Advertorial

Lampaui Target, Kementerian ESDM Sambung Listrik 304 Rumah Tangga Tidak Mampu di Papua Tengah

Kompas.com - 15/12/2022, 11:22 WIB

KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambung listrik gratis kepada 304 warga di Provinsi Papua Tengah melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Capaian ini melebihi target yang ditentukan hingga 6 persen. Sebelumnya, pemerintah menargetkan 285 pemasangan listrik gratis di provinsi tersebut.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan bahwa secara nasional, realisasi pemasangan program BPBL juga melebihi target. Hal ini ia sampaikan pada acara Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Sabtu (10/12/2022).

"Alhamdulillah, kami sudah memasang 80.183 jaringan listrik baru secara nasional. Angka ini melampaui target yang ditetapkan, yakni 80.000 jaringan,” ujar Wanhar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Hingga triwulan III 2022, lanjut dia, rasio elektrifikasi (RE) Indonesia mencapai 99,60 persen. Dari data tersebut, terdapat 318.470 rumah tangga yang belum mendapat jaringan listrik. Sebagian besar di antaranya tersebar di wilayah terpencil (remote area), khususnya daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Oleh sebab itu, program BPBL yang mendapat dukungan penuh dari Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi.

Sementara itu, Senior Specialist Manajemen Niaga PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Ismail Deu menyatakan bahwa PLN berkomitmen penuh untuk menjalankan tugas pada program tersebut.

“Dengan kolaborasi dari seluruh pihak, program tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian di wilayah Papua Tengah, termasuk Nabire,” ujar Ismail.

Pada kesempatan sama, anggota Komisi VII DPR Marthen Douw mengatakan, sebagai provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia, Papua Tengah harus mendapat aliran listrik.

“Papua Tengah menjadi tempat pertama matahari terbit. Oleh karena itu, (wilayah ini) harus terang dengan (kehadiran) listrik," kata dia. 

Marthen juga mendorong pemerintah untuk lebih serius memperhatikan infrastruktur kelistrikan di Papua.

Menurutnya, kehadiran listrik juga dapat membantu anak-anak Papua Tengah untuk belajar dengan lebih baik. Dengan demikian, sumber daya manusia (SDM) Indonesia dari Papua mampu bersaing dengan SDM dari negara lain.

Sementara itu, Bupati Nabire Mesak Magai mengatakan bahwa pemerintah daerah (pemda) terus mengusahakan pemenuhan kebutuhan infrastruktur, termasuk listrik, di Nabire.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat dan PLN atas penyaluran aliran listrik di wilayah Nabire,” kata Mesak.

Untuk diketahui, seremoni penyalaan listrik pertama dilakukan pada dua rumah penerima manfaat, yakni rumah milik Verosina dan Ayub Mesn. Keduanya pun bersyukur atas kehadiran program tersebut.

“Terima kasih pemerintah dan PLN. Program ini dapat membuat anak-anak belajar dengan nyaman karena telah diterangi lampu milik sendiri," ujar Ayub.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau