Advertorial

Kerja Sama Pertamina dengan Perusahaan UEA Diumumkan di Pertemuan Presiden Jokowi dan MBZ

Kompas.com - 18/11/2022, 10:25 WIB

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) menggandeng beberapa perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengembangkan potensi energi dan produksi kilang di Indonesia. Komitmen ini diumumkan di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ).

Komitmen kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya tersebut kembali diumumkan di sela puncak kegiatan Business 20 (B20) di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Selain Presiden Jokowi dan MBZ, pengumuman komitmen kerja sama tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Kemaritiman) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ((LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto serta CEO Masdar Mohammed Jameel Al Ramahi.

Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab yang bekerja sama dengan Pertamina, yakni Masdar, perusahaan energi terbarukan terkemuka di dunia dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC). Penandatanganan komitmen kerja sama tersebut sudah dilakukan sebelumnya beberapa waktu lalu di UEA.

Kerja sama antara Pertamina lewat Pertamina Power and New Renewable Energy (PNRE) dan Masdar terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Blok Rokan dengan periode perjanjian kerja sama selama 2 tahun, yakni mulai 12 November 2022 hingga 2024.

PNRE dan Masdar akan bekerja sama untuk memberikan solusi yang reliabel dan kompetitif dalam pengembangan PLTS Rokan Phase 2 dan Phase 3 di WK Rokan.

"Kerja sama strategis antara Pertamina NRE dan Masdar akan berpotensi mendorong percepatan transisi energi," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (18/11/2022).

Untuk diketahui, PLTS Rokan Phase 2 sedang dalam studi dengan potensi kapasitas sampai 50 MWp dan estimasi nilai investasi total 47 juta dollar AS. Sementara, PLTS Rokan Phase 3 dengan potensi kapasitas sampai 150 MWp dan memiliki estimasi nilai investasi total 140 juta dollar AS.

Tidak tertutup kemungkinan, kedua pihak bekerja sama untuk pengembangan PLTS lain di lingkungan Pertamina.

Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai operator PNRE akan membentuk joint venture dengan Masdar dengan komposisi kepemilikan dalam kerja sama, yakni PPI sebanyak 55 persen dan Masdar 45 persen.

Sementara, pemasok kebutuhan (offtaker) dari solar photovoltaic adalah PT Pertamina Hulu Roka (PHR) dengan manfaat penghematan biaya, penurunan jejak karbon dioksida (CO2) hingga 184.000 ton per tahun, dan penurunan konsumsi gas hingga 2.816 MMSCF per tahun.

Selain itu, PPI dan Masdar juga melakukan pertukaran dokumen terkait dengan memorandum of understanding (MoU) pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia. Proyek tersebut di antaranya adalah pengembangan proyek-proyek baru EBT dan berbagi informasi untuk evaluasi dan analisis kelayakan proyek.

Tak hanya dengan Masdar, Pertamina juga melakukan kerja sama dengan ADNOC terkait potensi kerja sama produksi polyolefin di Indonesia. Periode perjanjian tersebut selama 1 tahun, yakni 12 November 2022- 12 November 2023.

Sementara, potensi area kerja sama adalah mengeksplorasi kesempatan partisipasi dalam proyek cracker dan turunan baru dari proyek polyolefin PT Kilang Pertamina International (KPI) di Indonesia.

Dalam hal ini, ADNOC berminat untuk memanfaatkan teknologi miliknya untuk proyek polyolefin PT KPI, potensi pemasaran produk polyolefin oleh ADNOC, serta suplai feedstock, seperti nafta, LPG, dan propane.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com