Advertorial

Jadi Kado Natal Terindah, 5.071 Warga Desa Terpencil di NTT Bisa Nikmati Aliran Listrik

Kompas.com - 23/12/2022, 17:30 WIB

KOMPAS.com – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menambah sambungan listrik di 15 desa dan 16 dusun di Nusa Tenggara Timur (NTT). Aliran listrik ini dinikmati oleh 5.071 warga desa dan dusun tersebut.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT Fintje Lumembang menjelaskan, demi menghadirkan jaringan listrik yang andal bagi masyarakat, PLN telah membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 68,92 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) 140,45 kms, dan 28 unit gardu listrik berkapasitas 1.400 kilovolt ampere (kVA).

Total, PLN NTT telah berhasil mengaliri listrik bagi 131 desa dengan JTM sepanjang 323,51 kms dan JTR 596,61 kms, 120 unit gardu berkapasitas 5.975 kVA, serta 6 pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sepanjang 2022. Adapun jaringan ini memberikan manfaat bagi 28.023 masyarakat NTT.

“Kami terus berkomitmen untuk mengaliri listrik sampai ke pelosok desa. Peresmian jaringan listrik perdesaan serta penyalaan pelanggan pada 2022 sekaligus menjadi kado Natal dan Tahun Baru dari PLN untuk masyarakat Desa Wae Rasan serta desa lain di NTT,” ujar Fintje dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (23/12/2022).

Fintje menegaskan, PLN akan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur kelistrikan di desa-desa lain yang belum mendapat listrik dan membutuhkan sinergi pemerintah.

Dia juga berharap, kehadiran jaringan listrik tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga dapat mendukung kegiatan produktif warga, seperti pertanian, industri, usaha, dan pendidikan.

Sementara itu, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe turut mengapresiasi langkah PLN. Menurut dia, langkah tersebut dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat NTT. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk segera menyambung listrik.

“Listrik dapat menerangi warga saat beribadah, menenun, dan belajar. Namun, warga diimbau tetap berhati-hati saat menggunakan listrik demi keselamatan bersama,” ujar Jerry.

Salah satu warga Desa Wae Rasan, Sabina, tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan usai mendapat aliran listrik dari PLN. Desa Wae Rasan sendiri termasuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.

“Kehadiran listrik tak lagi membuat kami merasa tertinggal,” ujar Sabina.

Sebelumnya, Sabina harus menggunakan pelita berbahan bambu sebagai sumber penerangan pada malam hari. Padahal, asap yang dihasilkan pelita membuat hidung warga menghitam.

Sementara itu, sebagian warga desa yang memiliki bujet lebih memilih menggunakan genset. Namun, mereka kerap kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk menyalakan genset.

“Terima kasih pemerintah dan PLN telah hadir (di desa kami),” imbuh Sabina.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com