortuna Agratech, pihak TIP Community Lab Telkom University akan memasang tiga open wireless fidelity (Wi-fi) yang ditempatkan di Gedung PUPR.

Kehadiran Wi-Fi tersebut dapat diakses secara gratis dan diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas petani.

Sementara itu, Field Manager Food Estate dan Staf Kemenko Marves Dr Van Basten Panjaitan mengatakan, pihaknya mendukung kehadiran smart agriculture yang punya pengaruh positif terhadap pembangunan berkelanjutan.

Ia menilai, teknologi tersebut juga dapat mengefisiensikan biaya pertanian dan memudahkan aktivitas petani.

“Kerja sama ini merupakan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan hasil pangan dari semua sisi, termasuk teknologi. Teknologi tidak akan bisa bergerak tanpa sepengetahuan manusia. Oleh karena itu, transfer ilmu ini diharapkan berkelanjutan agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh petani,” ujar Van Basten.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com