Advertorial

HKI Berkomitmen Selesaikan Konstruksi Ruas Jalan Trans Sumatera

Kompas.com - 05/12/2022, 08:36 WIB

KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) telah menyelesaikan konstruksi sejumlah ruas Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS). 

Hingga triwulan III 2022, konstruksi ruas JJTS yang telah diselesaikan anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) atau HK itu mencapai 60 kilometer (km), yakni Jalan Tol Binjai-Stabat sepanjang 12 km, Jalan Tol Bengkulu-Taba Penanjung sepanjang 17 km, dan Jalan Tol Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 31 km.

Adapun ruas JTTS yang masih dikerjakan HKI adalah Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV (Stabat-Pangkalan Brandan) sepanjang 46 km dengan progres konstruksi mencapai 48,88 persen per Oktober 2022. 

Selain itu, HKI juga masih mengerjakan Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 65 km dengan progres konstruksi 84,80 persen dan Tol Pekanbaru-Bangkinang STA 0+000 - 9+000 sepanjang 9 km dengan progres konstruksi 86,25 persen per Oktober 2022.

Pada 2023, HKI masih berfokus menyelesaikan ruas-ruas JTTS yang dikerjakan. Salah satu ruas yang diharapkan segera rampung adalah Tol Indralaya-Prabumulih. Proyek ini diperkirakan selesai pada Maret 2023.

Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti menjelaskan, tantangan dalam menyelesaikan ruas-ruas JTTS sangat bervariasi. Pada proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II-IV, misalnya, HKI harus menghadapi tantangan terkait anomali tanah, kontur yang ekstrem, dan curah hujan yang cukup tinggi. 

Contoh lain adalah proyek pembangunan Jalan Tol Indralaya-Prabumulih. Pada proyek ini, HKI harus mengatasi kendala terkait tanah rawa yang cukup panjang di daerah pembangunan jalan tol dan tanah lunak di ujung trase.

“Adapun strategi percepatan HKI untuk menyelesaikan proyek JTTS dari sisi sumber daya manusia, yakni mengadakan program sekolah site operation manager (Sekan SOM). Tujuannya, untuk meningkatkan pengetahuan personel SOM dari sisi teknis, manajerial, dan kepemimpinan,” kata Aji dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (1/12/2022).

Pada 2023, HKI masih berfokus menyelesaikan ruas-ruas JTTS yang dikerjakan.Dok. HKI Pada 2023, HKI masih berfokus menyelesaikan ruas-ruas JTTS yang dikerjakan.

Selain itu, lanjut Aji, HKI juga akan menggelar short course di bidang quality dan material untuk personel proyek yang bertugas di lapangan. 

HKI pun menerapkan sejumlah strategi di berbagai bidang dalam percepatan penyelesaian proyek JTTS, yakni dengan pengadaan sumber daya yang tepat waktu dan efisien, menjaga kualitas produk akhir sesuai dengan standar mutu, serta pemanfaatan teknologi digital dalam konstruksi, seperti building information modeling (BIM).

“Untuk mempercepat proses penyelesaian di lapangan, HKI menerapkan sejumlah metode konstruksi dan teknologi khusus di proyek JTTS, yakni penggunaan alat auto-level MMGPS Topcon pada Proyek Tol Indralaya-Prabumulih Zona 6,” ujar Aji.

Sebagai informasi, auto-level MMGPS Topcon merupakan alat yang menggabungkan posisi global navigation satellite system (GNSS) dengan teknologi pemancar laser dari Topcon. Alat ini berfungsi untuk menghasilkan perkerasan jalan yang presisi pada mesin perkerasan jalan mana pun.

Aji menjelaskan, MMGPS menjadi solusi pengaspalan berbasis 3D Topcon karena mampu memberikan pemosisian yang mulus dan akurat untuk aplikasi aspal dan beton. 

Manfaat lain penggunaan alat tersebut adalah memberikan hasil pekerjaan dengan akurasi yang tepat sesuai gambar desain, menghindari pengulangan pekerjaan karena perbedaan desain dan hasil, dapat memonitor progres pekerjaan secara real-time, memberikan perhitungan material yang akurat, dan mempercepat waktu pekerjaan.

Pengerjaan sejumlah ruas JTTS oleh HKI mendukung pencapaian target HK.Dok. HKI Pengerjaan sejumlah ruas JTTS oleh HKI mendukung pencapaian target HK.

“MMGPS juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin serta mengurangi pekerjaan survey, stacking, dan string line. Selain itu, HKI juga menggunakan electrical density gauge (EDG) di proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona 4,” papar Aji.

EDG sendiri merupakan alat untuk mengukur kepadatan lapisan tanah. Umumnya, pengukuran kepadatan tanah secara manual menggunakan sand cone. Penggunaan sand code membutuhkan waktu kurang lebih 30-40 menit untuk satu titik pengujian. Sementara, EDG hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit untuk satu titik pengujian.

Namun, lanjut Aji, HKI masih tetap menggunakan sand cone dalam implementasi pada awal pengukuran untuk membuat soil model. Kemudian, dilanjutkan dengan penggunaan EDG untuk pengukuran di titik-titik selanjutnya. Dengan EDG, pengukuran kepadatan lapisan tanah menjadi lebih cepat.

“Pengerjaan sejumlah ruas JTTS oleh HKI tentunya mendukung pencapaian target HK dalam penyelesaian ruas JTTS. Adapun terkait rencana kelanjutan dalam pembangunan JTTS, HKI fokus pada beberapa ruas JTTS lanjutan yang rencananya akan mulai dibangun pada 2023,” ungkap Aji. 

Selain pembangunan jalan tol, pada 2022, HKI juga tengah membangun jembatan bentang panjang di Proyek Tol Binjai-Pangkalan Brandan Zona II, yakni Jembatan Sei Wampu. Tol ini dibangun membentang seluas 230 meter dengan main span sepanjang 130 meter tanpa penggunaan pilar di tengahnya.

“Jembatan Sei Wampu menjadi jembatan rangka baja terpanjang di JTTS saat ini,” jelas Aji.

Sebagai informasi, Jembatan Sei Wampu termasuk dalam tipe jembatan continuous bridge truss. Jembatan ini terdiri dari rangka menerus dan berada di tengah bentang yang tidak terpisah. Dengan menggunakan baja yang sepenuhnya berwarna merah, Jembatan Sei Wampu akan menjadi ikon di Sumatera Utara, khususnya di Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com