Advertorial

Komite Tari DKJ Kembali Gelar JICON Dance Festival 2022

Kompas.com - 14/12/2022, 14:26 WIB

KOMPAS.com - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar Jakarta International Contemporary (JICON) Dance Festival 2022 bertema “Expanded Space, Expanded Choreography” pada 4-18 Desember 2022.

Sebagai informasi, festival tersebut pertama kali digelar di masa pandemi Covid-19, tepatnya pada 2021.

Saat pandemi Covid-19, Komite Tari DKJ menilai bahwa pengertian baru tentang tubuh dan ruang dalam seni pertunjukan tari perlu dihadirkan.

Pasalnya, saat pandemi mewabah, relasi antarmanusia dalam berkomunikasi mengandalkan interface digital. Hal ini turut memengaruhi ekosistem seni pertunjukan.

JICON Dance Festival sendiri merupakan inisiatif dari praktisi produksi pertunjukan tari kekinian untuk menemukan pengertian baru tentang tubuh dan ruang dalam seni pertunjukan tari.

Ketua Komite Tari DKJ Yola Yulfianti mengatakan, JICON Dance Festival bukan hanya sebuah perayaan atas pertunjukan tari, tapi juga menampilkan semangat eksperimental dan membuka keragaman platform dari pengalaman kompleksitas produksi artistik.

“JICON Dance Festival dapat menjadi acuan untuk membaca platformfestival hari ini. Acara ini juga untuk melihat kemungkinan kolaborasi lintas disiplin dan lintas medium dalam program yang saling terhubung,” ujar Yola dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Yola melanjutkan bahwa sebagai festival yang berusaha menjadi sebuah fenomena kota, JICON Dance Festival dapat menghubungkan perluasan artistik sebagai kompleksitas sosial politik masyarakat urban yang melingkupi festival.

Hal tersebut tecermin dalam tema “Expanded Choreography” yang diusung JICON Dance Festival 2022. Tema ini merupakan upaya Komite Tari DKJ dalam melakukan perluasan koreografi. Beberapa upaya yang dilakukan adalah menghubungkan karya dan penonton yang lebih cair serta perluasan ruang dan tubuh.

“Upaya tersebut merupakan sebuah gagasan untuk menampilkan kota yang lebih inklusif dan beragam,” tuturnya.

Expanded space, expanded choreography

Yola melanjutkan, salah satu penanda penting sebuah kota besar, termasuk Jakarta, adalah kuatnya kultur festival seni. Festival seni dapat menjadi salah satu upaya untuk menciptakan iklim warga kota yang semakin inklusif.

JICON Dance Festival sendiri merupakan festival berbasis praktik koreografi dan digagas berdasarkan kompleksitas ruang kota. Festival ini membutuhkan perluasan (expanded) untuk menjangkau keberagaman dan inklusivitas kota yang melingkupinya.

“Perluasan praktik koreografi atau juga disebut dengan expanded choreography dilakukan secara serentak. Ini merupakan bentuk kontemporerisasi di dalam seni pertunjukan tari yang memiliki ragam arah,” papar Yola.

Selain praktik koreografi yang tidak lagi bergantung pada hubungan linier antara peristiwa pertunjukan dan penonton, lanjut Yola, perluasan koreografi bekerja dengan lintas medium dan penggunaan obyek lain, seperti arsip dan visual.

Penampil dalam JICON Dance Festival 2022. (DOK. DKJ).

Pengertian perluasan dalam konteks expanded choreography melalui medium, ruang, dan obyek dapat dimaknai sebagai perluasan kesadaran dari praktik koreografi. Hal ini untuk menjangkau kemungkinan isu koreografi yang lebih luas.

Menurut Yola, perluasan koreografi tidak lepas dari keragaman masyarakat hari ini yang semakin performatif. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya kehadiran media digital.

Kompleksitas masyarakat pun turut memengaruhi seni, khususnya seni pertunjukan tari. Saat ini, koreografi seni tari tidak lagi bisa dibatasi oleh pengertian tari secara konvensional.

“Koreografi seni tari kontemporer (expanded choreography) pada akhirnya tumbuh menjadi perspektif dalam melihat fenomena sosial masyarakat beserta sosial media yang semakin performatif untuk melihat pengertian gerak tubuh yang semakin luas,” tutur Yola.

Sebagai informasi, penyelenggaraan JICON Dance Festival 2022 tak lepas dari kerja kolektif antara para pekerja manajemen seni yang berlokasi di Jakarta dan sekitarnya.

Untuk tahun ini, JICON Dance Festival menggandeng oleh Helda Yosiana sebagai manajer festival. Helda sendiri sudah berkecimpung di dunia seni tari selama bertahun-tahun.

Helda mengatakan bahwa JICON Dance Festival sangat menarik karena memunculkan perluasan praktik koreografi yang melibatkan banyak koreografer dan penari, baik dari dalam maupun luar negeri.

Acara tersebut melibatkan para kolega yang biasa mengerjakan penyelenggaraan kegiatan seni.

“Kami berkolaborasi dan menyiapkan JICON Dance Festival sebaik-baiknya supaya dapat dinikmati oleh khalayak Jakarta dan sekitarnya,” ujar Helda.

Untuk diketahui, JICON Dance Festival 2022 juga menyelenggarakan berbagai program di Taman Ismail Marzuki, yakni Jakarta Mari Menari, International Forum Meeting Translocal Performative Academy, JICON Dance Fest x Gigi Arts of Dance, Telisik Tari tentang Gusmiati Suid oleh Hartati, Expanded Choreography Performance, serta Seri Wacana Tari

Program tersebut digelar di Teater Wahyu Sihombing, Teater Kecil, serta Graha Bhakti Budaya .

JICON Dance Festival 2022 terselenggara berkat dukungan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jakarta Propertindo, Unit Pelaksana Taman Ismail Marzuki, serta Parakata.

Acara tersebut juga terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai media, yakni Harian Kompas, Kompas.com, Tempo.co, Metro TV, Media Indonesia, Medcom.id, Poster Seni, Suara.com, serta Tanamtumbuh Media.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com