Advertorial

Hasilkan Alumni Produktif, Kartu Prakerja Buktikan Manfaatnya

Kompas.com - 24/11/2022, 16:11 WIB

KOMPAS.com - Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan daya saing angkatan kerja Indonesia. Program ini pun telah berdampak positif bagi masyarakat.

Kartu Prakerja dilatarbelakangi oleh rendahnya jumlah penyerapan angkatan kerja pada lulusan perguruan tinggi. Hal ini disebabkan kesenjangan antara ketersediaan kompetensi yang ada dengan kebutuhan industri.

Peningkatan keterampilan para penerima Kartu Prakerja pun mendapat sorotan dan pujian dari dunia internasional, termasuk oleh petinggi dunia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Nusa Dua, Bali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato pada forum Business 20 (B20).

Menurutnya, kesuksesan program Kartu Prakerja dapat meningkatkan literasi digital, serta secara bersamaan mampu meningkatkan inklusi keuangan.

“Untuk beradaptasi dengan dunia kerja masa depan serta menciptakan peluang baru bagi mereka yang terkena dampak disrupsi teknologi dan pandemi, kami telah mengembangkan sistem pendidikan vokasi online melalui Kartu Prakerja,” ujar Airlangga dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Dampak nyata program Kartu Prakerja dirasakan oleh Yoga Nur Fauzi (24). Selepas mengikuti program Kartu Prakerja, pria asal Musi Rawas, Sumatera Selatan ini mampu mendapat penghasilan dari membuat konten video melalui aplikasi CapCut.

Pria yang juga bekerja sebagai guru olahraga di SMPN Purwodadi Musi Rawas itu mengaku lebih produktif dan bisa menambah pendapatan setelah mengikuti program Kartu Prakerja

“Setelah ikut pelatihan kemarin, mindset saya terbuka bahwa cari uang itu bisa lewat platform digital, seperti zaman sekarang. (Hal) ini sedang saya telusuri. Terlebih, setelah dapat uang dari CapCut, kalau aktif di (bidang ini), lumayan (penghasilannya),” kata Yoga.

Setelah menyelesaikan kelas content creator di lembaga pelatihan Vokraf, Yoga mengaku dapat memahami pentingnya menciptakan makna dari sebuah konten.

“Dulu, sebelum (mengikuti) pelatihan itu asal-asal buat (konten) saja. Namun, setelah ikut pelatihan, dipikirkan juga tujuan videonya untuk apa, mau kasih pesan apa ke penontonnya,” ujarnya.

Kartu Prakerja hasilkan sumber daya manusia yang kompeten. 

Dok. Vokraf Kartu Prakerja hasilkan sumber daya manusia yang kompeten.

Tidak hanya menggunakan satu aplikasi, Yoga yang semakin tertarik pada bidang content creator juga mengunggah video di bidang otomotif pada aplikasi TikTok secara rutin.

Menurutnya, materi kelas yang diselesaikan telah membantunya menambah kemampuan dalam meningkatkan engagement konten yang diunggah.

“Sekarang ini kan zaman digital. Kalau nanti sudah banyak followers dan view, mudah-mudahan bisa dapat endorse. Saya (sedang) mendalami bidang motor, siapa tahu nanti bisa dapat endorse peralatan motor, endorse brand oli,” kata Yoga.

Ia mengatakan bahwa ketika kreator konten memiliki banyak followers di media sosial, seperti TikTok, biasanya banyak brand yang menawarkan endorse.

“Kita bisa dapat penghasilan dari sana,” ujarnya.

Dampak positif fasilitas yang dirasakan para penerima Kartu Prakerja dinilai menjadi salah satu kemajuan bagi industri pendidikan di Indonesia.

Vokraf selaku mitra Kartu Prakerja melihat inovasi pemerintah tersebut sebagai transformasi yang perlu diteruskan.

“Harapannya, program itu akan terus berkelanjutan, karena kami baru mulai menggarap revolusi edukasi di Indonesia. Kami tidak bisa berhenti sampai di sini,” ujar Chief Product Officer Vokraf Mahatma Waskitadi.

Mengingat keberhasilan program Kartu Prakerja yang sukses menekan angka pengangguran, Komite Cipta Kerja sepakat untuk memulai skema normal pada 2023.

Peningkatan anggaran dan penyesuaian besaran bantuan yang akan diterima peserta senilai Rp 4,2 juta per individu difokuskan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten pada bidangnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com