Advertorial

Kreativitas Jadi Kunci untuk Tangkap Peluang Bisnis di Era Digital

Kompas.com - 28/12/2022, 17:24 WIB

KOMPAS.com – Era digital membuka kesempatan bagi tiap orang untuk berbisnis. Hanya saja, tidak semua orang bisa meraih peluang itu tanpa adanya kreativitas dan daya juang.

Bahasan tersebut mengemuka pada Rangkaian Kompas100 CEO Forum ke-13 Powered by East Ventures: CEO on Stage Prasetiya Mulya yang digelar di Universitas Prasetya Mulya Jakarta, Selasa (18/10/2022). Acara ini terbagi dalam dua sesi talk show yang dimoderatori oleh jurnalis Harian Kompas Riana A Ibrahim.

Sesi talk show pertama bertema “Unlocking Creative Economy Opportunities” menghadirkan tiga narasumber, yakni Principal at East Ventures Devina Halim, Chief Marketing Officer TipTip Paulina Purnomowati, dan Dosen S1 Bisnis Prasetiya Mulya Sonny Agustiawan.

Sebagai informasi, East Ventures merupakan perusahaan internasional berbasis pembiayaan atau investor, salah satunya TipTip—platform yang menghubungkan kreator dengan customernya.

Sesi tersebut membahas cara menumbuhkan kreativitas dan perannya dalam kehidupan.

“Kreativitas tidak datang dengan sendiri begitu saja. Kreativitas tumbuh dari keberanian menggagas dan menyampaikan ide kreatif itu sendiri,” ujar Devina dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu (28/12/2022).

Sebagai seseorang yang bernaung dalam perusahaan investor, ia mengemukakan bahwa pihaknya berperan untuk membantu merealisasikan dan mengembangkan ide kreatif anak muda untuk menjadi kenyataan.

Terkait kreativitas juga ditanggapi oleh Sonny dari sisi pendidikan. Ia menilai bahwa kreativitas bukan sesuatu yang berasal dari nol.

“Kreativitas itu sudah ada pada diri setiap orang. Dengan demikian, pendidikan memiliki tiga tugas untuk mengembangkan kreativitas ini,” jelasnya.

Adapun tiga tugas pendidikan dijelaskan oleh Sony, yakni memberikan knowledge kepada para anak muda dan menyiapkan wadah agar mereka mampu bereksplorasi mengembangkan kreativitas.

Ketiga, membangun jejaring. Hal ini tidak boleh terlupakan. Sebab, mengembangkan kreativitas dalam sebuah bisnis membutuhkan peran stakeholder," tambahnya.

Sepakat dengan hal tersebut, Paulina menambahkan bahwa kreativitas memang perlu terus ditumbuhkan. Ia pun menanggapi peran kreativitas dalam mencari jalan keluar permasalahan yang ada. Misalnya, tantangan resesi global yang tengah ramai diperbincangkan.

Paulina mengatakan bahwa tantangan tidak akan pernah berhenti terjadi. Namun, ia percaya bahwa setiap tantangan justru mampu menumbuhkan kreativitas.

Talk show sesi pertama Kompas100 CEO Forum ke-13 on Stage Universitas Prasetiya Mulya 

Dok. Harian Kompas Talk show sesi pertama Kompas100 CEO Forum ke-13 on Stage Universitas Prasetiya Mulya

Sebab, semakin besar masalah dan kebutuhan akan mendorong orang berusaha menutupi kebutuhan itu, yakni lewat kreativitas.

“Seperti saat pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang diberhentikan kerja dan sebagainya. Akhirnya, malah muncul ide-ide kreatif yang membantu mereka bisa bertahan hidup,” paparnya.

Sejalan dengan Paulina, Sonny juga menyebut bahwa orang kreatif tidak lahir dari kehidupan yang stabil, tetapi dari lingkungan yang fluktuatif.

“(Siapa yang sangka) pressure membuat orang berpikir lebih keras sehingga mampu memunculkan ide kreatif,” jelasnya.

Peran digital sebagai jalan keluar

Lebih lanjut, Kompas100 CEO Forum ke-13 di Prasetiya Mulya dilanjutkan dengan sesi kedua yang mengangkat tema “Digitalization As Problem Solving Tool”.

Sesi tersebut dihadiri oleh tiga narasumber, yakni Operating Partner at East Ventures David Audy, CEO ruparupa.com Teresa Wibowo, dan Country Director Amazone Web Service (AWS) Indonesia Gunawan Susanto.

Untuk diketahui, ruparupa adalah lini bisnis bagian dari Kawan Lama Group sekaligus e-commerce resmi Ace Hardware, Informa Furnishings, Toys Kingdom, Kawan Lama Sejahtera, dan Krisbow Indonesia. Sementara, AWS merupakan layanan berbasis komputasi awan yang disediakan oleh Amazon sejak 2002.

Talk show sesi kedua Kompas100 CEO Forum ke-13 on Stage Universitas Prasetiya Mulya 

Dok. Harian Kompas Talk show sesi kedua Kompas100 CEO Forum ke-13 on Stage Universitas Prasetiya Mulya

Lewat sesi tersebut, peran teknologi untuk survive di masa resesi menjadi bahasan utama. David mengatakan bahwa cara yang paling tepat untuk survive pada masa resesi adalah melakukan efisiensi dengan menerapkan transformasi digital.

“Agar setiap proses tidak terlalu manual (tidak efisien), (butuh) menerapkan transformasi digital. Misalnya, dengan penggunaan tanda tangan digital,” ujar David.

Sejalan dengan David, Gunawan mengatakan bahwa saat ini, konsumen membutuhkan sesuatu yang cepat dan murah. Pebisnis harus bisa melihat tren itu dan menjadikannya peluang. Oleh karenanya,dibutuhkan cara berpikir inovatif.

Dalam hal tersebut, investasi teknologi dengan pemanfaatan komputasi awan bisa jadi hal yang dipertimbangkan. Penerapan ini dapat mengurangi beban biaya operasional.

Kembali pada David, ia menjelaskan cara melatih berpikir inovatif. Menurutnya, kunci agar dapat berpikir inovatif adalah open minded.

Sayangnya, sebagian orang sering kali mematahkan ide orang lain tanpa mendengarkannya lebih dulu.

“Setidaknya, kalau kita open minded, coba untuk bisa mendengarkan dulu meskipun ide itu belum tentu pas,” jelas David.

Begitu pula dengan Gunawan yang menjelaskan bahwa kunci berpikir inovatif bagi pebisnis adalah jangan pernah merasa lebih tahu kebutuhan konsumen.

“Dapatkan feedback dengan mendengarkan apa maunya konsumen,” sambung Gunawan.

Hal itu pun telah dilakukan ruparupa. Hasilnya, kata Teresa, ada peningkatan daya beli meski tidak sebesar industri lain.

“Bagaimanapun, kami sudah mulai memanfaatkan digitalisasi, melahirkan inovasi, dan mengefisiensi banyak hal," tuturnya.

Adapun beberapa inisiatif pemanfaatan teknologi dijelaskan oleh Teresa. Pertama, chatbot yang membuat mampu mengefisiensi tenaga customer service.

Kedua, staf di toko. Di ACE, konsumen milenial tidak terlalu suka dilayani satu per satu sehingga menjadi keuntungan (bagi kami) untuk tidak menambah staf,” tuturnya.

Meski demikian, cara berpikir inovatif, kata Teresa tak bisa didapat tanpa keberanian untuk mencoba terlebih dahulu.

“Sering dengar jokes anak-anak (zaman sekarang) yang akhirnya jadi semboyan sebenarnya, yaitu impossible we do miracle if we don't try,” tuturnya.

Saat ini, imbuh Teresa, ruparupa sudah berani untuk mencoba agar bisa melahirkan inovasi yang dibutuhkan.

Tangkap peluang

Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Andreas Maryoto selaku perwakilan Harian Kompas mengatakan bahwa Gelaran Kompas100 CEO Forum ke-13 yang diselenggarakan di Universitas Prasetya Mulya memang fokus terhadap bahasan mengenai transformasi digital.

Tema itu diangkat karena pihaknya memprediksi bahwa hal tersebut wajib jadi kemampuan pebisnis untuk melihat peluang pada beberapa tahun yang akan datang.

“Oleh karena itu, Harian Kompas menggandeng berbagai pihak untuk bersinergi membantu setiap orang melihat berbagai peluang yang ada melalui transformasi digital,” tuturnya.

Untuk diketahui, Acara tersebut sebagai rangkaian Kompas100 CEO Forum Ke-13 Powered by East Ventures, didukung oleh Adaro Energy Indonesia, American International Assurance (AIA), serta Pertamina.

Kemudian, Perusahaan Listrik Negara (PLN), Barito Pacific, Telkom Indonesia, Bank Central Asia (BCA), Danone Indonesia, Sarana Multi Infrastruktur, Vinilon, serta ruparupa.com.

Adapun puncak acara Kompas100 CEO Forum ke-13 telah sukses terselenggara di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com