Advertorial

Kepemimpinan Kuat dan Soliditas Tim Jadi Kunci Keberhasilan Merger BSI

Kompas.com - 13/12/2022, 09:14 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mencatatkan sejumlah prestasi meski belum genap dua tahun beroperasi. Torehan prestasi tersebut merupakan buah transformasi dan kolaborasi seluruh elemen perseroan di bawah komando yang tepat dari Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

Hery yang juga dipercaya sebagai Bendahara Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dengan cekatan menahkodai BSI menjadi salah satu bank syariah terbesar dengan pertumbuhan kinerja impresif. Selain itu, ia juga secara personal mampu menunjukkan performa positif dari sisi kepemimpinan di industri keuangan dengan keunikan dinamika yang menyertainya.

Tangan dingin Hery Gunardi dalam menyelesaikan proses merger dan pengembangan bisnis BSI membuat CNBC Indonesia mendaulatnya sebagai The Best CEO in Merger and Acquisition pada CNBC Award 2022 pada Senin (12/12/2022).

“Alhamdulillah, penghargaan ini merupakan keberhasilan bersama dari seluruh tim yang terlibat dan dukungan luar biasa dari seluruh pemegang saham, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI, serta Menteri BUMN Erick Thohir yang selalu memberikan ide-ide yang membangun,” kata Hery Gunardi seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Hery yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) adalah seorang bankir yang memiliki keahlian dalam bidang penggabungan beberapa unit bisnis. Hal tersebut dibuktikan dengan kesuksesan proses merger antara tiga bank syariah di Indonesia, yakni Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank BNI Syariah.

Dia memulai perjalanan pada industri perbankan dengan memulai karier di Bank Bapindo sebagai staf penelitian dan pengembangan pada 1991 setelah menyelesaikan studi di Jurusan Keuangan dan Akuntansi University of Oregon, Amerika Serikat (AS). Setelah itu, perjalanan karier Hery melesat setelah bekerja di Bank Mandiri.

Sesaat setelah BSI diresmikan oleh Presiden, Hery juga berhasil meraih gelar doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran.

Ia membuktikan keahliannya sebagai seorang bankir, khususnya di bisnis ritel, dengan menulis disertasi berjudul “Pengaruh Daya Saing Bank, Manajemen Risiko dan Customer Relationship Management (CRM) terhadap Kinerja Private Wealth Management dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Bisnis Retail Banking.”

Tahun lalu, usai sukses melakukan merger, BSI meloncat menjadi bank nomor ke-7 di antara seluruh bank di Tanah Air berdasarkan total aset.

Hingga akhir September 2022, aset BSI tercatat mencapai Rp 280 triliun atau meningkat nyaris 20 persen kurang dari dua tahun pascamerger.

Pada kuartal I 2021, BSI pertama kali melaporkan kinerja konsolidasi pascamerger dengan catatan aset Rp 234,43 triliun.

Dari sisi permodalan, BSI juga tumbuh semakin besar menjadi senilai Rp 25,61 triliun. Jumlah ini menempatkan BSI pada posisi teratas di antara bank syariah di Indonesia.

Dengan permodalan dan aset yang kian membesar, perseroan pun sudah siap bersaing di pasar global. Hingga akhir kuartal III 2022, BSI membukukan laba bersih Rp 3,21 triliun. Angka ini naik 42 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Catatan pertumbuhan laba tersebut juga merupakan yang terbaik di antara bank syariah lain di kawasan Asia Tenggara.

Ke depan, BSI diperkirakan dapat tumbuh semakin besar lagi. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. BSI akan terus mengoptimalkan peluang bisnis dalam ekosistem keuangan Islam agar mampu mendorong pertumbuhan laba dan kinerja BSI.

“Dengan demikian, kami dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat dan pemerintah. Sebagai bank syariah, kebermanfaatan BSI bagi Indonesia tidak berhenti pada pembayaran pajak kepada pemerintah dan dividen kepada pemegang saham, tapi juga penunaian zakat bagi umat. Selain juga melanjutkan transformasi yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja bottomline perusahaan dan memberikan nilai tambah signifikan kepada pemegang saham,” tutur Hery.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com