Advertorial

Penyelenggaraan KTT G20 di Bali Banjir Pujian

Kompas.com - 16/11/2022, 13:16 WIB

KOMPAS.com - Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022), mendapat pujian dari para tamu negara. Salah satunya, Presiden International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach.

Bach mengatakan bahwa KTT G20 yang bertema “Recover Together, Recover Stronger” sesuai dengan moto baru IOC, yakni “Faster, Higher, Stronger, and Together”.

“Moto G20 secara sempurna menggemakan moto baru Olimpiade,” kata Bach dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga turut mengapresiasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada KTT G20 2022 yang dinilai mampu mendorong dialog guna kepentingan seluruh warga dunia.

Melalui akun resmi Instagram Presiden AS, @POTUS, Biden menuliskan harapan agar AS bisa terus bekerja sama dengan Indonesia dalam melestarikan aturan berbasis sistem dan kepentingan internasional yang berpegang pada hak asasi manusia.

"Indonesia adalah rekan yang aktif dan krusial bagi Amerika Serikat," tutur Biden.

Hal sama juga disampaikan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Ia berharap, bisa terus bekerja sama dengan Indonesia dalam menangani isu-isu kawasan dan global, termasuk dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Kemudian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova juga menyampaikan rasa hormat atas Presidensi Indonesia pada KTT G20 karena mendorong persatuan antarnegara di masa pemulihan ekonomi global pascakrisis.

Sementara, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, melalui akun Instagram pribadinya @albomp pada Senin (14/11/2022), menyebut Indonesia sebagai teman yang memiliki kesamaan pandangan terhadap perdamaian serta kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga ikut mengapresiasi kepemimpinan Indonesia pada G20. Menurutnya, Indonesia telah berhasil mendorong dialog antarnegara G20 di tengah ketegangan geopolitik.

"Saya mengagumi apa yang sudah dilakukan Indonesia sebagai (pemegang tampuk) Presidensi G20 di bawah Presiden Joko Widodo," kata Guterres.

Sejumlah pujian juga diberikan kepada Indonesia sebelum pelaksanaan KTT G20. Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva, misalnya, mengapresiasi Presidensi G20 Indonesia yang mendorong diskusi serta sinergisitas di tengah ketidakpastian global.

Untuk diketahui, Indonesia juga mendapatkan penghargaan dari The Atlantic Council, lembaga think tank berbasis di New York, AS. Penghargaan diberikan kepada Presiden Jokowi karena telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat di tengah ragam masalah dunia.

Executive Chairman World Economic Forum (WEF) Klaus Schwab dalam pidato pemberian penghargaan mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak hanya pemimpin bagi rakyat Indonesia, tetapi pemimpin yang bervisi global.

"Pemimpin yang punya visi global dan mempromosikan kedamaian dunia serta kesejahteraan," ujar Klaus.

Indonesia optimistis hadapi tantangan global

Penghargaan yang diberikan The Atlantic Council memang layak diterima Presiden Jokowi. Visi global tersebut terlihat saat Presiden Jokowi menyampaikan optimisme pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan global pada Business of 20 (B20) Summit di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Senin (14/11/2022).

“Saya menyampaikan di setiap kesulitan dan tantangan selalu ada peluang. Jangan pesimistis,” ujar Jokowi.

Ia mengatakan, saat pertama kali berbicara di depan forum B20 pada Januari 2022, kondisi dunia masih dilanda pandemi. Kini, kondisi global kian menantang karena selain pandemi, terdapat krisis lain, seperti perang, pangan, energi, dan keuangan.

Meski demikian, Indonesia, di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen dan di kuartal ketiga tumbuh 5,72 persen.

Karena kondisi ekonomi tersebut, Jokowi menambahkan, Direktur Pelaksana IMF menyebut Indonesia sebagai salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia.

Ia pun menjelaskan tiga strategi yang perlu diterapkan untuk menghadapi tantangan global. Pertama, hilirisasi dan industrialisasi. Strategi ini bisa diterapkan dengan menghentikan ekspor bahan mentah untuk memberi nilai tambah di dalam negeri.

Dengan begitu, lapangan kerja bisa diciptakan dan pendapatan negara meningkat. Strategi ini sudah dimulai dengan produksi nikel sebagai salah satu bahan untuk baterai mobil listrik.

“Di Australia ada litium, (sedangkan) Indonesia memiliki nikel (yang) kalau digabung jadi baterai mobil listrik. Saya bilang kepada PM Australia, minta litium dibawa ke Indonesia saja, kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” ujar Jokowi.

Kedua, konsep ekonomi hijau. Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 443.00 megawatt (MW), baik dari hydro power, geotermal, panel surya, maupun angin. Selain itu, Indonesia juga telah menyiapkan lahan seluas 30.000 hektare (ha) di Kalimantan Utara untuk green industrial park.

“Inilah kesempatan para investor untuk bekerja sama membangun ekonomi hijau di Indonesia,” tuturnya.

Dengan demikian, Presiden Jokowi yakin bahwa para investor akan tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia. Terlebih, di kawasan tersebut terdapat Sungai Kayan yang dapat berfungsi untuk memproduksi energi bersih, hydro power, sebesar 13.000 MW.

Ketiga, digitalisasi. Jokowi meminta berbagai negara maju agar dapat membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam melakukan digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis.

Presiden menjelaskan, dalam waktu tiga tahun, 19 juta dari 64 juta UMKM di Indonesia telah memiliki platform digital.

“Kami berharap bisa mencapai 30 juta pada 2024. Artinya, yang kecil-kecil jangan ditinggal. Saya titip pada India agar usaha mikro ini masih dilibatkan. Saya percaya B20 akan semakin berkembang,” ujarnya.

Sebagai informasi, B20 Summit dihadiri lebih dari 3.300 orang yang berasal dari 40 negara di dunia, di antaranya pimpinan negara, chief executive officer (CEO), dan pemimpin bisnis dari berbagai perusahaan multinasional.

Peserta B20 Summit merupakan representasi lebih dari enam setengah juta bisnis di berbagai belahan dunia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com