KOMPAS.com - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN bersama warga Desa Siluk, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun Sekolah Sungai Siluk (SSS) untuk dijadikan wadah pelestarian lingkungan dan budaya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, SSS adalah bagian dari program program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan yang berlokasi di Desa Selopamioro Kapanewon Imogiri, Bantul.
Kehadiran sekolah tersebut diharapkan dapat menjadi tempat terpadu untuk pemberdayaan pemuda dalam rangka menyelamatkan lingkungan serta melestarikan kesenian dan kebudayaan.
Selain itu, SSS juga diharapkan dapat menjadi tempat tujuan wisata edukasi, kampung PLN Mobile, dan pionir kendaraan listrik.
"SSS mampu mendapatkan penghargaan bukan hanya karena fisik semata, tapi juga karena ada tautan batin dan niatan untuk menghadapi tantangan apa pun. Saya di sini bisa merasakan semangatnya seperti apa dan itulah hakikat dari SSS," ujar Darmawan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (29/12/2022).
Darmawan menambahkan, dirinya sangat mengapresiasi antusiasme masyarakat dan kinerja dari para pengelola SSS. Dirinya juga mengaku kagum melihat upaya yang dilakukan oleh pengelola dalam merawat semua siswa yang ada dalam naungan sekolah tersebut.
"Saya tersentuh melihat perjuangan pengelola untuk mengangkat bentang alam berupa air dan budaya dengan merawat anak-anak di sini. Itu dilakukannya agar anak-anak tetap semangat dalam kondisi apa pun dan tetap berusaha agar kehidupan di masa depan lebih baik daripada masa kini," kata Darmawan.
Sikap tersebutlah yang dikatakan Darmawan sesuai dengan semangat yang dimiliki oleh PLN dan membuat pihaknya mau bekerja sama melalui program PLN Peduli sejak 2019.
Adapun di awal pendirian SSS, PLN memulainya dengan melakukan pembangunan infrastruktur dasar, mulai dari joglo dan toilet.
Kemudian, upaya tersebut dilanjutkan melalui pembangunan jalan, flooring lantai, dan sejumlah fasilitas edukasi pada 2020.
Adapun pada 2021, PLN memberi bantuan berupa sepeda listrik, daya listrik,dan wireless fidelity (WiFI).
Saat ini, keberadaan SSS pun telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas tambahan, seperti perpustakaan, e-library, taman bermain, galeri, dan kafe.
"Semangatnya sama, mereka hadir untuk menerangi kehidupan di sini. Tugas PLN juga menerangi Indonesia. Jadi, semangatnya sama-sama menerangi. Di sini, ada suatu resonansi dan kesamaan pandangan, maka kolaborasi ini menjadi hebat dan luar biasa," terang Darmawan.
Tak hanya Sungai Siluk Yogyakarta, PLN terus berupaya untuk melakukan pengembangan di berbagai wilayah di Indonesia.
Komitmen tersebut menjadi upaya perseroan dalam mewujudkan prinsip Environment, Social dan Government (ESG) pada tiap lini bisnis.
Berawal dari bantuan perbaikan
Salah satu pengelola SSS, Kuwat, menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan PLN awalnya bertujuan untuk memperbaiki kerusakan sekolah yang diakibatkan banjir bandang pada 2017.
Adapun bantuan yang diterima pihaknya tak hanya dalam bentuk material, tetapi juga pendampingan dan pembinaan masyarakat.
"PLN mengajak kami pindah dari kolong jembatan ke pinggir sungai. Kami pun menerima tawaran PLN demi keselamatan anak-anak dan pengunjung. Alhamdulillah, setelah kami pindah, anak-anak jadi semakin betah belajar," ujar Kuwat.
Kuwat menambahkan, setelah mendapat dukungan PLN, program-program yang ada di SSS terus bertambah dan bertumbuh.
Kehadiran SSS juga membuat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, pertumbuhan ekonomi, serta minat seni dan budaya semakin baik.
"Saya mewakili teman-teman SSS menyampaikan banyak terima kasih kepada PLN dan semua tim yang terlibat. Tentu masih banyak mimpi yang ingin kami capai. Semoga apa yang kami lakukan bisa berdampak positif untuk masyarakat luas," kata Kuwat.
Selain itu, kata Kuwat, kehadiran SSS juga telah menjadi inspirasi bagi sejumlah pihak untuk mengembangkan tempat edukasi serupa di lokasi lainnya.
Apalagi, SSS tidak membebankan biaya kepada para siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
Saat berada di lingkungan sekolah, baik siswa maupun wali kerap melakukan berbagai kegiatan di kelas, seperti melukis dan menari. Mereka hanya diminta untuk membawa botol bekas ketika masuk kelas.
Oleh karena itu, SSS pun kerap dijadikan rujukan oleh mahasiswa ataupun komunitas dalam melakukan penelitian ilmiah, mulai dari skripsi, tesis, hingga magang.
"Kami senang dapat menginspirasi teman-teman daerah lain yang pernah berkunjung. SSS pernah menjadi tempat rujukan mahasiswa ataupun komunitas, di antaranya untuk magang sembilan kali, skripsi tujuh kali, dan tesis dua kali. Belum lama ini, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Surabaya melakukan program pengabdian masyarakat," kata Kuwat.
Berkat prestasi tersebut, SSS pun berhasil meraih penghargaan nasional dan internasional pada bidang pendidikan, lingkungan, dan kebudayaan.
Penghargaan tersebut, di antaranya penghargaan tertinggi Platinum dalam Indonesian Sustainable and Development Award 2022, Indonesia Green Award (IGA) Kategori penyelamatan sumber daya air 2019 serta Juara 3 tingkat Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kategori Tempat Belajar Mengajar (TBM) Kreatif Rekreatif.
Selain itu, kehadiran SSS mampu mendongkrak roda ekonomi masyarakat sekitar Siluk hingga mencapai Rp 1,3 miliar.
“Saya mewakili teman- teman SSS menyampaikan banyak terima kasih kepada PLN dan semua tim yang terlibat selama ini," jelas Kuwat.