Advertorial

Buka Bunex 2022, Mentan Apresiasi Pencapaian Keberhasilan Sektor Perkebunan

Kompas.com - 21/12/2022, 15:43 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan menggelar Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) dalam rangka memperingati Hari Perkebunan ke-65 di Jakarta Convention Center (JCC) Hall B, Senayan, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Program tersebut bertujuan untuk memperkuat dan memperluas kesinambungan usaha perkebunan melalui pengembangan bioindustri. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya pelaku usaha perkebunan.

Adapun Bunex merupakan pameran perkebunan perdana di Indonesia. Pameran ini akan diselenggarakan secara rutin setahun sekali dan memamerkan keberhasilan insan perkebunan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementan akan menghadapi berbagai tantangan pada masa depan, baik nasional maupun global.

Oleh karena itu, lanjutnya, Kementan harus sigap serta selalu menjadi learning organization dan bersifat adaptif. Hal ini bertujuan untuk membangun kekuatan sekaligus menjawab tantangan perubahan. Kementan juga harus menyusun strategi transformasi untuk masa mendatang.

Mentan SYL menjelaskan, Bunex menjadi salah satu sarana pengembangan pertanian, khususnya perkebunan Indonesia agar maju, mandiri, serta modern.

Bunex juga menyediakan sarana promosi bagi wirausaha di subsektor perkebunan. Hal ini dapat memotivasi mereka agar menjadi pekebun Indonesia yang tangguh, unggul, dan mampu bersaing secara lokal ataupun global.

“Saya berharap, Bunex dapat menyediakan ruang kolaborasi dan sinergi bagi pekebun Indonesia untuk saling berinteraksi, bekerja sama, serta berinovasi,” ujar Mentan SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Mentan menegaskan, penyelenggaraan Bunex juga merupakan upaya untuk memotivasi dan mendorong semangat insan perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing perkebunan di level global.

Ia berharap, para pekebun serta pemangku kepentingan terkait dapat berinovasi untuk mewujudkan keselarasan dalam kegiatan kewirausahaan di subsektor perkebunan yang berdaya saing, dinamis, dan terus berkembang.

“Bunex merupakan bentuk apresiasi (pemerintah) kepada para petani dan pekebun di Indonesia. Semoga acara ini dapat menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Mentan SYL bersama Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah dalam pameran Bunex di JCC. DOK. Kementan Mentan SYL bersama Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah dalam pameran Bunex di JCC.

Pada pameran tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah memandu Mentan mengelilingi pameran. Mentan pun mengapresiasi beragam produk turunan komoditas perkebunan di Bunex.

Mentan SYL menyempatkan waktu berbincang dengan beberapa pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perkebunan. Ia berharap, kualitas dan kuantitas produk UMKM perkebunan dapat meningkat sehingga semakin diminati pasar global.

Selain itu, Mentan juga meninjau peluncuran Pabrik Mini Minyak Goreng (Pamigo). Adapun Pamigo merupakan bentuk upaya kemandirian dalam penyediaan minyak goreng berbasis Korporasi Perkebunan Rakyat.

Kontribusi sektor pertanian

Lantaran sumbangsih sektor pertanian, Indonesia menjadi salah satu negara kuat dan mampu bertahan dari berbagai krisis serta ancaman resesi dunia. Sektor ini sukses menjadi penyumbang devisa negara sekaligus meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Selain itu, pertumbuhan sektor pertanian juga meyakinkan, baik dari sisi produktivitas maupun ekspor. Hal ini dibuktikan dengan PDB sektor pertanian yang tumbuh 2,20 persen pada triwulan III 2022.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian periode Januari-Oktober 2022 mencapai Rp 550,11 triliun. Jumlah ini naik 7,37 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Pada capaian tersebut, subsektor perkebunan turut andil menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp 520,76 triliun. Jumlah ini berkontribusi sebesar 94,66 persen dari total ekspor di sektor pertanian.

Berdasarkan data tersebut, peluang ekspor komoditas perkebunan diprediksi akan semakin besar dan terus meningkat. Adapun komoditas perkebunan yang mengalami lonjakan ekspor paling besar adalah kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, serta kopi.

Program prioritas Ditjen Perkebunan

Pada kesempatan sama, Andi menyampaikan bahwa sejalan dengan arahan Mentan, pihaknya melakukan berbagai upaya dan sigap dalam mengatur strategi untuk mengembangkan sektor perkebunan Indonesia.

Ia menjelaskan, pihaknya memiliki tujuh program prioritas Ditjen Perkebunan untuk mewujudkan Era Baru Perkebunan Indonesia.

Pertama, Logistik Benih Perkebunan (BUN500) yang terdiri dari penguatan nurseri dan perbenihan mandiri, pengembangan komoditas berbasis kawasan, peningkatan produksi, produktivitas, serta pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

Kedua, peningkatan mutu dan pengembangan produk baru perkebunan, serta perkebunan partisipatif (PASTI). Kegiatan ini merupakan terobosan dalam mendorong penciptaan investasi baru perkebunan dengan berbagai jenis kemudahan, seperti kemudahan akses varietas unggul, produk perkebunan, informasi pasar ekspor, serta promosi.

Ketiga, Ekosistem Perkebunan (EKSIS). Sistem ini dibangun oleh unsur-unsur yang mempunyai hubungan timbal balik dan saling terkait dalam suatu lingkungan perkebunan. Sebagai contoh, ekosistem perkebunan yang terdiri dari petani, penyedia benih, penyedia pupuk, penyedia alat mesin pertanian (alsintan), pedagang, dan pengusaha.

“Sistem tersebut didukung pengembangan platform digital dalam mendukung ekosistem perkebunan, dan peremajaan sawit rakyat (PSR) melalui program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria),” ujar Andi Nur.

Andi Nur melanjutkan, sejalan dengan tema Bunex, yakni “Era Baru Perkebunan Indonesia, Memperkuat Kesinambungan Usaha Perkebunan melalui Pengembangan Bioindustri”, Ditjen Perkebunan akan memperkuat jalinan kemitraan yang strategis dengan pemerintah daerah, para pelaku industri dan dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, serta elemen-elemen lain di masyarakat

Menurutnya, para pemangku kepentingan perkebunan bioindustri perlu memperkuat dan memperluas jalinan-jalinan kemitraan, baik dalam lingkup nasional maupun global.

“Keseluruhan proses transformasi tersebut hanya akan bermakna apabila berdampak secara konkret pada perbaikan kesejahteraan pekebun. Hal ini merupakan wujud dari aktualisasi keberhasilan dan kesuksesan pembangunan perkebunan Indonesia Maju,” tuturnya.

Mentan SYL dan Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah bersama para pemenang Anugerah Perkebunan Indonesia. DOK. Kementan Mentan SYL dan Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah bersama para pemenang Anugerah Perkebunan Indonesia.

Kementan, lanjut Andi, memberikan apresiasi kepada seluruh insan perkebunan dan pihak terkait lain yang telah turut serta membangun sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan.

“Kami berharap, kerja sama yang baik dari semua pihak terkait dapat terus dilanjutkan, didorong, serta di-update teknologi serta inovasinya demi mewujudkan visi Pertanian Maju Mandiri dan Modern,” kata Andi.

Sebagai informasi, Bunex 2022 memiliki rangkaian acara yang terbagi dalam kegiatan utama dan pendukung. Rangkaian acara tersebut terdiri dari pemberian penghargaan atau anugerah perkebunan, launching Pamigo, PASTI, EKSIS, dan pameran produk perkebunan.

Selanjutnya, focus group discussion (FGD) bertema “Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan dalam Menghadapi Krisis Pangan dan Energi Global” dan “Pengembangan Perkebunan Sagu, Gula Tebu, Gula Non Tebu dalam Menghadapi Krisis Pangan dan Energi Global”.

Terdapat pula talk show “Era Baru Perkebunan Indonesia dan Business Matching” dalam Forum Investasi.

Penyelenggaraan Bunex perdana berhasil mencuri perhatian masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan respons positif dari para pengunjung pameran. Mereka antusias mengulik informasi seputar perkebunan pada acara ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com