Advertorial

Pertunjukan Tari “Jarum dalam Jerami” Karya Hartati Tampil di JICON 2022

Kompas.com - 19/12/2022, 17:50 WIB

KOMPAS.com – Koreograf kontemporer ternama Tanah Air, Hartati, menampilkan karya terbarunya yang berjudul “Jarum dalam Jerami” dalam agenda Jakarta International Contemporary Dance Festival (JICON) 2022 pada Jumat (16/12/2022) dan Sabtu (17/12/2022).

Acara tersebut diselenggarakan oleh Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Hartati mengatakan, karya tersebut dibuat untuk menghormati maestro tari komtemporer Indonesia, Gusmiati Suid. Menurutnya, tonggak karya Gusmiati Suid adalah “Api dalam Sekam” yang dipentaskan pada 1998.

“Karya ini sendiri mengisahkan gambaran situasi politik yang semakin memanas di penghujung masa Orde Baru. Kini, setelah hampir 30 tahun masa Reformasi, saya membuat pementasan ‘Jarum dalam Jerami’ sebagai bentuk dialog dengan karya tersebut. Karya ini juga merupakan respons terhadap perubahan yang terjadi saat ini,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (19/12/2022).

Bagi Hartati, Gusmiati Suid tidak hanya seorang perempuan koreograf yang memberikan kontribusi penting bagi tari kontemporer Indonesia, tetapi juga seorang guru bagi dirinya. Hartati merupakan murid Gusmiati Suid di sanggar binaan Gusmiati Suid, Gumarang Sakti, sejak 1980-an.

Sebelum menggelar pertunjukan “Jarum dalam Jerami”, Komite Tari DKJ terlebih dahulu mengadakan “Diskusi Telisik Tari”. Hartati membicarakan secara mendalam karyanya tersebut bersama anggota Komite Tari DJK Saras Dewi dan sastrawan sekaligus peneliti Gusmiati Suid, Esha Tegar Putra.

Esha mengatakan, pengetahuan mengenai koreografi tari Gusmiati Suid mesti diteruskan ke generasi koreograf dan pegiat tari masa kini. Salah satunya, dengan melihat kembali model penciptaan hingga khazanah gerak yang pernah dihadirkan Gusmiati Suid.

“Karya yang dihadirkan Hartati kali ini adalah salah satu cara untuk menggali kembali kemungkinan-kemungkinan itu. Sebab, karya tersebut membangun bentuk-bentuk hubungan baru antara karya hari ini dan karya di era sebelumnya,” katanya.

Penari dari Padang Panjang

Pertunjukan ?Jarum dalam Jerami?. Dok. Eva Tobing Pertunjukan ?Jarum dalam Jerami?.

Adapun semua penari dalam karya “Jarum dalam Jerami” langsung didatangkan dari kampung halaman Hartati, yakni Padang Panjang, Sumatera Barat. Mereka umumnya merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Seni Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Bagi Hartati, upaya tersebut merupakan bentuk ikhtiar untuk memperluas kesempatan bagi penari-penari di kampung halamannya agar bisa terlibat langsung dalam penciptaan karya. Para penari juga bisa mendapatkan pengalaman baru dengan menampilkan karya di luar kampus, yakni di TIM.

“(Hal) yang terpenting, selalu ada ruang baru untuk belajar, belajar, dan belajar. Mana mungkin berkesenian tanpa belajar?” tegas Hartati.

Asisten koreografer pertunjukan “Jarum dalam Jerami”, David, mengatakan bahwa rangkaian latihan awal diselenggarakan selama beberapa bulan di Padang Panjang. Hartati juga ikut tinggal di wilayah tersebut selama masa latihan.

David bercerita, sebelumnya, bersama para penari tersebut, “Jarum dalam Jerami” telah ditampilkan pada acara Arek Mandeh di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, November 2022. Ia pun berharap bahwa pertunjukan di JICON 2022 bisa menjadi pengalaman berharga bagi para penari muda.

“Saya harap, mereka mendapatkan banyak pengalaman yang membangkitkan semangat untuk menjadi koreograf di kemudian hari,” tutur David.

Kolaborasi lintas disiplin

Selain menghadirkan penari dari kampung halamannya, Hartati juga berkolaborasi dengan seniman lintas disiplin dalam menciptakan “Jarum dalam Jerami”. Ia mengajak Adinda Luthvianti sebagai dramaturg dan artistik, mahasiswa magister ISI Padang Panjang Jumaidil Firdaus sebagai penata bunyi, serta Heru Joni Putra sebagai pengampu diskusi dan pencatat proses.

Ada pula dosen teater ISI Padang Panjang Enrico Alamo sebagai penata cahaya dan M Fahmi sebagai penata kostum.

Tak hanya sebagai rekan diskusi, mereka juga terlibat di dalam penciptaan karya Hartati sejak awal hingga dipentaskan.

“Ibu Gusmiati Suid selalu melibatkan seniman berbagai disiplin dalam penciptaan karya-karyanya. Berbagai seniman tak henti hilir mudik di rumah beliau, apalagi ketika Ibu sedang mempersiapkan karya terbaru. Apa yang saya lakukan sekarang tak terlepas dari pengalaman berkarya bersama beliau,” ujar Hartati.

Sementara itu, Heru mengatakan bahwa karya “Jarum dalam Jerami” memang menggunakan formula judul yang sama dengan “Api dalam Sekam”.

Keduanya sama-sama mengangkat peribahasa klasik sekaligus menjadi penanda zaman yang tepat untuk melihat dua kondisi sosial-politik yang berbeda, tapi sebenarnya memiliki kaitan terselubung.

“Bila ‘Api dalam Sekam’ bercerita tentang hiruk pikuk menyambut zaman kebebasan, ‘Jarum dalam Jerami’ mengisahkan tentang keterluputan akan hal-hal kecil, sepele, tapi penting dalam hiruk pikuk di zaman kebebasan yang sudah berjalan hampir tiga dekade ini,” ujar Heru.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com