Advertorial

Hadirkan Woman and Child Cancer Care Building, RS Kanker Dharmais Siap Jadi Pusat Kanker Nasional

Kompas.com - 18/11/2022, 17:44 WIB

KOMPAS.com – Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais Jakarta menjadi bagian dari proyek The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project Islamic Development Bank Project IDN-1031.

Pada pelaksanaan proyek itu, RS Kanker Dharmais akan mengalami perluasan, termasuk pengembangan fisik bangunan, pemutakhiran peralatan kesehatan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan layanan project management. Salah satu fasilitas yang akan dibangun adalah Woman and Child Cancer Care Building.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RS Kanker Dharmais Jakarta Anjari mengatakan, proyek pembangunan tersebut bertujuan untuk menjadikan RS Dharmais sebagai rumah sakit rujukan yang bisa diandalkan di Indonesia, khususnya dalam hal penyakit kanker.

Selain RS Kanker Dharmais Jakarta, terdapat lima rumah sakit lain di Indonesia yang juga terlibat dalam proyek tersebut, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan (Jakarta), RSUP Dr Hasan Sadikin (Jawa Barat), RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar (Sulawesi Selatan), RSUP Dr Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Prof IGNG Ngoerah (Bali).

Adapun RS Kanker Dharmais merupakan salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan ditunjuk sebagai Pusat Kanker Nasional. Dalam hal ini, RS Kanker Dharmais berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian kanker nasional serta pusat data dan informasi kanker nasional.

“Tujuan pembangunan Woman and Child Cancer Care Building adalah untuk mewujudkan cita-cita RS Kanker Dharmais dalam upaya mengembangkan layanan yang komprehensif dengan fokus pada layanan unggulan di bidang penanganan kanker bagi perempuan dan anak,” kata Anjari dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (18/11/2022).

Anjari melanjutkan, pembangunan Woman and Child Cancer Care Building pun telah mendapatkan dukungan dari Islamic Development Bank (IsDB).

Sebagai informasi, The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units merupakan proyek bantuan investasi melalui pinjaman luar negeri. Tujuannya, untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui peningkatan enam rumah sakit rujukan nasional dan unit teknis vertikal.

Adapun ruang lingkup pada proyek tersebut meliputi, pembangunan gedung baru, pengadaan alat medis, nonmedis dan furniture, penguatan kapasitas SDM rumah sakit, penguatan institusi rumah sakit, kesiapsiagaan kegawatdaruratan, manajemen proyek, serta audit finansial.

Prosesi ground breaking pada proyek The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project Islamic Development Bank Project IDN-1031.Dok. RS Kanker Dharmais Prosesi ground breaking pada proyek The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units Project Islamic Development Bank Project IDN-1031.

Woman and Child Cancer Care Building di RS Dharmais Jakarta

Woman and Child Cancer Care Building RS Kanker Dharmais Jakarta dilengkapi sejumlah fasilitas unggulan. Beberapa di antaranya adalah fasilitas rehabilitasi medik, pelayanan onkologi, center of excellence-breast, center of excellence-serviks, high care unit (HCU), intensive care unit (ICU), pediatrics intensive care unit (PICU), chemotherapy, dan ruang very very important person (VVIP).

Woman and Child Cancer Care Building di RS Kanker Dharmais direncanakan terletak pada bagian sisi barat rumah sakit. Bangunan ini memiliki tinggi 76 meter yang terdiri dari 18 lantai dan tiga basement dengan total luas bangunan 35.680 meter persegi.

Bentuk dasar menara Woman and Child Cancer Care Building diambil dari metafora perempuan dan anak-anak serta penyembuhan sel kanker. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang berbeda-beda.

Konsep arsitektur Woman and Child Cancer Care juga tidak terlepas dari bangunan yang sudah ada sebelumnya. Keberadaan fasilitas ini turut menjadi penegasan bahwa RS Kanker Dharmais telah menjadi Pusat Kanker Nasional.

Selain RS Kanker Dharmais Jakarta, terdapat lima rumah sakit lain di Indonesia yang juga terlibat dalam proyek tersebut, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan (Jakarta), RSUP Dr Hasan Sadikin (Jawa Barat), RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, (Sulawesi Selatan), RSUP Dr Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Prof IGNG Ngoerah (Bali).Dok. RS Kanker Dharmais Selain RS Kanker Dharmais Jakarta, terdapat lima rumah sakit lain di Indonesia yang juga terlibat dalam proyek tersebut, yakni Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan (Jakarta), RSUP Dr Hasan Sadikin (Jawa Barat), RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, (Sulawesi Selatan), RSUP Dr Sardjito (Yogyakarta), dan RSUP Prof IGNG Ngoerah (Bali).

Peningkatan pelayanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat

Pada acara ground breaking yang berpusat di Bali, Menteri Kesehatan H E Ir Budi G Sadikin, ChFC, CLU menyampaikan bahwa pelayanan kesehatan di enam rumah sakit rujukan nasional yang telah ditunjuk harus diperkuat. Menurutnya, proyek tersebut harus dijalankan secara komprehensif dan terintegrasi demi meningkatkan akses serta kualitas layanan kesehatan.

“Target pengembangan kesehatan pada 2025 adalah peningkatan status kesehatan masyarakat yang terlihat dari peningkatan angka harapan hidup, serta penurunan angka kematian anak dan ibu hamil. Proyek ini dilakukan demi meningkatkan akses dan kualitas layanan primer dan layanan kesehatan rujukan,” ujar Budi.

Budi juga menjelaskan kembali bahwa keenam rumah sakit yang telah ditunjuk akan ditingkatkan secara luas, termasuk pengembangan fisik bangunan, pemutakhiran peralatan kesehatan, peningkatan kapasitas SDM, dan layanan project management.

“Selain itu, diberlakukan pula transformasi layanan rujukan dalam bentuk penataan sistem rujukan. Salah satunya dilakukan dengan pengembangan jejaring rumah sakit rujukan nasional, provinsi dan regional, serta penguatan tata laksana rujukan,” ujar Budi.

Saat ini, pengembangan layanan unggulan rumah sakit masih diarahkan pada sembilan jenis penyakit prioritas dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi secara nasional. Penyakit itu meliputi penyakit jantung, kanker, diabetes melitus, ginjal, hati, stroke atau otak, kesehatan ibu dan anak (KIA), tuberkulosis, dan penyakit infeksi.

“Bantuan proyek ini sejalan dengan misi IsDB dalam mengurangi kemiskinan, mendorong pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi Islam, perbankan dan keuangan, serta meningkatkan kerja sama antara negara-negara anggota melalui mitra pembangunan IsDB,” papar Budi.

Budi melanjutkan, proyek itu juga sejalan dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) 2030, yakni untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia.

Selain itu, SDG’s 2030 juga menargetkan pengurangan rasio angka kematian ibu, yaitu kurang dari 70 per 100.000 kelahiran serta mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi baru lahir dan balita.

Dalam memenuhi tujuan tersebut, setiap negara menargetkan untuk mengurangi kematian neonatal setidaknya menjadi kurang dari 12 per 1.000 kelahiran dan kematian balita menjadi serendah-rendahnya, yakni 25 per 1.000 kelahiran.

“Untuk mencapai target SDG’s, masih membutuhkan berbagai upaya percepatan. Oleh karena itu, Kemenkes melakukan transformasi kebijakan pelayanan kesehatan yang terdiri dari enam pilar sebagai salah satu upaya yang dilakukan,” lanjut Budi.

Adapun keenam pilar tersebut meliputi transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.

Pada kesempatan itu, Anjari juga mengimbau masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit, meski sudah ada fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Menurutnya, pencegahan perlu dilakukan sejak dini melalui pembiasaan CERDIK yang terdiri dari cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas atau olahraga, diet sehat gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

“Pencegahan dapat dimulai dari diri sendiri, demi diri sendiri, dan untuk orang-orang tercinta di sekitar kita. Hal itu perlu dilakukan demi Indonesia yang lebih sehat,” jelas Anjari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com