Advertorial

Kompas100 CEO Forum: CEO on Stage-Universitas Indonesia Bahas Krisis Iklim dan Bisnis Berkelanjutan

Kompas.com - 27/12/2022, 18:41 WIB

KOMPAS.com - Dampak permasalahan iklim makin terasa dalam aspek kehidupan masyarakat, termasuk dunia bisnis. Saking pentingnya, sejumlah perusahaan mulai menggalakkan program yang mengusung pendekatan environmental, social, and governance (ESG) demi mendukung pertumbuhan green economy di Indonesia. 

Topik itulah yang diangkat dalam gelaran Kompas100 CEO Forum: CEO on Stage-Universitas Indonesia pada Senin (21/12/2022). Acara digelar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Depok, Jawa Barat.

Sebagai informasi, acara tersebut terbagi dalam dua sesi dan dipandu oleh jurnalis Harian Kompas Karina Isna Irawan. Pada sesi pertama yang bertema “Taking Bold Actions Against Climate Crisis”, krisis iklim dan investasi yang berdampak pada keberlanjutan lingkungan dibahas. Sesi ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk menerapkan prinsip ESG dan green economy. Dengan begitu, bisnis berkelanjutan dapat tercipta.

Salah satu narasumber pada sesi tersebut adalah Senior Investment Associate at East Venture Gavin Adrian. Pada paparan yang bertajuk “Grow Your Sustainable Business”, Gavin menjelaskan bahwa pemilik usaha atau perusahaan harus mempertimbangkan dampak usaha terhadap keberlangsungan lingkungan dan membangun framework bisnis berkelanjutan. 

"Dalam East Venture Sustainability Report 2022, kami tidak hanya menyiapkan dana, tetapi juga memberikan sebuah framework agar model bisnis yang dijalankan juga sustainable," kata Gavin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (27/12/2022).

Sejalan dengan Gavin, President Director Adaro Power Dharma Djojonegoro juga mengatakan bahwa dunia dihadapkan dengan tantangan perubahan iklim global. 

Para pemimpin negara pun sudah bersepakat lewat Paris Agreement 2015 untuk berkomitmen dan terlibat dalam upaya penanganan perubahan iklim. Harapannya, seluruh peserta, terutama yang mewakili negara-negara besar, dapat ikut mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global.

"Sejak revolusi industri, gas rumah kaca yang dihasilkan meningkat setiap hari. Pertanyaannya, mungkinkah kita bisa mencapai masa depan minim karbon di tengah perkembangan teknologi yang kian pesat?" kata Dharma dalam paparannya yang berjudul "How to Achieve a Zero-Carbon Future".

-Dok. Kompas CEO on Stage -

Sementara itu, permasalahan climate crisis juga disinggung oleh Direktur Perencanaan Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertamina New Renewable Energy (NRE) Fadhil Rahman.

Dalam laporannya yang berjudul "Embracing the Energy of the Future", Fadhil menjelaskan komitmen PT Pertamina (Persero) dalam pengupayaan transisi energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

"Sayangnya, banyak masyarakat yang belum aware mengenai agenda (untuk ikut berupaya menangani permasalahan perubahan iklim global) ini. (Masyarakat belum bisa) membayangkan seperti apa sumber energi di masa depan yang akan jauh berbeda dari saat ini," ujar Fadhil. 

Selain dari dunia bisnis, sesi pertama juga diisi oleh perwakilan dari dunia pendidikan, yakni Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah ST, MEng, IPU.

Heri menjelaskan, FTUI turut mempertimbangkan masalah bisnis yang berkelanjutan dengan mengembangkan jiwa entrepreneurship mahasiswa melalui perkuliahan yang diberikan. 

"Mahasiswa kami diberikan skill dasar di bidang teknik agar dapat mengolaborasikan engineering dan bisnis. Tujuannya, agar mereka siap menjadi insinyur yang unggul dan memberikan dampak (positif) pada lingkungan," imbuh Heri.

Usai sesi pertama, Kompas100 CEO Forum: CEO on Stage-Universitas Indonesia dilanjutkan dengan diskusi sesi kedua yang mengangkat pembahasan tentang investasi. Melalui sesi ini, masyarakat diharapkan dapat memahami manfaat penting investasi serta membangun mindset dan berpikir layaknya investor.

Urgensi pemahaman tentang investasi menjadi pembahasan penting pada Kompas100 CEO Forum:CEO on Stage-Universitas Indonesia, terutama sejak pandemi Covid-19. Seperti diketahui, pandemi menyadarkan masyarakat akan pentingnya ketahanan ekonomi dengan berinvestasi. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang salah kaprah tentang investasi karena kurangnya literasi tentang hal tersebut. 

Gavin yang juga menjadi pembicara di sesi kedua turut berbagi ilmu lewat pembahasan “How to Think Like an Investor”. Ia menjelaskan, East Venture melakukan investasi pertamanya kepada William Tanuwijaya pada 2010 yang saat itu baru mendirikan e-commerce Tokopedia. 

"Saat itu, Tokopedia tidak sebesar sekarang. Namun, pola pikir investor East Venture bisa (membantu) memprediksi outlook bisnis di masa depan. Pada akhirnya, East Venture bisa menyaksikan kesuksesan Tokopedia dari startup menjadi unicorn," papar Gavin. 

-Dok. Kompas CEO on Stage -

Pembicara selanjutnya adalah Senior Head of Financial Consultant KoinWorks Willy Sanjaya. Willy memaparkan tentang “Awareness in Investment” serta pentingnya perencanaan keuangan untuk mewujudkan tujuan finansial dan meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih sejahtera. 

Selanjutnya, pembicara terakhir diisi oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI Teguh Dartanto. Ia mengingatkan masyarakat untuk melakukan investasi sebelum tua, jatuh sakit, mengalami kesulitan ekonomi, diganggu kesibukan, dan sebelum meninggal dunia. 

"Melakukan investasi bukan tentang mencari kekayaan instan. Agar investasi dapat memberikan dampak yang berkelanjutan, kita harus memiliki rich mentality yang sebenarnya," jelas Teguh.

Sebagai informasi, Kompas100 CEO Forum: CEO on Stage-Universitas Indonesia merupakakan rangkaian dari Kompas100 CEO Forum Ke-13 Powered by East Venture. Acara ini turut didukung oleh Adaro Energy Indonesia, AIA, Pertamina, PLN, Barito Pacific, Telkom Indonesia, BCA, Danone Indonesia, Sarana Multi Infrastruktur, Vinilon, dan ruparupa.com

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com