Advertorial

Tugu Insurance Raih Laba Rp 262,21 Miliar Per Triwulan III 2022

Kompas.com - 10/11/2022, 15:44 WIB

KOMPAS.com - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mempertahankan kinerja positif hingga triwulan III 2022. 

Hingga Jumat (30/9/2022), Tugu Insurance berhasil memperoleh laba tahun berjalan konsolidasian sebesar Rp 262,21 miliar. Jumlah ini naik secara signifikan sebesar 15 persen ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 228,79 miliar.

Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat mengatakan, laba yang didapat Tugu Insurance itu meliputi pencatatan produksi premi, underwriting, pendapatan investasi, dan pendapatan usaha lain.

Adapun perolehan produksi premi bruto konsolidasian Tugu Insurance hingga kuartal III 2022 mencapai Rp 4,73 triliun atau naik 10 persen dari Rp 4,28 triliun pada periode sama tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan underwriting mencapai Rp 1,68 triliun atau naik 9 persen dari Rp 1,54 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Selain itu, lini bisnis asuransi kebakaran masih memberikan kontribusi produksi premi terbesar, yakni Rp 1,76 triliun. Jumlah ini naik 25 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,41 triliun.

“Pendapatan investasi tercatat sebesar Rp 254,02 miliar dan lebih tinggi dari periode sama pada tahun lalu sebesar Rp 233,12 miliar. Kenaikan pendapatan juga terjadi pada perolehan pendapatan usaha lainnya sebesar Rp 278,61 miliar jika dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 219,77 miliar. Oleh karena itu, kami optimistis kinerja positif ini dapat berlanjut hingga akhir 2022,” kata Tatang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

Nilai aset perseroan, lanjut Tatang, tercatat sebesar Rp 20,85 triliun. Jumlah ini juga mengalami pertumbuhan bila dibandingkan dengan periode 31 Desember 2021 sebesar Rp 20,19 triliun.

Kenaikan juga diikuti jumlah ekuitas perseroan menjadi Rp 9,06 triliun ketimbang periode yang sama pada 2021, yaitu sebesar Rp 8,79 triliun.

Tatang melanjutkan bahwa indikator kesehatan atas kinerja induk perusahaan dapat terlihat dari rasio likuiditas yang mencapai 168,58 persen dan rasio beban (klaim, usaha, dan komisi) terhadap pendapatan premi neto sebesar 62,10 persen. Rasio ini jauh lebih baik dari keseluruhan industri yang sebesar 104,62 persen.

“Selain itu, risk based capital (RBC)Tugu Insurance sebesar 408,44 persen. (Angka ini) jauh di atas ketentuan minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni sebesar 120 persen,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com